Peran Sociopreneur dalam mewujudkan SDGs
Pemberdayaan masyarakat menjadi perhatian dunia dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat saat ini menjadi tantangan untuk meningkatkan taraf hidup dalam globalisasi dan persaingan saat ini. Pemberdayaan masyarakat merupakan strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat dalam upaya mendayagunakan kekuatan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ini juga sesuai dengan program SDGs yang saat ini sedang dilaksanakan di seluruh dunia. Program SDGs yang merupakan kelanjutan dari program MDGs, diharapkan bisa tercapai keberhasilannya pada tahun 2030. Pada dasarnya MDGs dan SDGs memiliki kesamaan tujuan yang sama. Yakni, SDGs meneruskan cita-cita luhur MDGs dengan perhatian pada penanggulangan kelaparan dan kemiskinan di dunia. Salah satu keberhasilan program SDGs ini adalah adanya kontribusi dari para sociopreneur. Sociopreneur atau wirausaha sosial berperan penting dalam pengentasan kemiskinan. Sociopreneur, khususnya sociopreneur muda, berperan sangat penting untuk mencapai SDGs karena secara kolektif mereka mewakili generasi baru pemimpin yang bersemangat, yang berfokus pada perubahan dalam skala besar. Sociopreneurship adalah pendekatan oleh individu, kelompok, perusahaan baru atau pengusaha, di mana mereka mengembangkan, mendanai dan menerapkan solusi untuk masalah sosial (masyarakat), budaya, atau lingkungan. Jika seorang entrepreneur/perusahaan biasanya mengukur kinerja menggunakan metrik bisnis seperti laba, pendapatan, dan kenaikan harga saham. Sedangkan, sociopreneur adalah individua atau organisasi nirlaba, yang mengintegrasikan tujuan perusahaan yang menghasilkan laba dan memiliki kepedulian terhadap masyarakat, dengan cara pemberdayaan masyarakat. Sehingga sociopreneur biasanya mencoba untuk memperluas tujuan sosial, budaya, dan lingkungan yang sering dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan seperti yang tercantum dalam 17 indikator SDGs.Fenomena sociopreneur sekarang ini berkembang dikalangan milenial. Para milenial percaya bahwa menjadi sociopreneur merupakan solusi untuk melakukan bisnis sekaligus mengatasi permasalhan yang terjadi dalam konteks sekaligus pemberdayaan masyarakat. Sehingga ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh para sociopreneur muda untuk lebih inovatif dalam mendukung program SDGs antara lain, para sociopreneur dapat memunculkan ide-ide bisnis yang bersifat sosial yang timbul dari permasalahan masyarakat. Ide bisnis seorang sociopreneur biasanya dapat ditemukan dari permasalahan yang ada disekitarnya. Sehingga bisnis yang dibangun menjadi solusi untuk mengatasi dampak permasalahan tersebut. Contohnya pada saat di masyarakat sekitar terjadi masalah penanganan sampah maka seorang sociopreneur dapat menawarkan solusi misal membuat kerajinan tangan yang bahan baku utamanya adalah dari sampah dan melibatkan masyarakat dari pembuatan dan dapat diperluas sampai dengan pemasarannya. Sebelum memulai bisnis, seorang sociopreneur perlu mencari informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalahnya. Kemudian berdasarkan informasi tersebut, ia dapat memperkirakan, apa akibat dari masalah tersebut, baik dari segi material maupun sosial. Setelah mengetahui permasalahan yang muncul di masyarakat, maka seorang sociopreneur perlu memikirkan, solusi apa yang memiliki nilai bisnis dan dapat menjadi jawaban untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusinya adalah apa yang akan menjadi produk yang ditawarkan. Setelah masalah dan solusinya sudah ditemukan, selanjutnya sociopreneur akan melakukan tes model bisnis untuk mengetahui seperti apa proses bisnisnya. Ini akan membantu seorang sociopreneur mempelajari bisnis secara keseluruhan, mulai dari produksi hingga penjualan hingga catatan penjualan.Cari mitra yang memiliki visi yang sama. Untuk memperluas jaringan bisnis Anda, Anda perlu mengundang orang-orang yang memiliki visi yang sama untuk menjadi mitra bisnis. Kehadiran rekan bisnis menjadi penting agar Anda bisa bertukar pikiran dan mengatasi tantangan yang muncul.
Comments :