Konsep dasar supply chain tumbuh dari konsep value chain, yang mencakup inbound logistic, proses inti, dan outbound logistic. Fungsi lainnya, seperti sumber daya manusia, sistem informasi, dan pembelian, mendukung proses inti dari supply chain. Sistem operasi, pembelian, logistik, dan pemasaran adalah sistem utama dalam supply chain. Kegiatan inti dari supply chain dimulai dari kegiatan hulu, proses inti, dan kegiatan hilir. Kegiatan di hulu adalah pemasok dan manajemen pembelian, yang terkait dengan suku cadang maupun komponen yang digunakan dalam produksi. Hilir adalah pemasaran dan manajemen hubungan pelanggan. Sedangkan  logistik dan manajemen kualitas digunakan untuk mengoptimalkan kinerja di seluruh seluruh supply chain. Integrasi dari fungsi dan sistem di dalam supply chain menghasilkan peluang penghematan biaya seiring dengan peningkatan kualitas dan layanan.

Aktivitas Manajemen Kualitas dalam Supply Chain

Ada banyak aktivitas yang penting terkait kualitas yang merupakan bagian dari supply chain management. Aktivitas dalam manajemen kualitas bisa dikelompokkan dalam tiga aktivitas utama yaitu pengelolaan kualitas (quality management), penjaminan mutu (quality assurance), pengendalian kualitas (quality control) di mana aktivitas ini saling terkait satu dengan yang lain dan di dalam implementasinya selalu mengalami perbaikan terus menerus.

Dalam mengelola kualitas diperlukan berbagai kriteria terkait pemenuhan kualitas salah satunya dengan mengunakan Total Quality Management (TQM) yang berdasarkan pada ISO 9000 dengan mengunakan  sistem  Enterprise Resource Planning (ERP) yang membutuhkan proses integrasi antar berbagai fungsi dalam supply chain. Total Quality Management (TQM) merupakan pendekatan yang berupaya meningkatkan kualitas dan kinerja yang akan memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan semua fungsi dan proses terkait kualitas di seluruh perusahaan.

TQM melihat keseluruhan ukuran kualitas yang digunakan oleh perusahaan termasuk mengelola desain dan pengembangan kualitas, pengendalian dan pemeliharaan kualitas, peningkatan kualitas, dan jaminan kualitas.

Sehingga dari penjelasan di atas tersebut perlu adanya integrasi antara manajemen mutu dan supply chain management yang kemudian dikenal dengan konsep Supply Chain Quality Management (SCQM).  SCQM melibatkan pengiriman produk atau layanan dengan kualitas terbaik kepada klien melalui manajemen kualitas kolaboratif supply chain oleh anggotanya, seperti pembeli dan pemasok.

Dengan kata lain, untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan meningkatkan kinerja bisnis, perusahaan harus memantau efisiensi internal mereka dan secara bersamaan mengelola perusahaan dalam rantai atau jaringan mereka. Manajemen kualitas tidak hanya tentang menemukan dan mengoreksi cacat produksi tetapi juga tentang mencapai kualitas di seluruh organisasi dan jaringan supply chain, yang memengaruhi perusahaan di dalam jaringan. Sehingga Infrastruktur yang tepat adalah dasar untuk melaksanakan SCQM. Kepemimpinan dan struktur organisasi disorot sebagai aspek kunci untuk keberhasilan SCQM  Sehingga diharapkan kepemimpinan berdampak positif pada implementasi TQM dan mitra supply chain.

Di samping itu, yang juga perlu mendapat perhatian yaitu mengenai  manajemen risiko di TQM dan SCM. Manajemen risiko melibatkan kolaborasi antara mitra supply chain  melalui pertukaran informasi untuk mengurangi  manajemen risiko secara bersama-sama. Selain itu, dengan menilai manajemen risiko, diharapkan peluang untuk mendukung pengelolaan aktivitas supply chain dengan mengkomunikasikan dan berbagi informasi dengan berbagai metode yang andal dapat mengurangi berbagai risiko yang timbul.


(Baca juga: Orientasi Manajemen Pemasaran)