Selama ini kita sering mendengar istilah siklus hidup produk (product life cycle). Siklus hidup produk menggambarkan fase hidup produk mulai dari tahap perkenalan hingga tahap penurunan. Pemahaman mengenai siklus hidup produk akan membantu wirausahawan dalam menentukan strategi yang akan diterapkan untuk memperpanjang usia produknya di pasar. Namun, akan lebih apabila wirausahawan tidak hanya memiliki pengetahuan tentang siklus hidup produk; tetapi juga perlu memahami siklus hidup usaha bisnis (venture life cycle).

            Literatur yang disusun oleh Leach (2018) menjelaskan bahwa usaha bisnis memiliki siklus yang menggambarkan perjalanan hidup usaha tersebut. Perbedaan siklus hidup usaha bisnis dengan siklus hidup produk terletak pada objeknya. Siklus hidup produk fokus kepada usia hidup produk, sedangkan siklus hidup usaha bisnis berfokus pada pertumbuhan pendapatan dan pembiayaan. Siklus hidup produk fokus kepada formulasi strategi untuk memperpanjang usia hidup produk; tetapi siklus hidup usaha bisnis berusaha memformulasikan strategi tentang peningkatan pendapatan dan penentuan sumber pembiayaan di tiap fase hidup usaha tersebut. Adapun lima tahapan siklus hidup usaha bisnis, yaitu:

  1. Development stage merupakan tahap dimana wirausahawan mulai mengubah ide bisnis menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Fokus kegiatan di tahap ini adalah mengembangkan peluang bisnis. Meskipun masih berorientasi pada pengembangan peluang bisnis, namun pada tahap ini tetap memerlukan aktivitas pembiayaan. Pada fase ini belum ada pendapatan atau arus kas masuk yang dihasilkan. Sumber pembiayaan yang umumnya digunakan adalah aset pribadi yang dimiliki oleh wirausahawan atau pinjaman dana dari keluarga dan teman.
  2. Start-up stage merupakan tahap dimana usaha bisnis rintisan mulai terorganisasi dengan baik, mulai dikembangkan dengan baik, dan mulai ada pendapatan awal yang dihasilkan. Pendapatan mulai dihasilkan ketika usaha bisnis siap beroperasi untuk menjual produknya. Fokus kegiatan di tahap ini adalah mengumpulkan sumber daya; karena kegiatan operasional sudah siap dijalankan dan transaksi bisnis sudah mulai dilakukan. Sumber pembiayaan yang dapat digunakan di tahap ini adalah dari business angels dan perusahaan modal ventura. Wirausahawan sebaiknya mencari informasi mengenai kelebihan dan kekurangan menggunakan business angels dan perusahaan modal ventura sebagai sumber pembiayaan; meskipun tidak menutup kemungkinan kedua sumber pembiayaan tersebut dapat digunakan sekaligus.
  3. Survival stage merupakan tahap dimana pendapatan mulai bertumbuh tetapi belum mampu menutupi semua biaya operasional. Fokus kegiatan di tahap ini adalah mengelola kegiatan operasional. Pendapatan dari kegiatan operasional sudah mulai bisa digunakan sebagai sumber pembiayaan. Selain itu, tahap ini masih bisa menggunakan perusahaan modal ventura sebagai sumber pembiayaannya dan beberapa alternatif lain seperti suplier dan konsumen, bantuan hibah dari pemerintah, atau pinjaman bank.
  4. Rapid-growth stage merupakan tahap dimana pendapatan dan arus kas mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi. Sumber pembiayaan yang digunakan masih sama dengan survival stage, namun di tahap ini usaha bisnis dapat menggunakan bank investasi sebagai alternatif pembiayaan. Strategi yang paling baik adalah usaha bisnis berupaya memperpanjang durasinya di tahap ini.
  5. Maturity stage merupakan fase akhir dimana pertumbuhan pendapatan dan arus kas mulai melambat. Usaha bisnis masih bisa menggunakan sumber pembiayaan seperti pada rapid-growth stage.

Demikian penjelasan singkat mengenai siklus hidup usaha bisnis. Semoga artikel ini menambah pengetahuan mengenai siklus hidup usaha bisnis rintisan serta sumber pembiayaan yang sebaiknya digunakan.

Sumber:

Chris Leach. (2018). Entrepreneurial Finance. 06. Cengage Learning. Boston. ISBN: 9781305968356.