Muhmmad Alwi Dahlan adalah seorang tokoh politik Indonesia yang juga dikenal sebagai bapak ilmu komunikasi Indonesia. Alwi Dahlan pernah menjadi menteri penerangan pada masa Presiden Soeharto. Tahun 1961 ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di American University, Washington DC. Setelah itu Alwi Dahlan mengambil gelar Master of Arts dalam bidang ilmu komunikasi di Universitas Stanford pada tahun 1962. Tepat pada tahun 1967, ia meraih gelar doktor di Universitas Illinois, Amerika Serikat.

Pria kelahiran Padang ini sukses menjadi orang pertama di Indonesia yang memiliki gelar doktor ilmu komunikasi. Padahal saat itu masih banyak orang yang belum begitu paham mengenai komunikasi massa. Dahulu bidang komunikasi adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan baru dari Amerika Serikat yang memiliki pengertian dan definisi luas dari ilmu jurnalistik serta publikasi yang berkiblat pada Jerman. Tak heran masyarakat kita masih banyak yang belum memahami ilmu ini. Hal tersebut membuatnya dijuluki sebagai pakar dan guru besar komunikasi massa.

Saat menempuh sarjana di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, Alwi Dahlan menghabiskan waktunya untuk menjadi aktivis di organisasi sosial dan bergabung dalam ikatan sarjana komunikasi Indonesia. Pada organisasi itu ia diberi kesempatan untuk menjadi ketua umum. Masih banyak organisasi lainnya yang ia ikuti seperti HIPIIS (Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial) dan PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia). Karena belum adanya jurusan ilmu komunikasi pada saat itu, Alwi Dahlan beserta teman-temannya menyalurkan bakat menullisnya di penerbit kampus dan forum mahasiswa sebelum akhirnya mendirikan sendiri Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia pada tahun 1958.

Profesor Alwi Dahlan juga memiliki prestasi gemilang dalam pembuatan skenario film. Salah satu karya skenario film buatannya yang terkenal adalah adalah Harimau Tjampa, Tiga Dara, dan masih banyak lainnya. Film Harimau Tjampa sempat medapat penghargaan sebagai peraih skenario film terbaik pada festival film Indonesia tahun 1958, sama halnya dengan film Tiga Dara. Kesuksesan karya-karyanya tak lepas dari bantuan dan kerja sama sang paman yang juga seorag sutradara, Umar Ismail. Penghargaan dari festival film asia pasifik juga diraihnya melalui film Tamu Agung. Tak berhenti sampai di situ, Alwi Dahlan juga pernah menulis buku cerita anak-anak yang berjudul “Pistol si Mancil” dan di angkat menjadi film dengan judul “Jenderal Kancil”.

 

Penulis: Raihan Amalia Yasmin (Binusian Communication 2021)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.