Pernah melakukan hal ini?

Kalau bisa dikerjakan esok, kenapa harus dikerjakan sekarang. Nanti dulu lah.

Akan lebih menantang kalau dikerjakan mendekati deadline, the power off kepepet. Nanti dulu lah.

“Nanti dulu” atau menunda-nunda pekerjaan dikarenakan kemalasan atau merasa memiliki banyak waktu sehingga merasa suatu pekerjaan masih bisa ditunda disebut dengan “Prokrastinasi”. Istilah tersebut berasal dari Bahasa laltin Procastinare, dimana “pro” artinya bergerak maju dan “crastinus” artinya memilih hari esok. Manajemen waktu dan kemampuan mengukur skala prioritas menjadi masalah utama para Prokrastinator.

Dua hal yang menjadi pemicu atas prokrastinasi adalah karakteristik tugas dan karakteristk personalitas. Karakteristik tugas adalah terkait karakter pekerjaan atau tugas yang dikerjakan. Jika dirasa sulit, ada kecenderungan orang akan menunda untuk mengerjakannya. Karakteristik personalitas bisa berupa kurang percaya diri, penuh alasan, moody, sehingga menyebabkan orang akan cenderung menunda pekerjaannya. Mirisnya, para prokrastinator tidak menyadari bahwa perilaku mereka dapat menyebabkan menurunnya citra diri dan kehilangan kesempatan serta peluang yang datang.

Dalam dunia bisnis, kehilangan kesempatan dan peluang merupakan kerugian. Mungkin perilaku prokrastinasi ini menjadi salah satu penyebab rendahnya angka pertumbuhan entrepreneur di Indonesia. Kemampuan mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang terukur merupakan ciri seorang entrepreneur dan prokrastinasi sangat bertentangan dengan ciri tersebut.

Prokrastinasi bukan merupakan penyakit turunan atau berasal dari genetika, namun lingkungan yang memicu timbulnya perilaku ini. Merujuk pada data yang dipublikasikan oleh Kompasiana.com (2011), sebesar 20% penduduk Indonesia mengidentifikasi dirinya mengidap prokrastinasi. Sebegitu berbahaya prokrastinasi, berikut beberapa tips mengatasinya:

  1. Menetapkan Tujuan Utama

Menetapkan tujuan utama dapat menjaga diri agar tetap fokus dan terarah. Dalam dunia bisnis, fokus pada tujuan menjadi hal penting yang harus dimiliki entrepreneur. Meskipun dikenal istilah pivot dalam bisnis, namun tidak menjadi hal yang absolut dibenarkan jika tiba-tiba banting setir jika tidak mampu mengidentifikasi peluang baru yang akan dikejar dengan berbagai pertimbangan yang terukur.

  1. Menguraikan Hal Yang Rumit Menjadi Sederhana

Jika prokrastinasi dikarenakan karakteristik pekerjaan yang kemudian berdampak pada karakteristik idividu, maka penting untuk mengurai hal-hal yang terlihat rumit menjadi lebih sederhana untuk dikerjakan. Menyederhanakan sesuatu yang rumit dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan utama yang telah ditentukan sebagai ujungnya.

  1. Menyusun To Do List

Karakteristik personal prokrastinator terkadang dikarenakan tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan. Menyusun pekerjaan apa saja yang perlu dilakukan menjadi penting agar setiap harinya dapat diukur dan dievaluasi sudah sedekat apa kondisi saat ini dengan tujuan utama yang telah ditentukan diawal.

  1. Membuat Deadline

Tidak dapat dibayangkan apabila sebuah pekerjaan tidak memiliki deadline. Prokrastinasi menyerang mereka yang tidak memberikan deadline atas apa yang mereka kerjakan. Menentukan batas akhir waktu yang diberikan pada sebuah pekerjaan dapat mengatasi perilaku prokrastinasi.

Selain prokrastinasi, penuh alasan atau terlalu banyak kata “tapi” juga menjadi musuh yang harus segera ditumbangkan jika ingin menjadi pribadi yang sukses. Terlalu banyak beralasan membuat individu tidak dapat tumbuh dan adaptif terhadap kondisi saat ini yang terus berkembang. Perlu diingat bahwa entrepreneur adalah pembelajar seumur hidup. Jadi mari kalahkan dua hal ini, “nanti” dan “tapi”, agar dapat menjadi entrepreneur hebat.