Di zaman sekarang hampir semua orang melakukan Computer Mediated Communication atau CMC setiap hari. Berkirim pesan melalui aplikasi chat, berbalas pesan di forum daring, dan berteman di media sosial adalah contoh sederhana dari CMC. Jenis komunikasi yang dilakukan dengan bantuan komputer ini sebenarnya sudah ada sejak masa perang dunia ke 2, bersamaan dengan ditemukannya komputer digital pada awal tahun 1960-an. Saat itu komputer hanya digunakan untuk mengirim data dan memproses informasi. Baru di tahun 1990- an muncul internet yang menjadi penjembatan komunikasi manusia yang terpisah jarak dan waktu. Adanya cara dan teknologi baru dalam berkomunikasi ini membuat para ahli mulai mengkaji bidang CMC.

 Secara teoritis, CMC adalah proses komunikasi manusia melalui penggunaan 2 atau lebih komputer yang melibatkan manusia dalam konteks tertentu. CMC memelajari bagaimana perilaku manusia dapat dibentuk melalui pertukaran infromasi melalui media computer serta internet. Dengan adanya internet, komunikasi dapat terjadi secara bebas dan manusia bisa berkomunikasi secara interpersonal atau bahkan secara massa.

                Penerapan CMC seharusnya sudah tidak asing lagi bagi kehidupan sehari-hari kita, terutama generasi muda. Pada media sosial seperti Facebook, Youtube, Twitter, dan Instagram kita bisa terhubung dengan begitu banyak orang di berbagai tempat. Sedangkan aplikasi chatting seperti WhatsApp, Line, dan Telegram membuat kita bisa intens bertukar kabar juga dengan keluarga dan orang-orang terdekat.

Tak seperti jenis komunikasi yang lain, CMC memiliki keunikan tersendiri. Dalam CMC terdapat karakteristik yang tidak dijumpai dalam tipe komunikasi lain misalnya fitur emoji, gif, dan emotikon. Penggunaan simbol-simbol ini baru muncul ketika kita mulai memakai aplikasi pertukaran pesan. Meski dapat mendukung komunikasi dan memberi bumbu pada percakapan, terkadang pemahaman yang berbeda pada satu emoji bisa menyebakan miskomunikasi. Ini hanyalah salah satu contoh mengapa CMC adalah bidang baru yang masih perlu digali oleh para ahli.

Contoh lain keunikan CMC adalah adanya jeda. Ketika sudah mengirim pesan, kita tidak tahu apakah pesan itu sudah pasti diterima dan dibaca oleh lawan bicara kita. Bisa saja orang itu tidak membaca atau tidak menerima pesan karena adanya ganggunan pada koneksi.  Karena hal-hal semacam inilah kita perlu lebih berhati-hari ketika berkomunikasi secara CMC.

 

Penulis: Raihan Amalia Yasmin (Binusian Communication 2021)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.