Di era Industri 4.0 disruptif terus terjadi hampir ke semua sektor, termasuk saat ini ketika ada penerapan WFH (Work From Home).

CoVid-19 yang berasal dari Wuhan telah mengakibatkan banyaknya korban jiwa, dari hari ke hari terjadi kenaikan baik penderita maupun korban yang meninggal secara eksponensial.

Semua orang terpana dan terkejut, karena kejadian seperti ini adalah kejadian baru, bahkan bagi sebagian orang mengalami cemas dan panik secara tidak terkontrol.

Dari negara maju hingga hingga ke negara berkembang mengalami kecemasan yang berlebih, karena virus ini adalah sesuatu yang baru, bahkan tidak ada ahli yang paham akan virus ini secara 100%.

Adanya virus ini mengakibatkan terjadinya disrupsi, mau tidak mau semua orang harus mampu beradaptasi untuk menghadapinya.

Segala hal dicoba dan diterapkan, mulai lockdown hingga penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dalam arti harafiah berarti sama.

Karena terjadi pembatasan aktifitas fisik secara total, manusia sebagai mahkluk sosial perlu berinteraksi dengan sesama.

Perkantoran dari swasta hingga ke pemerintahan dipaksa beradaptasi untuk melakukan pertemuan secara virtual, tidak ada lagi pertemuan secara tatap muka.

 

Semua orang mengalami syok dan kebingungan, bagimana caranya, bagaimana metodanya, apa yang harus dilakukan.

Sebenarnya banyak sekali pilihan media untuk bertatap muka secara virtual, seperti google hangout, microsoft teams, cisco webex hingga platform chatting.

Namun yang terjadi adalah booming penggunaan zoom, dibuat oleh Eric Yuan (salah seorang mantan pekerja dari Cisco Webex)

Perusahaan zoom didirikan pada 2011, kemudian mengeluarkan produk pertama pada 2013, dan menjadi startup unicorn dengan valuasi perusahaan senilai 1 juta dollar pada 2017.

Dan sejak kemunculan CoVid-19 penggunaan aplikasi ini melonjak secara tajam.

 

Banyak kalangan menggunakan zoom karena faktor kemudahan penggunaan, lebih ringan dari aplikasi yang lain, hingga menawarkan 40 menit video konferen secara gratis.

Ditambah ketika awal booming penggunaan aplikasi video konferen, terjadi banyak layanan tumbang, seperti microsoft teams tumbang karena banyaknya pengguna di Eropa.

Sehingga pamor zoom menjadi menanjak, hampir semua kalangan hingga bahkan pada bidang pendidikan menggunakan aplikasi ini.

Dalam benak sebagian orang, pemakaian 40 menit adalah cukup, dan jika kurang cukup membuat room lagi.

 

Pada awal menggunakan aplikasi ini, kesan pertama adalah enak dan mudah. Adanya layanan 40 menit gratis dan ringan serta tidak mengkonsumsi bandwith secara berlebih adalah kelebihan aplikasi ini.

Namun seiring waktu, ada beberapa hal yang mengganggu benak saya, antara lain:

  1. Tidak semua orang mampu untuk bertanggung jawab host sebuah video konferen.
  2. Perlu adanya campur tangan dari administrator untuk melakukan pengaturan, dimana jika ada 30 room dengan hanya ada 1 arau 2 administrator, jumlah yang timpang.
  3. Setiap orang dapat masuk ke room tanpa menggunakan password sebagai autentifikasi
  4. Setiap peserta dapat melakukah share layar tanpa autentifikasi dari host.

 

Dan ternyata banyak sekali kejadian pada penggunaan aplikasi ini, bahkan saat ini beberapa perusahaan besar telak melakukan ban untuk aplikasi ini.

Beberapa kantor pemerintahan juga memutuskan tidak menggunakan zoom kembali.

 

Dari sisi teknikal, zoom secara aktif terus melakukan pembaruan untuk mengatasi banyaknya celah.

jika kita lihat pada website resmi zoom, zoom secara terbuka menginformasikan semua pembaruan pada patch.

Kita dapat melihat pembaruan aplikasi ini sejak 2012, bahkan sejak aplikasi ini belum digunakan dalam skala luas.

Dan puncaknya, sejak maret 2020 pembaharuan dilakukan secara intens untuk memperbaiki semua celah yang muncul.

Dalam dunia IT, hal ini seperti dua sisi pisau. Dengan menginformasikan adanya perbaikan maka zoom dapat dianggap bagus, karena secara responsif memperbaiki celah secara terbuka.

Namun dilain sisi hal ini dapat mengundang pihak yang tidak bertanggung jawab, untuk melakukan eksplorasi celah keamanan yang lain.

 

Saat ini, pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh pengguna adalah : apakah zoom aman?

Untuk menjawab pertanyaan ini sangat sederhana, apakah anda merasa aman saat menggunakan whatsapp?

Karena kedua aplikasi tersebut mempunyai banyak kesamaan, sama sama media komunikasi, setiap orang dapat menggunakan secara bebas dan gratis.

Apakah whatsapp aman? apakah whatsapp tidak mempunyai celah? Menurut saya jawabannya adalah sama saja, tidak ada aplikasi yang aman.

 

Pertanyaan berikut, bagaimana kita bisa “merasa” aman saat menggunakan aplikasi tersebut?

Kuncinya sederhana, anda sebagai pengguna harus sadar, dan ekstra hati-hati.

Zoom sebagai aplikasi video konferen, wajib membutuhkan administrator yang mampu memperhatikan setiap orang yang masuk, sekaligus mampu menemukan hal hal yang aneh.

 

Untuk isu dan berita mengenai apakah zoom dapat membajak smartphone, sudah ada berbagai klarifikasi bahwa itu hoax.

Sebenarnya hal tersebut mampu dilakukan oleh zoom, akan tetapi harus atas otorisasi pengguna, dan aplikasi sedang melakukan video konferen.

Dan kunci untuk mengatasi permasalahan di smartphone adalah gunakan aplikasi resmi dari google play, dan pastikan  zoom yang anda gunakan telah teregistrasi.

 

Namun, secanggih dan sehebat apapun aplikasi yang anda gunakan, apabila pengguna tidak dapat menguasai dengan baik, dapat menimbulkan pemasalahan.