Selain empat channel yang sudah dibahas di atas, kita juga perlu memperhatikan konteks dalam berkomunikasi. Satu pesan yang sama dapat memiliki makna berlainan dalam konteks berbeda. Misalnya dalam konteks hubungan interpersonal antara dua kawan karib, kalimat, “Besok malam minggu ke rumahku ya” tidak memiliki makna apapun selain ajakan biasa. Namun bayangkan bila hal ini dikatakan oleh seorang bos pria pada sekretaris perempuannya. Konteks yang berbeda membuat dua kalimat ini memiliki arti yang sama sekali tak sama.

Penjelasan tadi menunjukkan bahwa miskomunikasi adalah hal yang sangat mungkin terjadi ketika kita tidak menyadari keempat channel komunikasi tadi. Sebagian besar orang hanya fokus pada channel konten saja tanpa mempertimbangkan tiga channel lainnya. Contohnya, orang terkadang membaca atau mendengarkan konten tanpa melihat bagaimana meta dan emosi lawan bicaranya. Hal ini sangat rentan menimbulkan miskomunikasi.

Lantas bagaimanakah cara kita dapat terhindar dari miskomunikasi dalam berkomunikasi?

  1. Mintalah feedback dari lawan bicara untuk memastikan apa yang kita katakan telah ia terima dengan benar. Kita bisa juga meminta mereka mengulangi perkataan kita karena hal ini dapat membuat mereka memproses pesan dengan lebih mendalam.
  2. Komunikasikan maksud dan tujuan secara jelas. Lebih baik komunikasikan infomasi secara langsung dan to the point agar lebih mudah dipahami. Banyak orang yang masih sering berbicara ‘ke mana-mana’ atau melebar ke topik-topik lain yang tidak penting sehingga sang pendengar akhirnya malah kebingungan karena tak tahu ujung-pangkalnya.
  3. Dalam posisi penerima informasi, kita harus memahami pesan yang disampaikan dengan memperhatikan keempat channel yang sudah dibahas. Selalu perhatikan lawan bicara dengan seksama agar kita bisa mengatahui apa meta dari pesan yang mereka sampaikan. Bila kita menggunakan media perantara seperti aplikasi chatting, coba perhatikan emoji yang dipakai. Bisa juga kita menelepon lawan bicara tersebut apabila perlu melakukan klarifikasi satu hal yang penting.
  4. Terakhir, jangan pernah ragu atau malu untuk bertanya bila ada hal yang terasa mengganjal. Dalam berkomunikasi idealnya semua pihak bersikap aktif sehingga pembicaraan bersifat interaktif. Bila hanya ada satu orang yang terus berbicara dan pihak satunya tidak memberi respon maka miskomunikasi dapat sangat mudah terjadi.

Penulis: Raihan Amalia Yasmin (Binusian Communications 2021)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.