Miskomunikasi adalah salah paham yang kerap terjadi saat kita melakukan interaksi atau komunikasi dengan lawan bicara. Kesalahpahaman dapat diindikasikan dari datangnya respon yang tidak sesuai dengan maksud pembicara. Miskomunikasi dapat berakibat fatal jika tidak segera diselesaikan. Fenomena ini jadi makin penting di kondisi sekarang ketika ada begitu banyak orang yang melakukan work from home. Jika tidak diatasi dengan baik, bisa jadi pekerjaan tidak bisa diselesaikan dengan baik dan mengganggu produktivitas pekerjaan. Dampak jangka panjangnya, perusahaan akan memiliki iklim yang tidak kondusif dan membuat staff menjadi tidak betah.

Jadi mengapa miskomunikasi sering terjadi? Mengapa ada miskomunikasi? Untuk mengetahuinya, kita perlu memahami konsep 4 channel komunikasi.

1. Content

Konten adalah informasi yang disampaikan. Bila kita menggunakan bahasa yang lugas, makna dari setiap kata-kata dapat dicerna baik. Konten pesan sangatlah penting untuk dibaca atau didengarkan dengan seksama agar tidak terjadi salah paham.

2. Meta

Meta adalah arti sesungguhnya dari sebuah informasi. Terkadang orang tidak mengatakan kebenaran secara utuh, atau justru berusaha menutupi kebenaran. Karena itu, kita perlu memahami bahwa di balik kata-kata yang terucap terkadang ada arti sesungguhnya yang perlu kita interpretasikan. Meta lebih sulit untuk ditebak dan lebih baik dikonfirmasikan kepada sang pembicara agar kita tidak salah mengartikan mimic, gestur, atau komunikasi nonverbal orang tersebut. Misal ketika seseorang keberatan untuk dimintai tolong, orang ini bisa saja tidak langsung berkata ‘tidak mau’. Ia mungkin akan menjawab bahwa dia sibuk, sedang ingin fokus di hal lain, atau menunjukkan wajah yang enggan. Inilah yang dimaksud dengan meta.

3. Emotion

Dalam berkomunikasi khususnya sebagai pendengar, kita harus peka terhadap adanya emosi yang menyertai setiap kata-kata. Melihat ekspresi muka dan mendengarkan intonasi suara lawan bicara dapat membuat kita lebih memahami maksud orang tersebut. Contohnya ketika seseorang mengatakan bahwa dia tidak apa-apa namun wajahnya murung, berarti dia sebenarnya sedang sedih.

4. Status

Status dapat menentukan bagaimana gaya komunikasi yang akan kita pilih. Saat akan berbicara dengan bos atau orang penting, kita perlu berbicara dengan gaya formal serta menunjukkan respek. Miskomunikasi dapat terjadi ketika seseorang tidak menyadari statusnya. Bila seorang murid berbicara dengan nada tinggi kepada gurunya atau menunjukkan raut wajah tak sopan maka sang guru bisa langsung marah karena merasa murid itu kurang ajar.

 

Penulis: Raihan Amalia Yasmin (Binusian Communications 2021)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.