Begitu banyak produk interaktif yang tersedia dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak semua dapat digunakan, memudahkan, dan nyaman untuk digunakan. Hal ini karena banyak produk yang membutuhkan interaksi namun tidak didesain sesuai dengan kebutuhan pengguna. Meskipun produk telah bekerja dengan efektif dari sisi teknis, namun seringkali menjadi beban saat akan digunakan pengguna dalam kehidupan nyata. Untuk memperbaiki hal ini, perlu adanya desain interaktif yang membawa usability ke dalam proses desain.  Dengan demikian, produk interaktif yang mudah, efektif, dan menyenangkan untuk digunakan dapat tercipta dengan baik.

Untuk dapat melakukan desain interaktif, maka perlu diketahui siapa saja yang akan menggunakan, di mana mereka akan menggunakan, dan jenis aktifitas yang dilakukan. Selain hal-hal tersebut, tahap-tahap dalam mendesain juga perlu diperhatikan antara lain:

  1. Mengidentifikasi kebutuhan
    Untuk mengidentifikasi kebutuhan, perlu diketahui tujuan yang akan dicapai berdasarkan kondisi saat ini. Untuk menentukan tujuan, maka  dilakukan pencarian data (melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan sebagainya), kemudian analisis data, dan terakhir penentuan kebutuhan dasar. Pada tahap ini, sangat penting melakukan pendekatan yang melibatkan pengguna di dalamnya.
  1. Merancang desain-desain alternatif sesuai kebutuhan
    Merancang desain alternative dengan menyesuaikan spesifikasi/kebutuhan yang telah disepakati. Pada tahap ini terdapat 2 aktifitas yaitu:
  • Desain konseptual mendeskripsikan pada apa dan bagaimana seharusnya produk bekerja begitu juga dengan tampilannya.
  • Desain fisikal mempertimbangkan elemen-elemen yang diperlukan di dalam sebuah produk seperti suara, gambar, menu, icon, dan sebagainya.
  1. Membuat desain-desain versi interaktif yang dapat dinilai dan dicoba pengguna (prototyping)
    Dari desain-desain yang telah dirancang, kemudian disisipkan versi interaktif atau dengan kata lain, membuat prototype sehingga memungkinkan pengguna untuk menguji dan mengevaluasi terhadap desain interaktif tersebut. Pada dasarnya, pembuatan prototype yang paling cepat dan murah menggunakan pensil dan kertas untuk membuat sketsa. Adapun perangkat lunak seperti Visio, POP, Balsamiq, Axure bisa dimanfaatkan.
  2. Melakukan evaluasi
    Evaluasi perlu dilakukan untuk menilai produk dari sisi kegunaan (usability) dan penerimaan (acceptability) dengan disesuaikan pada kebutuhan atau spesifikasi pada tahap awal.  Evaluasi ini sangat perlu melibatkan pengguna dan saran maupun komentar yang didapatkan dapat menjadi perbaikan untuk desain selanjutnya.

Setelah desain dirancang, dibuat prototype sehingga dapat dicoba oleh beberapa pengguna baik dari sisi internal maupun eksternal untuk dapat diberikan evaluasi. Hasil evaluasi digunakan kembali untuk perbaikan desain selanjutnya