Komunikasi adalah proses pertukaran suatu informasi antar individu atau kelompok dengan adanya makna atau tujuan yang ingin disampaikan. Pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa komunikasi verbal atau komunikasi non-verbal. Anak komunikasi pasti sudah tidak asing lagi dengan apa itu komunikasi verbal dan non-verbal.

Pengertian Komunikasi Verbal

Secara umum, komunikasi verbal adalah komunikasi yang berbentuk lisan ataupun tulisan, contohnya adalah penggunaan kata-kata. Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Komunikasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan langsung (berbicara) bisa dilakukan secara langsung (face to face) atau dengan perantara media, contohnya berinteraksi menggunakan sosial media atau telepon genggam. Sedangkan komunikasi verbal yang melalui tulisan bisa dilakukan menggunakan media seperti surat, postcard, chating di media sosial, dan sebagainya.

Komunikasi non-verbal lebih sering terjadi dalam komunikasi secara langsung atau face to face. Sebabnya, dalam komunikasi menggunakan media digital, komunikasi non-verbal seringkali tidak mungking dilakukan. Contohnya ketika kita sedang chatting, tidak mungkin kita bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara kita atau mendengar intonasi suaranya. Karena keterbatasan ini pula komunikasi non-verbal sering menimbulkan kesalahpahaman. Contohnya, terkadang ada orang yang menggunakan emoji secara tidak tepat. Misal seseorang salah mengirim emoji marah padahal sebenarnya dia ingin mengirim emoji tersenyum yang terletak di sebelahnya. Hal ini bisa menyebabkan orang yang dikirimi pesan menjadi salah paham dan ikut marah.

Komunikasi verbal dan non-verbal pada hakikatnya saling terkait dan saling melengkapi. Dalam komunikasi langsung, kita terus-menerus mengirimkan pesan pada lawan bicara kita. Komunikasi non-verbal sering terjadi seacar otomatis dan tanpa kita kontrol. Contoh ketika kita marah atau senang, kita cenderung berbicara dengan lebih keras dan cepat. Hal ini terjadi karena kita mengalami perubahan emosi. Komunikasi nonverbal juga melengkapi komunikasi verbal kita. Ketika kita mengatakan satu hal, jika gerak-gerik tubuh kita tidak mendukung, orang tentu tidak akan percaya. Semisal kita berkata sudah mengerjakan PR namun dengan nada ragu-ragu, teman kita pasti tidak akan ada yang percaya.

Pengertian Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal adalah bentuk komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata untuk menyampaikan pesan. Sebagai gantinya, komunikasi ini menggunakan berbagai saluran lain, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak mata, postur tubuh, dan intonasi suara. Komunikasi non-verbal sangat penting dalam menyampaikan pesan yang lebih mendalam dan emosi yang sulit diungkapkan melalui kata-kata.

  1. Ekspresi Wajah
    Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi non-verbal yang paling kuat. Wajah manusia mampu menunjukkan berbagai emosi, seperti kebahagiaan, kesedihan, marah, atau keheranan. Ekspresi wajah ini seringkali memberikan petunjuk yang lebih jelas tentang perasaan seseorang dibandingkan dengan kata-kata yang diucapkan.
  2. Gerakan Tubuh (Kinesik)
    Gerakan tubuh atau kinesik meliputi segala bentuk gerakan tubuh, seperti gerakan tangan, anggukan kepala, dan postur tubuh secara keseluruhan. Gerakan tubuh ini bisa menguatkan atau bertentangan dengan pesan verbal yang disampaikan. Misalnya, seseorang yang berbicara tentang keberhasilan, namun tubuhnya membungkuk atau tidak menunjukkan ekspresi positif, mungkin akan membuat pendengar merasa ragu dengan keaslian pesan tersebut.
  3. Kontak Mata
    Kontak mata memainkan peran penting dalam komunikasi non-verbal. Dalam banyak budaya, kontak mata yang tepat dapat menunjukkan perhatian, rasa hormat, dan kepercayaan diri. Sebaliknya, menghindari kontak mata dapat diinterpretasikan sebagai tanda ketidaknyamanan atau kurangnya kepercayaan diri.
  4. Postur Tubuh
    Postur tubuh, atau bagaimana seseorang duduk atau berdiri, dapat mengungkapkan perasaan atau sikap terhadap situasi atau orang lain. Misalnya, seseorang yang duduk dengan tubuh terbuka dan santai mungkin terlihat lebih terbuka dan ramah, sementara seseorang yang duduk dengan tubuh tertutup atau menyilangkan tangan bisa menunjukkan sikap defensif atau kurang tertarik.
  5. Intonasi Suara
    Intonasi suara atau cara seseorang mengucapkan kata-kata juga merupakan elemen penting dalam komunikasi non-verbal. Walaupun secara verbal kata yang diucapkan sama, intonasi suara yang berbeda dapat merubah makna dan memberikan nuansa emosi. Misalnya, kalimat “Saya tidak tahu” yang diucapkan dengan nada datar dan ragu-ragu bisa berarti ketidakpastian, sementara kalimat yang sama dengan nada tegas bisa menunjukkan kepastian.

Perbedaan Utama antara Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

Meskipun komunikasi verbal dan non-verbal sering kali digunakan bersamaan untuk menyampaikan pesan secara efektif, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar:

  1. Cara Penyampaian Pesan
    • Komunikasi Verbal disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan atau ditulis. Pesan yang disampaikan lebih eksplisit dan langsung.
    • Komunikasi Non-Verbal disampaikan melalui ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan elemen non-verbal lainnya. Pesan yang disampaikan lebih bersifat implisit dan bisa mengandung makna yang lebih dalam, terutama dalam hal emosi dan sikap.
  2. Kemampuan untuk Mengontrol
    • Komunikasi Verbal dapat lebih mudah dikontrol oleh pengirim pesan. Pengirim dapat memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kalimat dengan hati-hati.
    • Komunikasi Non-Verbal, meskipun terkadang bisa dikontrol, sering kali terjadi secara otomatis dan lebih sulit dipalsukan. Ekspresi wajah dan gerakan tubuh sering kali mencerminkan perasaan atau emosi yang tidak terucapkan.
  3. Keterbatasan dalam Media Digital
    • Komunikasi Verbal sangat efektif dalam berbagai media komunikasi, baik lisan maupun tulisan, termasuk media digital seperti email, chat, atau telepon.
    • Komunikasi Non-Verbal terbatas dalam media digital. Ketika berkomunikasi melalui teks atau pesan suara, ekspresi wajah dan gerakan tubuh tidak dapat terlihat atau dipahami, sehingga seringkali bisa menimbulkan kesalahpahaman. Misalnya, emoji yang digunakan dalam percakapan daring bisa salah interpretasi jika tidak sesuai dengan konteks.
  4. Kecepatan Penyampaian
    • Komunikasi Verbal biasanya lebih cepat dalam menyampaikan pesan secara langsung, baik melalui percakapan maupun media tertulis.
    • Komunikasi Non-Verbal membutuhkan perhatian ekstra dalam interpretasinya dan seringkali memberikan konteks lebih mendalam terhadap pesan yang telah disampaikan secara verbal.

Baca Juga: Komunikasi: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Etika Berkomunikasi

Keterkaitan dan Peran Komunikasi Verbal dan Non-Verbal dalam Kehidupan Profesional

Di dunia profesional, komunikasi yang efektif sangat diperlukan, baik dalam konteks interaksi langsung dengan rekan kerja, klein, maupun saat melakukan presentasi atau negosiasi. Oleh karena itu, baik komunikasi verbal maupun nonverbal memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan pesan yang disampaikan bisa diterima dengan tepat dan membangun hubungan yang baik.

  1. Menguatkan Pesan yang Disampaikan
    Komunikasi non-verbal dapat memperkuat pesan yang disampaikan secara verbal. Misalnya, saat berbicara tentang pencapaian besar dalam pekerjaan, seorang profesional yang tersenyum dengan ekspresi wajah yang bahagia, disertai dengan gestur tangan yang terbuka, dapat menunjukkan rasa bangga dan kepuasan. Ini membuat pesan yang disampaikan lebih meyakinkan dan dipercaya oleh lawan bicara.
  2. Menunjukkan Kepercayaan Diri
    Kepercayaan diri adalah elemen penting dalam komunikasi profesional. Seorang individu yang berbicara dengan suara yang tegas dan intonasi yang jelas, serta berdiri dengan postur tubuh yang terbuka, akan lebih mudah diterima dan dihargai oleh audiens. Sebaliknya, jika seseorang berbicara dengan nada rendah atau postur tubuh yang tertutup, ini bisa menunjukkan ketidaknyamanan atau kurangnya kepercayaan diri.
  3. Mencegah Kesalahpahaman
    Ketika komunikasi verbal dan non-verbal tidak sejalan, hal ini bisa menyebabkan kebingungannya penerima pesan. Misalnya, saat seseorang mengatakan “Saya akan membantu Anda”, namun tubuhnya bersikap menjauh dan tidak ada kontak mata, ini bisa membuat penerima pesan meragukan niat tersebut. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa komunikasi verbal dan non-verbal saling mendukung satu sama lain agar pesan yang disampaikan tidak menimbulkan kebingungannya.
  4. Membaca Emosi Orang Lain
    Penting untuk memiliki kemampuan dalam membaca komunikasi non-verbal orang lain di dunia profesional. Ini bisa membantu Anda untuk memahami perasaan atau kondisi orang lain, yang mungkin tidak diungkapkan secara verbal. Misalnya, membaca ekspresi wajah atau melihat gerakan tubuh dapat memberitahu Anda apakah rekan kerja Anda merasa nyaman atau cemas selama pertemuan atau presentasi.

Kesimpulan

Komunikasi verbal dan non-verbal, meskipun berbeda dalam cara penyampaian, keduanya sangat penting dalam menyampaikan pesan dan membangun hubungan yang efektif, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Keterkaitan antara komunikasi verbal dan non-verbal tidak bisa dipisahkan. Dalam dunia profesional, kemampuan untuk menggunakan keduanya dengan baik akan meningkatkan efektivitas komunikasi dan memastikan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh lawan bicara. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang komunikasi verbal dan non-verbal sangat penting, terutama bagi mahasiswa atau profesi yang bergerak di bidang yang membutuhkan komunikasi intensif, seperti manajer, pemimpin, atau pekerja di bidang komunikasi.

Penulis: Raihan Amalia Yasmin (Binusian Communication 2021)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.