Seperti pada perangkat elektronik ada umumnya, setiap perangkat elektronik memerlukan catu daya yang tepat agar dapat bekerja secara optimal. Sama halnya dengan RasPi, catu daya yang memberikan tenaga pada RasPi tidak boleh dibawah tegangan minimal. Dari dokumentasi RasPi melalui tautan https://www.raspberrypi.org/documentation/hardware/raspberrypi/power/README.md diketahui bahwa catu daya yang diperlukan oleh setiap model RasPi adalah sebagai berikut.

Produk Rekomendasi PSU Daya maksimal yang digunakan Konsumsi dari BareBoard
Raspberry Pi Model A 700mA 500mA 200mA
Raspberry Pi Model B 1.2A 500mA 500mA
Raspberry Pi Model A+ 700mA 500mA 180mA
Raspberry Pi Model B+ 1.8A 600mA/1.2A (switchable) 330mA
Raspberry Pi 2 Model B 1.8A 600mA/1.2A (switchable) 350mA
Raspberry Pi 3 Model B 2.5A 1.2A 400mA
Raspberry Pi 3 Model A+ 2.5A Limited by PSU, board, and connector ratings only. 350mA
Raspberry Pi 3 Model B+ 2.5A 1.2A 500mA
Raspberry Pi 4 Model B 3.0A 1.2A 600mA
Raspberry Pi Zero 1.2A Limited by PSU, board, and connector ratings only 100mA
Raspberry Pi Zero W/WH 1.2A Limited by PSU, board, and connector ratings only. 150mA

 

Dari table diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap ada versi yang baru selalu terjadi kenaikan konsumsi. Kenaikan konsumsi tersebut dikarenakan adanya penambahan perangkat keras, baik berupa penambahan kecepatan pada prosesor, penambahan modul tertentu (BLE, modul wifi dual band). Sedang pada RasPi Zero baik versi pertama maupun W/WH masih menggunakan PSU 1,2A, karena hanya menggunakan prosesor dengan 1 core saja.

Dari semua model RasPi terkecuali model Zero, semua RasPi sudah dilengkapi dengan modul untuk mendeteksi tegangan PSU yang rendah. Modul tersebut akan memberikan pesan error ketika PSU memberikan tegangan dibawah 4,63V  (+/- 5%). Jika terdeteksi adanya catu daya yang rendah, maka RasPi akan memberikan pesan seperti gambar dibawah. Akan muncul tanda petir saat RasPi sedang proses booting ke OS.

Masalah ini sering muncul karena pengguna menggunakan PSU dengan charger smartphone. Charger pada smartphone dapat menghasilkan tegangan 5V dimana hal itu mencukupi standar keperluan dari RasPi. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah, berapa kapasitas yang dapat dihasilkan oleh charger tersebut, pada charger smartphone dengan tipe yang lama hanya dapat menghasilkan 1,2A hingga 1,8 A. Dimana hal tersebut kurang apabila dibandingkan dengan kebutuhan RasPi, yaitu minimal 2A. Sebab kedua yang sering terjadi adalah penggunaan kabel yang asal asalan, banyak sekali ditemukan kabel dengan kualitas yang kurang baik sehingga akan menimbulkan penurunan tegangan. Sehingga dapat menyebabkan masalah under voltage tersebut.

Efek yang ditimbulkan dari under voltage dapat beraneka ragam, antar pengguna mungkin dapat mengalami masalah yang berbeda. Sama seperti jika kita mempunyai televisi atau kulkas, jika tegangan tidak stabil dapat merusak perangkat elektronik tersebut. Pada RasPi permasalahan yang dapat terjadi yaitu pada port yang tersambung dengan perangkat eksternal. Seperti dapat mengakibatkan kerusakan pada SD card, mulai dari data yang corrupt hingga format partisi yang rusak. Permasalahan lain yang mungkin timbul pada semua perangkat yang terhubung dengan USB, ada beberapa pengguna yang mengeluhkan USB 3.0 pada RasPi 4 hanya dapat bekerja pada kecepatan USB 2.0. Setelah diseliki hal ini kemungkinan terjadi karena catu daya yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan transfer rate yang rendah.