Media sebagai alat bantu mengajar dapat membantu dan mempermudah proses belajar-mengajar antara guru ke siswa menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi yang pesat hingga saat ini, diperlukan sebuah media dalam kemudahan proses pembelajaran. BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) merupakan program pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia (berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan) bagi penutur asing.

Program BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) merupakan program pembelajaran bahasa Indonesia untuk seseorang yang berasal dari luar Indonesia dan bahasa ibunya bukan bahasa Indonesia. BIPA digalang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) dalam upaya mendukung usaha peningkatan fungsi bahasa Indonesia untuk siswa asing. Mereka (siswa/mahasiswa asing) datang ke Indonesia untuk belajar dan mengenal budaya Indonesia. Program ini berkembang baik di dalam negeri hingga luar negeri yang didukung oleh program dari Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengembangan Bahasa dan Pengembangan Pendidikan (BPPB) Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam PP No. 24 tahun 2009 (Dereh, 2019). Sampai saat ini telah terdata 179 pusat penyelenggara BIPA di 48 negara dan diperkirakan akan terus bertambah.

Perkembangan BIPA saat ini semakin baik. Pemerintah Indonesia terus berupaya dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan BIPA, di antaranya beasiswa Darmasiswa RI, beasiswa KNB, dan pengiriman pengajar BIPA ke luar negeri. Beasiswa Darmasiswa RI telah dilaksanakan sejak 1974 sebagai bagian inisiatif ASEAN, hingga saat ini jumlah alumni Darmasiswa mencapai 9110 pemelajar dari 135 negara (Kemdikbud, 2020). Selanjutnya, beasiswa Kerjasama Negara Berkembang (KNB) yang sudah diselenggarakan sejak tahun 2009 yang telah memberikan beasiswa bagi mahasiswa potensial yang berasal dari negara-negara berkembang sebanyak 992 mahasiswa dari 71 negara (Ristekdikti, 2020). Program berikutnya, pengiriman pengajar BIPA ke luar negeri oleh Pusat Pengembangan Strategi Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) sebagai Duta Bahasa Negara yang ditugasi untuk melaksanakan kegiatan diplomasi kebahasaan, antara lain, pengajaran bahasa Indonesia, pengkajian kebahasaan, dan pengembangan program BIPA di luar negeri.

Tren pembelajaran jarak jauh semakin berkembang dengan hadirnya teknologi komunikasi dan internet, terutama setelah munculnya sistem komunikasi sinkron yang memberikan pengalaman komunikasi secara real time. Beberapa contoh di antaranya squline.com, italki.com, cakap.com, dan lain sebagainya.  Di era revolusi industri 4.0 yang menekankan perkembangan teknologi digital tersebut memberikan peluang bagi pembelajaran BIPA. Pengembangan pembelajaran BIPA jarak jauh perlu memperhatikan berbagai aspek inovasi dan tren teknologi pembelajaran jarak jauh yang terus berkembang. Hal tersebut juga menjadi bahan kajian Traxler (2018) yang menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh ditempatkan dalam konteks yang lebih luas dari teknologi global, ekonomi, dan perkembangan teknologi pendidikan yang spesifik.

Semakin bertambahnya pusat penyelenggara BIPA baik di dalam dan luar negeri menandakan bahwa semakin meningkatnya warga asing untuk mempelajari bahasa Indonesia. Semakin bertambahnya peminatan program BIPA, kurang diiringi dengan perkembangan teknologi untuk mempermudah proses pembelajaran dan pencarian tutor yang sesuai. Untuk itu, maka dibuatlah sebuah website bernama BIPALOKA yang bertujuan untuk membantu dan mempermudah warga asing atau pelajar asing yang ada di Indonesia memperoleh tutor belajar bahasa Indonesia dengan kurikulum yang telah disesuaikan kebutuhan.