Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menganalisa sebuah bentuk gambar 2 dimensi menjadi sebuah bentuk 3D atau yang biasa disebut spatial intellegence. Sebagai contoh gambar kerja sipil, arsitektur, ataupun desain interior yang pada umumnya hanya berbentuk garis-garis yang membentuk bidang 2 dimensi. Oleh sebab itu diperlukan sebuah gambar 3D untuk dapat membantu seseorang untuk membayangkan secara visual.

Apabila ruangan itu berukuran kecil dan tidak terdapat banyak detail, maka gambar 3D yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Lain cerita jika pada obyek 3D tersebut memiliki ukuran yang luas dan banyak detail yang harus diceritakan. Maka peran daripada video ataupun sebuah maket akan sangat diperlukan.

Visualisasi 3D, video animasi, dan maket sangat diperlukan oleh seorang developer untuk memperkenalkan produknya kepada calon pembeli. Dengan Ketiga alat peraga tersebut diharapkan calon konsumen memiliki gambaran ruang akan properti yang akan dibelinya. Pembuatan dari ketiga ala peraga tersebut harganya lebih murah jika dibandingkan dengan membuat sebuah bangunan dengan skala 1:1.

Gambar 1. Contoh visualisasi gambar 3D
(sumber: dokumentasi pribadi)

Sebagai contoh seorang developer memiliki 3 tipe rumah yang akan dijual kepada calon customernya. Hanya bermodalkan 1 lembar kertas yang berisi gambar 3 denah tipe rumah ditambah dengan teknologi AR, maka developer tersebut sudah memiliki alat peraga yang dapat ditunjukkan kepada calon pembelinya. Walaupun posisi customer yang berada di wilayah yang sangat jauh, dengan teknologi ini akan sangat membantu. Bermodalkan hanya mendownload aplikasi yang disediakan oleh developer tersebut, ditambah dengan mendownload 3 denah dalam 1 kertas, maka calon customer tersebut akan dapat mengakses obyek 3D tesebut dalam sebuah layar handphone.

Gambar 2. Visualisasi 3D layout yang tampil pada handphone
dengan kertas sebagai marker dan teknologi AR
(sumber: dokumentasi pribadi)

Peranan di dalam desain interior, dapat dilihat pada aplikasi IKEA Place. Sebuah perusahaan yang didirikan oleh Ingvar Kamprad dari Swedia, meluncurkan sebuah aplikasi yang dapat didownload di app store milik apple. Software ini dapat menampilkan produk-produk yang dijual di tokonya melalui IOS dan pembeli dapat meletakkannya produk yang akan dibelinya tersebut pada ruangan yang akan didesainnya. Produk yang ditampilkan secara digital melalui handphone tersebut, dapat diganti-ganti modelnya dan dapat diputar-putar posisinya. Ini sangat membantu sekali kepada calon pembeli untuk menentukan barang yang akan dibelinya.

Gambar 3. IKEA Place (sumber : www.ikea.com)

Dengan mengusung teknologi AR pada bidang arsitektur dan desain interior, akan sangat membantu terutama dalam pembuatan permodelan 3D. Selain biaya yang relatif murah, teknologi ini dapat diakses oleh siapapun tanpa terkendali ruang dan waktu. Sebuah kesalahan gambar atau revisi desain  juga dapat dilakukan secara digital dan diupdate secara real time.

 

REFERENCE

  1. Gardner, Howard. 2011. Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences. New York : Basic Books
  2. IKEA – Say hej to IKEA Place. Retrieved March 9th, 2020, from https://www.ikea.com/au/en/customer-service/mobile-apps/say-hej-to-ikea-place-pub1f8af050