Ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya kebutuhan lahan untuk hunian di kota-kota besar, utamanya dikarenakan pertumbuhan penduduk yang amat pesat, yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi beserta arus urbanisasi yang tidak terkendali.  Fenomena diatas menyebabkan penawaran lahan hunian tapak yang semakin mengecil dengan harga yang semakin tidak terjangkau oleh generasi millenial (Danang Sugianto, 2017), sehingga permintaan untuk hunian vertikal semakin meningkat (Syaukat, n.d.). Hal ini menimbulkan problema baru bagi pada perancang arsitektur ataupun interior, dikarenakan semakin terbatasnya ruang hunian yang tersedia, sementara kebutuhan aktifitas penghuni yang semakin beragam. Oleh karena itu, untuk menyiasati permasalahan diatas, maka dipelukan furnitur yang dapat digunakan lebih dari 1 fungsi (multifungsi) dan saat tidak digunakan dapat disimpan dengan efektif sehingga memberikan ruang yang lebih untuk aktifitas lainnya (compact). Dua konsep ini menjadi pilihan yang diminati oleh penghuni rumah dengan ruangan terbatas, terutama pada hunian apartemen. Konsep furnitur compact multifungsi ini memiliki sifat praktis, mudah, dan compact (dikemas dengan rapi) .

Aktifitas utama penghuni yang dilakukan dalam rumah tinggal rata-rata memiliki 3 jenis aktifitas dan kebutuhan primer (Burhan Leonardi Poetra, 2016)yaitu:

  1. Kebutuhan & aktifitas berbaring (istirahat/tidur)
  2. Kebutuhan & aktifitas duduk & bekerja
  3. Kebutuhan penyimpanan

 

Dalam pemilihan dan penggunaan furnitur multifungsi, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (VURNI, n.d.):

1.Bentuk.

Untuk furnitur multifungsi, bentukan dan desain yang diterapkan rata-rata bersifat built-in menyesuaikan dengan ruang yang ada, dan secara garis besar akan berbentuk kubus, balok, atau papan. Hal ini terjadi karena bentukan- bentukan tersebut adalah bentukan yang terbukti mudah dan efektif dalam berfungsi sebagai wadah penyimpanan.

2.Material

Pemilihan material pada furnitur multifungsi biasanya terdiri dari dua jenis yaitu Kayu dan Logam, dengan detail spesifikasi dapat berupa: Multipleks, kayu solid, besi, stainless, aluminium, dan lain-lainnya.

3.Hardware

Penggunaan furnitur multifungsi tentu tidak terlepas dari pemilihan tipe hardware yang tepat, dan sistem konstruksi yang benar. Sistem-sistem konstruksi yang tersedia, seperti engsel piano, engsel kupu, engsel harmonika, dan lain-lain harus disesuaikan dengan fungsi multifungsi pada furnitur sendiri. Seperti contohnya pada tempat tidur lipat, apakah akan menggunakan engsel hidrolik ataukah engsel custom.

4.Sistem

Pada penggunaan furnitur multifungsi, perlu dipikirkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan aktifitas penghuni. Perlu dipikirkan pula efisiensi, efektifitas, biaya produksi, dan bentuk visual furnitur yang akan dirancang.

5.Warna

Berhubungan dengan aspek psikologis, dan juga preferensi pengguna.

Furniture Compactyang pada saat tidak digunakan dapat disimpan dengan efektif dan rapi. Sumber: https://vurni.com/multifunctional-furniture-ideas/ (04/02/2020. 11.24 WIB)

Furniture CompactMultifungsi yang memiliki dua fungsi yaitu meja dan kaca cermin. Sumber: https://vurni.com/multifunctional-furniture-ideas/ (04/02/2020. 11.24 WIB)

Meja konsol yang dapat ditumpuk menjadi lemari penyimpanan. Sumber: https://vurni.com/multifunctional-furniture-ideas/ (04/02/2020. 11.24 WIB)

REFERENCES

Burhan Leonardi Poetra. (2016). Perancangan Perabot Multifungsi untuk Ruang Huni Terbatas. JURNAL INTRA V, 4(2), 790–797.

Danang Sugianto. (2017). 95% Kaum Milenial Terancam Jadi “Gelandangan” di 2020. Https://Finance.Detik.Com/. https://finance.detik.com/properti/d-3744907/95-kaum-milenial-terancam-jadi-gelandangan-di-2020

Syaukat, S. (n.d.). Tren Kebutuhan Apartemen Kelas Menengah.

VURNI. (n.d.). 28 Multifunctional Furniture Ideas For Small Apartments – Vurni. Retrieved February 4, 2020, from https://vurni.com/multifunctional-furniture-ideas/