Kontemporer menurut KBBI memiliki makna “pada waktu yang sama, sewaktu, semasa, pada masa kini, dewasa ini. Namun dalam sudut pandang seni rupa kontemporer memiliki arti kekinian. Fotografi merupakan sebuah bidang media rekam. Dalam dunia desain, fotografi merupakan salah satu elemen pembentuk atau bagian dari sebuah kesatuan desain secara keseluruhan. Baik desain visual maupun fotografi tetap merupakan bagian atau pencabangan dalam seni rupa atau bisa juga dibilang sebagai turunan dari seni rupa.

Kontemporer menurut KBBI memiliki makna “pada waktu yang sama, sewaktu, semasa, pada masa kini, dewasa ini. Namun dalam sudut pandang seni rupa kontemporer memiliki arti kekinian, serupa namun tidak sama jika dalam dunia desain visual, kontemporer dapat dikaitkan dengan post modern dan gaya kontemporer adalah gaya yang akan selalu mengikuti perkembangan jaman. Menurut Herbert Read (1893 – 1968) “seni rupa pada akhirnya adalah penyingkapan kesadaran secara tidak senonoh…. karena itu dalam seni rupa kontemporer keindahan bukan lagi tujuan”. Dalam sisi fotografi makna kontemporer adalah mendrobrak batasan-batasan yang ada dalam kaidah fotografi, menyajikan sesuatu diluar kewajaran, merekam apapun yang ada di benak sang fotografer. Tidak ada batasan dalam karya fotografi tersebut. Semua sesuai imajinasi sang fotografer yang disajikan baik dalam hasil karya maupun proses penciptaannya.

Fotografi kontemporer dapat memberikan aspek seni yang berbeda sesuai dengan sudut pandangnya. Di satu sisi dapat menampilkan ketidak beraturan karena mendobrak semua pakem yang ada namun di satu sisi dapat menampilkan imajinasi dari sang seniman. Dalam dunia fotografi, fotografi kontemporer memang masih menjadi sebuah ahl yang baru namun bukan berarti fotografi kontemporer menjadi anak tiri dalam dunia fotografi. Terdapat dua tokoh dengan fotografi kontemporernya mampu menghasilkan karya yang fenomenal yaitu seniman kontemporer Angki Purbandono dan Agan Harahap.

Garis Besar

Dalam fotografi kontemporer terdapat dua seniman kontemporer yang menghasilkan karya unik dengan media fotografi yaitu Angki Purbandono dan Agan Harahap.

Angki Purbandono menyebut seni kontemporernya sebagai Scannography dimana proses menghasilkan sebuah foto tanpa menggunakan kamera dengan media mesin scan. Ide Scannography muncul melalui beberapa eksperimen yang sudah dilakukan oleh angki seperti kolase, stop motion dan animasi namun eksperimen fotogram adalah yang paling menarik baginya dan menjadi pencetus munculnya seni Scannography tersebut.  Karya yang dihasilkan oleh angki cukup unik salah satunya berjudul bihun park. Berbeda dengan Angkit Purbandono pada proses yang out of the box, Agan Harahap merupakan seorang fotografi kontemporer dimana sisi kontemporerisasi terlihat dari hasil karyanya yang bisa dengan mudah dipahami orang awam sekalipun. Karya Agan cenderung pada hasil proses yang diluar kewajaran dan menimbulkan keunikan tersendiri karena imajinatif dan tidak terpikirkan sebelumnya. Jika diperbandingkan hasil dari keduanya untuk karya Angki terasa sangat seni rupa sekali dimana tersimpan makna didalamnya namun pada karya Agan terasa sangat fotografi sekali bahkan bisa dibilang sebuah karya iseng namun pada faktanya karya tersebut merupakan hasil dari pemikiran yang matang dan bukan asal-asalan. Agan sendiri menyebut karyanya sebagai konseptual fotografi. Dalam menghasilkan karyanya Agan tetap menggunakan foto secara umum namun agar menjadi sebuah karya kontemporer maka agan menggubah atau mengedit karyanya di photoshop. Secara proses yang dilakukan Agan masih dalam taham mainstream berbeda dengan Angki yang dalam prosesnya lebih ke arah eksperimental. Baik proses maupun hasil karya kedua seniman tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah seni kontemporer dalam sudut pandang dunia fotografi.

Contoh Karya Angki Purbandono (kiri) dan Agan Harahap (kanan)

Daftar Pustaka