Penulis M Latief | Editor M Latief MALANG, KOMPAS.com – Peresmian kampus Binus Malang, Rabu (23/10/2019), sekaligus dijadikan ajang bagi Binus University untuk memproklamirkan Binus @Malang sebagai Digital Technopreneur Center yang akan menyatukan ekosistem untuk mendorong pertumbuhan Digital, Technology dan Entrepreneurship di Jawa Timur dan Indonesia bagian timur. Rektor Binus Malang, Dr Boto Simatupang, mengatakan bahwa tantangan terbesar perguruan tinggi saat ini adalah perkembangan dunia pendidikan yang cepat dan terus mengalami perubahan, terlebih di era disrupsi inovasi dan industri 4.0. “Bukan lagi cuma tanggung jawab utama pemerintah untuk mempersiapkan SDM dalam menghadapi disrupsi, institusi pendidikan pun harus bisa cepat beradaptasi memberikan peran dalam membangun ekosistem yang bersinergi di era sekarang. Apa-apa sudah digital, maka pendidikan tinggi sudah harus serius masuk ke arah itu,” ucap Boto.

Hal terpenting bagi Binus Malang saat ini adalah literasi digital dan mempersiapkan sumber daya manusia unggul dalam hal kewirausahaan yang berbasis teknologi digital. Untuk itulah, kampus di Malang ini menyiapkan konsep digital technopreneur. “Konsep itu diperkuat dengan program 2+1+1 yang memberi kesempatan mahasiswa untuk kuliah selama 2 tahun di kampus asal, lalu satu tahun kuliah di Binus Jakarta atau Binus Bandung, kemudian satu tahun lagi mengambil salah satu program enrichment dari 5 jalur yang disediakan,” papar Boto.

Dia mengatakan, program ini akan membentuk mahasiswa untuk memiliki softskill dan hardskill berimbang untuk siap menghadapi persaingan global. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah 7 Provinsi Jawa Timur, Prof Suprapto, yang hadir pada peresmian kampus itu mengatakan bahwa Binus Malang merupakan kampus yang lahir belakangan di antara 64 kampus swasta lainnya di Malang. Tapi, meskipun masih “bayi”,  Binus Malang dinilainya lebih cepat dewasa. “Antisipasi Binus untuk industri 4.0 lebih cepat dibanding yang lain. Saya berharap ini bisa memotivasi yang lain, sebab kalau perguruan tinggi tak bisa menjawab kebutuhan itu, melawan arus disrupsi itu, maka mahasiswanya tidak akan maju. Mereka akan tertinggal,” kata Suprapto.

Stephen Wahyudi Santoso, Presiden Pendidikan Tinggi Binus University, yang ikut memberikan sambutan di acara itu mengemukakan bahwa perkembangan dan rencana Binus ke depan adalah ekspansi untuk membina dan memberdayakan masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia Timur. Saat ini Binus memiliki lebih dari 36.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia dan lebih dari 130.000 alumni yang tersebar di seluruh dunia. Sebagai institusi pendidikan yang mendidik generasi muda, lanjut Stephen, Binus harus bisa menjamin dan menjaga kualitas pendidikan di seluruh kampusnya.

“Unifikasi Binus adalah kesatuan. Walaupun kampusnya banyak, bahkan sudah ada di luar daerah, tapi standarisasi akademik dan operasional akan kami berlakukan sama,” tambah Stephen. Saat ini Binus memiliki lebih dari 36.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia dan lebih dari 130.000 alumni tersebar di banyak negara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Binus Malang Perkuat Wirausaha Digital di Kawasan Timur Indonesia”, https://edukasi.kompas.com/read/2019/10/23/20535441/binus-malang-perkuat-wirausaha-digital-di-kawasan-timur-indonesia.
Penulis : M Latief
Editor : M Latief