Virtual Reality Gaming

By : Fairuz Iqbal Maulana, S.T., M.T., M.Eng

 

Virtual Reality (VR) gamming adalah tempat seseorang dapat mengalami berada di dalam lingkungan 3 dimensi game dan berinteraksi dengan lingkungan itu selama game berlangsung. Salah satu cara mendeteksi keberadaan seseorang dalam game adalah dengan sensor bio-sensing. Sensor ini terpasang dalam sarung tangan, atau bahkan setelan alat yang terpasang pada tubuh untuk merekam gerakan yang dilakukan orang tersebut dalam ruang 3 dimensi. Gerakan-gerakan itu menjadi data yang diproses komputer dan memicu berbagai respon di dalam ruang. Itu.

Jika anda pernah menonton film “The Lawnmower Man” maka anda akan terbiasa dengan gagasan seseorang yang mengeksplorasi dan berinteraksi dengan benda-benda di dunia virtual.

Beberapa perusahaan besar seperti Google maupun Facebook telah mengembangkan teknologi Virtual Reality. Hingga perusahaan computer ACER Inc tidak mau tertinggal dalam perkembangan Virtual Reality dengan meproduksi Acer Windows Mixed Reality Headset.

 

Di Indonesia, hadirnya teknologi Virtual Reality memiliki nilai tersendiri di industri game, salah satunya game horor. Dread Eye karya ke tiga dari studio Digital Happiness di kota Bandung merupakan game VR horor petualangan. Game asal Indonesia ini berhasil mencuri perhatian dan masuk dalam nominasi game favorit pilihan pengunjung di Ajang SXSW 2018 yang diselenggarakan di kota Austin, Texas. SXSW atau dikenal dengan sebutan South by South West merupakan konferensi, pameran dan festival industri kreatif dan teknologi masa depan terbesar dunia yang mempertemukan puluhan ribu musisi, seniman, desainer, filmmaker, pembuat game-online hingga perusahaan start-up.

Game Dread Eye merupakan salah satu game yang telah membawa teknologi VR ke dalam permainan.