Readability dalam Tipografi
Tipografi merupakan salah satu elemen penting dari desain grafis. Meskipun terlihat sederhana, memilih jenis huruf merupakan hal yang penting ketika seorang desainer grafis mengaplikasikan tulisan ke dalam karya desain yang dibuat. Salah satu aspek yang penting dalam pemilihan jenis huruf adalah aspek readabilty.
Lalu Apakah yang Dimaksud dengan Readability itu?
Readability dipengaruhi oleh: jenis huruf, ukuran huruf, pengaturan spasi / kerning serta penggunaan warna. Banyak sekali font yang nampaknya indah tetapi cukup menyulitkan mata untuk membacanya. Berikut ada beberapa faktor yang mempengaruhi legibility pada suatu teks
1. Spasi
Spasi sangat menentukan tingkat keterbacaan huruf. Spasi yang tepat dengan penggunaan hierarki yang tepat memudahkan pembaca dalam membaca sebuah teks
2. Ukuran
Ukuran huruf juga mempengaruhi tingkat keterbacaan suatu tulisan. Ukuran huruf yang paling nyaman untuk dibaca adalah berkisar 12-14 pt untuk teks yang panjang seperti pada majalah atau buku.
3. Kontras
Kontras dapat berupa kontras warna maupun ukuran. Kontras ukuran biasanya terletak pada headline dan subheadline atau subheadline dengan bodytext. Kontras warna dapat pula diterapkan dalam penempatan huruf. Misalnya hitam dan putih atau merah dan hijau dan sebainya.
4. Hierarki
Hierarki merupakan faktor yang penting dalam menentukan keterbacaan suatu tulisan. Dengan adanya hierarki (headline, subheadline dan bodytext) membantu pembaca untuk dapat mengakses tulisan dengan mudah.
Elemen-Elemen yang Mempengaruhi Readability dalam Tipografi
1. Jenis Font (Typeface)
Jenis font yang digunakan sangat mempengaruhi readability. Secara umum, ada dua kategori utama font yang berpengaruh pada keterbacaan, yaitu:
- Serif Fonts: Font dengan “serif” adalah jenis huruf yang memiliki garis kecil atau lekukan di ujung setiap karakter (misalnya, Times New Roman, Georgia). Serif fonts cenderung lebih mudah dibaca dalam bentuk cetakan panjang karena serifs membantu mata bergerak dari satu huruf ke huruf lainnya. Namun, di layar kecil atau pada desain digital, serif fonts bisa lebih sulit dibaca, terutama di resolusi rendah.
- Sans-serif Fonts: Font tanpa garis atau lekukan pada ujung huruf (misalnya, Arial, Helvetica). Sans-serif fonts lebih mudah dibaca di layar dan sering digunakan untuk desain digital atau tampilan online. Karena tidak ada elemen tambahan yang bisa mengganggu pandangan mata, font sans-serif memberikan tampilan yang lebih bersih dan modern.
2. Pemilihan Jenis Font
Jenis font harus dipilih berdasarkan medium dan konteks penggunaan. Misalnya, teks cetakan panjang (seperti buku atau jurnal) lebih baik menggunakan serif fonts, sementara desain web atau aplikasi lebih baik menggunakan sans-serif fonts untuk kenyamanan membaca.
3. Ukuran Font (Font Size)
Ukuran font memainkan peran besar dalam keterbacaan teks. Jika font terlalu kecil, pembaca akan kesulitan untuk membaca teks, yang dapat menyebabkan frustrasi dan mengurangi pengalaman pengguna. Sebaliknya, jika font terlalu besar, teks bisa terlihat terlalu mencolok dan kurang enak dipandang, mengganggu keseimbangan visual.
Ukuran font yang ideal bervariasi tergantung pada konteks dan jenis media. Sebagai acuan umum, ukuran font untuk teks utama dalam desain web biasanya berkisar antara 16 hingga 18 piksel. Untuk teks cetakan, ukuran font sekitar 10 hingga 12 poin biasanya digunakan untuk paragaraf teks panjang. Poin penting yang perlu diperhatikan adalah konsistensi ukuran font di seluruh desain.
4. Jarak Antar Baris (Line Height/Leading)
Jarak antar baris, atau yang sering disebut line height dalam desain digital, adalah jarak vertikal antara satu baris teks dan baris berikutnya. Jarak antar baris yang terlalu rapat akan membuat teks terasa padat dan sulit dibaca, sedangkan jarak yang terlalu longgar dapat mengganggu alur membaca, membuat pembaca kehilangan fokus.
Line height yang ideal biasanya antara 1.4 hingga 1.6 kali ukuran font. Misalnya, jika ukuran font adalah 16 px, line height yang ideal adalah sekitar 22 hingga 26 px. Jarak antar baris yang cukup memberikan ruang untuk mata agar bergerak dengan nyaman dari satu baris ke baris lainnya tanpa merasa terlalu padat atau terputus-putus.
5. Jarak Antar Huruf (Letter Spacing)
Jarak antar huruf atau tracking adalah ruang yang ada di antara karakter dalam sebuah kata. Terlalu sedikit jarak antar huruf bisa membuat teks terlihat terlalu padat dan sulit dibaca, sementara jarak yang terlalu besar dapat menyebabkan kata-kata tampak terpisah dan menyulitkan pembaca untuk menangkap makna dengan cepat.
Untuk teks umum, jarak antar huruf yang ideal adalah sekitar 0 hingga 1 px lebih besar dari ukuran font. Namun, dalam desain judul atau teks pendek, sedikit tambahan jarak antar huruf bisa meningkatkan estetika dan membuat desain terlihat lebih modern. Jarak antar huruf yang tepat sangat penting untuk menjaga keseimbangan visual dan memastikan keterbacaan yang optimal.
6. Panjang Baris (Line Length)
Panjang baris teks, atau line length, adalah salah satu elemen kunci yang memengaruhi kenyamanan membaca. Baris teks yang terlalu panjang akan memaksa pembaca untuk memindahkan mata terlalu jauh ke kiri dan kanan, yang bisa menyebabkan ketegangan mata dan kelelahan. Di sisi lain, baris yang terlalu pendek akan membuat pembaca terlalu sering mengalihkan pandangan, yang dapat mengganggu alur bacaan.
Panjang baris yang ideal biasanya berkisar antara 50 hingga 75 karakter per baris, termasuk spasi. Jika baris terlalu panjang, pertimbangkan untuk membatasi lebar kolom teks atau mengatur desain agar baris lebih pendek, sehingga pembaca tidak merasa kewalahan.
7. Kontras Warna (Contrast)
Kontras antara teks dan latar belakang sangat memengaruhi keterbacaan. Teks yang memiliki kontras rendah dengan latar belakang akan sulit dibaca, terutama dalam kondisi pencahayaan yang buruk atau bagi pembaca yang memiliki gangguan penglihatan tertentu. Sebaliknya, kontras yang terlalu tinggi, seperti teks merah cerah di atas latar belakang putih, bisa menyebabkan ketegangan mata dalam jangka panjang.
Kontras yang ideal adalah warna teks yang lebih gelap di atas latar belakang yang lebih terang (misalnya, teks hitam di atas latar belakang putih atau abu-abu). Untuk teks yang lebih panjang, menggunakan latar belakang putih atau warna terang dengan teks gelap cenderung lebih nyaman dibaca, sementara untuk judul atau elemen desain lainnya, warna kontras yang lebih tajam bisa digunakan untuk menarik perhatian.
8. Pemilihan Huruf Kapital dan Huruf Kecil
Penggunaan huruf kapital berlebihan dapat mengurangi keterbacaan, terutama dalam teks panjang. Huruf kapital lebih sulit dibaca dibandingkan dengan huruf kecil, karena bentuk huruf kapital lebih seragam dan tidak memiliki berbagai variasi bentuk yang memudahkan pengenalan kata.
Gunakan huruf kapital dengan bijaksana, misalnya hanya untuk judul, nama tempat, atau untuk menekankan suatu hal. Dalam teks panjang, lebih baik menggunakan huruf kecil, karena ini memungkinkan pembaca untuk mengenali kata-kata lebih cepat dan dengan sedikit usaha.
Tips untuk Meningkatkan Readability dalam Tipografi
Meningkatkan readability atau keterbacaan dalam tipografi adalah kunci untuk menciptakan desain yang efektif dan nyaman untuk pembaca. Sebuah teks yang mudah dibaca tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas. Berikut adalah tips meningkatkan redability dalam tipografi.
- Pilih Font yang Sesuai: Gunakan jenis font yang mudah dibaca sesuai dengan media yang digunakan. Serif fonts cocok untuk teks cetakan, sedangkan sans-serif fonts lebih ideal untuk desain digital.
- Gunakan Ukuran Font yang Tepat: Pastikan ukuran font cukup besar untuk dibaca, terutama pada perangkat seluler. Sesuaikan ukuran font agar sesuai dengan konteks desain.
- Optimalkan Jarak Antar Baris: Gunakan line height yang cukup untuk memastikan mata dapat bergerak dengan nyaman antara baris teks.
- Atur Jarak Antar Huruf dengan Cermat: Pastikan jarak antar huruf tidak terlalu rapat atau terlalu jauh untuk menjaga kenyamanan membaca.
- Perhatikan Kontras Warna: Pastikan ada kontras yang cukup antara teks dan latar belakang untuk meningkatkan visibilitas.
- Perhatikan Panjang Baris: Sesuaikan panjang baris teks agar mudah diikuti oleh pembaca, dan hindari baris teks yang terlalu panjang.
Sumber:
Rob Carter, Philip B. Meggs, Ben Day, Sandra Maxa, Mark Sanders. (2014). Typographic Design: Form and Communication. 06. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey. ISBN: 978-1-118-71576-5.
Comments :