Dalam dunia PR, decision making atau pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang akan ditemui setiap saat, contohnya ketika terjadi krisis maupun saat akan menentukan strategi brandin. Sangatlah penting bagi praktisi PR untuk dapat membuat keputusan yang tepat dan strategis, karena setiap langkah yang diambil dan setiap keputusan yang diambil akan menentukan bagaimana perusahaan atau organisasi dan produknya akan dilihat oleh publik.

Berkaitan dengan etika profesi, sudah selayaknya setiap keputusan yang diambil sesuai dengan etika dan prinsip-prinsip moral yang berlaku. Namun pada kenyataannya, masih banyak sekali kasus atau masalah yang muncul akibat pengambilan keputusan yang tidak sesuai etika. Sebagai contoh, kasus maskapai penerbangan United Airlines yang tahun lalu menghebohkan dunia aviliasi serta media socsal karena masalah overbooking dan penyeretan penumpangnya. Krisis United Airlines sendiri diperparah karena pihak maskapai gagal membuat keputusan tepat yang beretika, sehingga kesan public terhadap perusahaan tersebut makin buruk.

Sebagai praktisi PR, sudah menjadi kewajiban untuk menjaga professional dan reputasi individu sebagai PR serta reputasi perusahaan. Menerapkan pengambilan keputusan yang beretika menjadi salah satu contohnya. Tentunya, perlu diingat bahwa keputusan yang tepat tidak bisa dibuat tanpa pertimbangan dan strategi yang matang. Beberapa langkah yang dapat dijadikan panduan untuk mengambil keputusan antara lain:

  • Research: proses pengumpulan data/informasi yang diperlukan, analisis data, serta penentuan masalah. Misalnya, ketika terjadi suatu masalah, harus diketahui lebih dulu akar permasalahannya dari mana, bagaimana bis aterjadi, dampaknya sampai dengan saat itu sudah sampai.
  • Planning/perencanaan: setelah menentukan objektif/tujuan, maka setelah itu pikirkan bagaimana akan mencapainya, menggunakan metode seperti apa. Misalnya ketika perusahaan ingin melakukan campaign peningkatan awareness terhadap kesehatan mental, maka perencanaannya akan meliputi penentuan bentuk campaignnya seperti apa, melibatkan siapa, kapan akan dilakukan, dst. Dalam perencanaan, hendaknya mempertimbangkan resiko atau kemungkinan yang dapat terjadi dan menyiapkan cara menanggulanginya.
  • Implementasi: strategi atau keputusan yang telah dibuat dengan matang dapat dilaksanakan sesuai rencana.
  • Evaluasi: setelah mengeksekusi rencana/strategi tersebut, harus diadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasilnya. Apakah berhasil mencapai target/sasaran yang ditetapkan? Apakah ada hal yang masih kurang atau perlu diperbaiki? Dan apakah ada hal yang harus dipertahankan untuk kedepannya?

Sebelum tahap implementasi rencana, selayaknya seorang praktisi memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil sudah sesuai dengan etika yang ditetapkan. Cara untuk memastikannya dapat menggunakan checklist pilar etika PR sebagai berikut:

  • Apakah ada pihak yang dirugikan?
  • Apakah ada kesempatan/peluang melakukan hal yang baik yang dilewatkan/tidak dilakukan?
  • Apakah keputusan itu dapat menggiring pendapat orang lain kesisi yang salah?/apakah ada yang akan merasa dimanipulasi?
  • Apakah akan ada privasi yang terlanggar?
  • Apakah hal tersebut tidak fair kepihak lain?/ Adakah yang merasa tidak diuntungkan?
  • Apakah hal tersebut terasa salah?

Jika ditemukan bahwa jawabannya ya pada salah satu atau lebih check list tersebut, maka dapat diartikan bahwa keputusan yang diambil belum sepenuhnya sesuai dengan etika PR.

Decision making yang harus dibuat oleh setiap praktisi PR tidaklah mudah mengingat banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan untuk pengambilan keputusan serta pemecahan masalah menjadi skill yang krusial dipunyai oleh PR profesional, maupun individu yang tertarik untuk terjun ke bidang PR.