Oleh : Riesta Devi Kumalasari, S.E.,M.M.

stakeholder

Pengertian Stakeholder

Stakeholder merujuk pada individu, kelompok, atau organisasi yang memiliki kepentingan atau terpengaruh oleh aktivitas bisnis sebuah perusahaan. Mereka bisa berasal dari dalam atau luar organisasi dan memiliki peran yang berbeda-beda dalam keberlangsungan dan kesuksesan bisnis. Stakeholder sering kali dibagi menjadi dua kategori utama: stakeholder internal dan stakeholder eksternal.

  1. Stakeholder Internal: Ini mencakup individu atau kelompok yang berada dalam organisasi, seperti karyawan, manajemen, dan pemegang saham. Mereka memiliki pengaruh langsung terhadap operasi dan kinerja perusahaan.
  2. Stakeholder Eksternal: Ini mencakup individu atau kelompok di luar organisasi yang dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, komunitas lokal, dan media. Mereka mungkin tidak terlibat langsung dalam operasi perusahaan, tetapi tindakan perusahaan dapat berdampak signifikan pada mereka.

Ada beberapa hal yang tidak pernah kita sadari salah satunya yaitu istilah yang sering muncul dan sering kita dengar : “Stakeholder”. Sebenarnya apakah arti dari stakeholder itu?  Istilah yang tidak asing namun terasa asing jika kita tidak mengetahui artinya. Stakeholder adalah pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok orang yang memiliki kepentingan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan dari bisnis secara keseluruhan. Stakeholder dikelompokkan menjadi dua yaitu stakeholder internal dan stakeholder eksternal. Stakeholder internal meliputi organisasi / industri itu sendiri, pemegang saham, pemilik bisnis, dan para karyawan. Sedangkan stakeholder eksternal meliputi konsumen, supplier, pesaing, investor, pemerintah, sebuah komunitas lokal di suatu daerah, media, masyarakat secara umum, dll.

Dalam hal menyeimbangkan peran dan hubungan antara stakeholder, maka perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial atau yang biasa dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social Responsibility) kepada para stakeholdernya jika menginginkan perusahaannya terus beroperasi dalam jangka panjang, terlebih lagi dalam hal memaksimalkan keuntungan.

Beberapa contoh tanggung jawab sosial ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab sosial kepada karyawan

Dalam melakukan pekerjaan di perusahaan / organisasi para pemilik perusahaan harus memiliki tanggung jawab sosial pada karyawan seperti memberikan fasilitas yang nyaman dan sesuai bagi karyawan mereka, memberikan gaji sesuai dengan perjanjian kerja yang tertulis, dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal apapun pada karyawan.

2. Tanggung jawab sosial kepada konsumen

Jika dahulu kita sering mendengar pernyataan “konsumen adalah Raja”, sekarang pernyataan tersebut berubah menjadi “konsumen adalah mitra”. Seperti pernyataan bahwa konsumen adalah mitra berarti perusahaan harus bisa menjadi rekan baik bagi para konsumen mereka. Lewat pendekatan CRM (Customers Relation Management), perusahaan berusaha memberikan manfaat yang baik dengan menjual produk / jasa kepada para konsumennya dengan harapan adanya Repeat Order  dari mereka.

3. Tanggung jawab sosial kepada supplier

Kerja sama antara perusahaan dengan para supplier harus dijaga dengan adanya tindakan kejujuran dalam penetapan harga dan hak untuk menjual, mengedepankan rasa toleransi agar tercipta hubungan jangka panjang dalam bisnis, selalu bertukar informasi dengan supplier, dan melakukan pembayaran secara tepat waktu pada para supplier.

4. Tanggung jawab sosial pemegang saham

Perusahaan harus melibatkan pemegang saham (investor) dalam pembuatan sebuah keputusan di perusahaan. Karena perusahaan memiliki tanggung jawab berkaitan dengan kepuasan investor dan semua keputusan yang diambil oleh perusahaan adalah demi kepentingan investor. Hubungan timbal balik yang sangat menguntungkan ini harus tetap terjaga agar tujuan obyektif perusahaan dapat tercapai dengan maksimal.

5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan

Tanggung jawab sosial di sini berkaitan dengan hal kelestarian lingkungan. Beberapa hal yang biasanya dilakukan perusahaan adalah memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar seperti di bidang pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, dan bantuan sosial.

Penting bagi individu yang berkecimpung di dunia entrepreneur atau calon entrepreneur untuk mengetahui tentang para stakeholder mereka dan bagaimana tanggung jawab sosial kepada para stakeholder agar terbangun kerjasama yang kuat antara keduanya demi mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan agar maksimal.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

CSR adalah konsep di mana perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan finansial tetapi juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan. CSR mencakup berbagai aktivitas, seperti keberlanjutan lingkungan, tanggung jawab etis, dukungan terhadap komunitas lokal, dan kepatuhan terhadap peraturan dan regulasi. CSR dapat dilihat sebagai upaya perusahaan untuk menjalankan bisnis secara etis dan bertanggung jawab.

Dalam konteks CSR, perusahaan harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari setiap keputusan bisnis yang diambil. Ini termasuk memperhatikan kesejahteraan karyawan, mengurangi jejak karbon, berpartisipasi dalam kegiatan amal, dan mendukung hak asasi manusia. CSR bukan hanya tentang memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga tentang memberikan kontribusi positif yang melebihi persyaratan minimum.

Hubungan Antara Stakeholder dan CSR

Stakeholder memainkan peran penting dalam menentukan strategi dan praktik CSR perusahaan. Setiap kelompok stakeholder memiliki harapan dan kepentingan yang berbeda-beda, dan perusahaan harus dapat mengelola hubungan ini dengan bijaksana untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan bisnis dan kepentingan sosial.

  1. Pemegang Saham: Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasanya fokus pada keuntungan finansial dan pertumbuhan perusahaan. Namun, semakin banyak pemegang saham yang mulai memperhatikan bagaimana perusahaan menjalankan CSR-nya, karena praktik bisnis yang bertanggung jawab dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan mengurangi risiko jangka panjang.
  2. Karyawan: Karyawan adalah aset utama perusahaan. Mereka tidak hanya mencari kompensasi finansial tetapi juga lingkungan kerja yang aman, adil, dan menghargai kesejahteraan mereka. Perusahaan yang menjalankan CSR dengan baik sering kali memiliki karyawan yang lebih puas, loyal, dan produktif.
  3. Pelanggan: Konsumen modern semakin sadar akan masalah sosial dan lingkungan. Mereka cenderung mendukung perusahaan yang bertanggung jawab dan memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan mereka. Dengan memenuhi tanggung jawab sosial, perusahaan dapat membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
  4. Komunitas Lokal: Perusahaan sering kali beroperasi di dalam komunitas tertentu, dan aktivitas bisnis mereka dapat berdampak langsung pada masyarakat setempat. CSR yang efektif mencakup kontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi komunitas tersebut, seperti melalui penciptaan lapangan kerja, dukungan pendidikan, dan perlindungan lingkungan.
  5. Pemerintah dan Regulator: Pemerintah dan regulator bertanggung jawab untuk mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan regulasi. Melalui CSR, perusahaan dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap kepatuhan hukum dan memberikan kontribusi positif terhadap kebijakan publik.
  6. Lingkungan: Meskipun bukan stakeholder tradisional dalam arti manusia atau organisasi, lingkungan adalah elemen penting dalam CSR. Perusahaan harus mempertimbangkan dampak lingkungan dari aktivitas mereka dan berupaya untuk mengurangi jejak karbon, mengelola limbah dengan baik, dan mempromosikan keberlanjutan.

Mengelola Harapan Stakeholder

Mengelola harapan stakeholder adalah salah satu tantangan utama dalam implementasi CSR. Perusahaan harus dapat menyeimbangkan kepentingan yang berbeda-beda dan kadang-kadang bertentangan antara kelompok stakeholder. Ini memerlukan komunikasi yang efektif, transparansi, dan komitmen untuk melibatkan stakeholder dalam proses pengambilan keputusan.

  1. Komunikasi Transparan: Perusahaan harus secara terbuka dan jujur mengkomunikasikan aktivitas CSR mereka kepada stakeholder. Laporan tahunan CSR, misalnya, dapat digunakan untuk menunjukkan inisiatif, pencapaian, dan tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tanggung jawab sosial.
  2. Keterlibatan Stakeholder: Perusahaan perlu melibatkan stakeholder dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka. Ini bisa dilakukan melalui konsultasi, dialog terbuka, atau kemitraan strategis. Dengan melibatkan stakeholder, perusahaan dapat memahami harapan mereka dan mengembangkan strategi CSR yang lebih relevan dan efektif.
  3. Evaluasi dan Penyesuaian: Harapan stakeholder dapat berubah seiring waktu, dan perusahaan harus siap untuk mengevaluasi dan menyesuaikan strategi CSR mereka. Ini mencakup pemantauan secara berkala terhadap praktik bisnis dan dampaknya, serta menanggapi umpan balik dari stakeholder.

Manfaat dari CSR yang Efektif

Perusahaan yang berhasil mengintegrasikan CSR ke dalam strategi bisnis mereka dapat menikmati berbagai manfaat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut beberapa manfaat utama dari penerapan CSR yang efektif:

  1. Meningkatkan Reputasi dan Citra Perusahaan: CSR yang efektif dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata publik. Perusahaan yang dikenal sebagai bertanggung jawab secara sosial cenderung lebih dihormati dan dipercaya oleh stakeholder.
  2. Meningkatkan Loyalitas dan Kepuasan Pelanggan: Pelanggan yang menghargai nilai-nilai sosial dan lingkungan cenderung lebih loyal kepada perusahaan yang mendukung nilai-nilai tersebut. Ini dapat menghasilkan peningkatan penjualan dan pangsa pasar.
  3. Meningkatkan Kinerja Karyawan: Karyawan yang merasa bekerja untuk perusahaan yang bertanggung jawab cenderung lebih termotivasi dan puas dengan pekerjaan mereka. Ini dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi tingkat turnover.
  4. Mengurangi Risiko dan Meningkatkan Keberlanjutan Jangka Panjang: Dengan memperhatikan dampak sosial dan lingkungan, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat merusak bisnis mereka di masa depan. CSR yang baik juga dapat membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan regulasi dan ekspektasi pasar.
  5. Membuka Peluang Bisnis Baru: CSR dapat membuka peluang untuk inovasi dan kolaborasi dengan pihak-pihak yang berbagi nilai-nilai yang sama. Ini dapat mencakup pengembangan produk atau layanan baru yang lebih ramah lingkungan atau berkontribusi pada kesejahteraan sosial.