Oleh: Galuh Ayu Savitri, S.I.Kom., M.I.Kom.

Maraknya media sosial menjadi salah satu bentuk kebangkitan kembali dunia fotografi. Mengapa demikian? Dengan adanya media sosial yang bervariasi bisa mengakomodasi foto sebagai media berita, dokumentasi, bisnis, hingga bahan perbincangan interaksi online. Kehadiran media sosial lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan informasi, juga digunakan sebagai sarana hiburan atau pengisi waktu luang (Nugroho, 2017). Salah satu fenomena yang dapat kita amati adalah pada penggunaan Instagram, yang mana platform media sosial ini mengutamakan penggunaan foto sebagai basisnya, sehingga setiap pengguna akan berlomba-lomba untuk memuat hasil jepretan mereka di sosial media ini. Belum lagi dilihat dari banyaknya penggunaan profile picture di setiap platform media sosial, atau postingan foto eksklusif yang juga ikut mendongkrak industri telepon genggam untuk berlomba-lomba memasangkan kamera canggih terkini untuk unit-unitnya.

Pada jaman dahulu, fotografi merupakan kegiatan yang hanya dapat dikerjakan oleh orang-ornag yang memiliki kompetensi di bidang tersebut. Namun saat ini dengan adanya perkembangan teknologi, fotografi sudah bukan menjadi hal yang sulit dilakukan oleh semua kalangan. Proses komunikasi dan berinteraksi juga semakin dimudahkan dengan adanya teknologi, salah satunya melalui fotografi. Siapa yang menyangka bahwa foto-foto yang diatur sedemikian rupa, foto yang dipilih dan diunggah pada media sosial merupakan salah satu cara seseorang berkomunikasi, misalnya orang-orang yang seringkali mengunggah foto-foto travelling secara tidak langsung menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki jiwa petualang, cinta dengan alam dan berbagai pesan lain yang ingin disampaikan.

Mengapa fotografi bisa disebut dengan seni berkomunikasi? Fotografi memiliki kelebihan, salah satunya adalah mampu merekan peristiwa, momen-momen yang aktual, dapat dipercaya dan mengandung nilai, sehingga fotografi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi berbasis visual. Fotografi memiliki kemampuan untuk menceritakan suatu peristiwa dengan real dan apa adanya, sehingga dari sinilah fotografi juga bisa digunakan sebagai media berekspresi. Hal tersebut diperkuat oleh Nugroho (2017) yang menyatakan bahwa penyajian visual berperan besar pada pembentukan opini publik, oleh karena itu para fotografer jurnalistik maupun fotografer seni pernah meyakini bahwa fotografi dapat berperan dan bertanggung jawab dalam pembentukan masyarakat yang ideal.