STUDI KASUS ONLINE SHOP DI INDONESIA
Oleh: Diska Rahmita Gasti, S.Sn, M.Ds
Dari terjemahan dari Bahasa Inggris, dapat disimpulkan Online Shop adalah Toko yang berada dalam jaringan internet atau bisa dikatakan sebagai toko dalam bentuk digital. Lawan dari Online Shop tentu saja Offline Shop atau toko yang berbentuk bangunan, lengkap dengan berbagai pegawai yang siap melayani costumer yang sudah kita kenal sejak begitu lama. Lantas, apa beda Online Shop dengan berbagai hal seperti estore, eshop, internet store, webshop, webstore dan lain sebagainya? Sebenarnya tidak ada perbedaan hanya masyarakat sendiri yang memberi istilah dan istilah itu pun berkembang dari waktu ke waktu sehingga sekarang disebut sebagai Online Shop.
Indonesia pun masuk ke pusaran demam toko online. Sekarang sangat mudah melakukan transaksi pembelian aneka barang dan jasa di internet. Sebut saja membeli pulsa, belanja alat sablon, memborong buku, memesan kado hingga melakukan pembayaran berbagai tagihan, semua bisa dilakukan lewat jaringan internet. (Y.B. Anang)
Saat ini berbagai Online Shop beredar di Indonesia, mulai dari menjual sandang, aksesoris, kebutuhan rumah tangga, hingga keperluan sehari-hari. Mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, perusahaan kelas menengah hingga perusahaan nasional dan internasional pun turut serta menciptakan Online Shop. Selain untuk meraup untung, apa yang membuat Online Shop di Indonesia berkibar dengan hebatnya?
Perkembangan teknologi digital, yang dimulai pada sekitar era 90an telah mempengaruhi proses produksi dan konsumsi media secara signifikan. Sebagian orang melihat perkembangan ini secara positif karena berpotensi untuk membuka pintu-pintu baru bagi demokrasi dan kreatifitas masyarakat. Hal ini didukung oleh fitur khusus media digital yang memungkinkan fleksibilitas konvergen media, distribusi muatan, partisipasi pengguna dan kendali pengguna atas muatan media tersebut. Di lain pihak, kritik beranggapan bahwa opini yang menyatakan media digital seperti Internet akan mampu memberikan kebebasan berekspresi dan kemudahan mendapatkan informasi bagi semua orang merupakan mimpi belaka. Hal ini disebabkan karena muatan media digital seperti Internet tetap dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial tertentu.
Digitalisasi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai penyederhanaan materi informasi dalam bentuk kode biner (Marshall, 2004, h.17) atau penyatuan teknologi komunikasi dengan logika komputer (Schiller, 2000, h.xv). Metode baru pengubahan data ini memiliki keunggulan dalam meningkatkan fleksibilitas penanganan, penyimpanan dan pengiriman data dari satu orang ke orang lainnya (Marshall, 2004,h.17). Selain itu, fleksibilitas yang ditawarkan oleh proses digitalisasi juga telah mempermudah proses transmisi dan manipulasi materi informasi yang berefek ekonomis bagi suatu jaringan, karena materi informasi dapat disebarluaskan secara lebih efisien di antara para pengguna jaringan tersebut (Schiller, 2000, h.xv). Budaya konsumerisme muncul karena manusia ingin tampil beda dan menonjol daripada yang lain sebagai bentuk ekspresi diri. Kecenderungan untuk menciptakan sesuatu pun berubah menjadi keinginan untuk memiliki atau membeli sesuatu sebagai ganti pemilik kekuasaan. (Piliang 2012) Budaya konsumerisme didukung oleh teknologi canggih yang memudahkan mengakses segala hal dengan mudah, hal inilah yang memicu online shop berkembang cepat di Indonesia.
Hubungan dari Online Shop dengan kebudayaan digital adalah perkembangan online shop yang berbanding lurus dengan kebudayaan digital Indonesia. Semakin terobsesinya masyarakat Indonesia dengan cyberspace maka akan semakin cepat pula mayoritas online shop. Tidak berbeda dengan percepatan online shop di Indonesia, desainnya pun akan menjadi lebih menarik dengan web hosting yang beraneka ragam menawarkan kemudahan. Berbagai buku yang membahas tentang online shop pun bertebaran. Mulai dari buku yang membahas mengenai strategi penjualan hingga jasa gratis pembuatan online shop baik gratis ataupun berbayar. Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, gaya hidup orang Indonesia yang ingin berbeda dari yang lain dan menjadi pelopor dalam segala bidang melalui kecenderungan konsumerisme akan membuat online shop dan segala yang berhubungan menjadi bergerak cepat.
Kecenderungan dalam gaya hidup menjadi budaya konsumsi, membuat orang Indonesia berlomba-lomba dalam keunggulan di segala bidang. Tidak dengan menciptakan hal baru melainkan menggunakan ciptaan orang lain atau konsumsi. Dalam budaya konsumerisme juga ada kecenderungan prestige yang lebih tinggi daripada menciptakan. Hal seperti ini yang mendukung online shop di Indonesia bergerak dengan mulus, cepat dan tanpa arah. Dampak yang muncul mungkin akan lebih banyak baik dari segi negatif maupun positif namun manusia tentunya belum mau berhenti sekarang dari cyberspace dari menciptakan kebudayaan digital.
REFERENSI
Y.,B., Anang., (2010) : Sukses Bisnis Toko Online;Trik Melipatgandakan Pasar Untuk Meraup Untung Lebih Besar , Jakarta , PT. Gramedia Pustaka Utama
Melissa, Ezmieralda : Budaya Digital Dan Perubahan Konsumsi Media Masyarakat , EduTown BSDCity Tangerang , Universitas Swiss German
http://rachmawatinadya.blogspot.com/2013/03/dampak-positif-dan-negatif-dari-membeli.html (diakses pada 19 Desember 2013)
P.,Amir Yasraf, (2012) : Semiotika dan Hipersemiotika , Bandung , Matahari
Fidler, Roger, (1997) : Mediamorfosis , Yogyakarta , Bentang Budaya
Barker, Chris, (2000) : Cultural Studies Teori dan Praktik , Yogyakarta, Bentang Budaya
Comments :