Miranti Nurul Huda S.Sn, M.Ds

Retorika visual yang digunakan dalam disiplin retorika, memiliki dua makna. Satu, mengacu pada citra visual sendiri – komunikasi visual yang merupakan studi objektif. Kedua, referensi perspektif atau pendekatan retoris dapat diadopsi dalam mempelajari retorika pada objek visual melalui tiga aspek citra visual: sifat, fungsi, dan evaluasi.

Dari pembahasan fenomena lukisan bak truk ini penulis menyimpulkan bahwa ada kecendrungan bahwa melalu media ini sopir truk sedang berusaha mempresentasikan dirinya kepada masyarakat luas tentang gaya hidup dan karakternya. Munculnya tema lukisan bak truk yang membawa tema yang berbeda-beda mulai dari yang berbau erotis, membawa pesan kekeluargan dan kehidupan berumah tangga, hingga sopir truk yang selalu mengharapkan doa ibu ini membawa masyarakat kepada pemahaman bahwa tidak semua sopir truk berkepribadian yang sama dan pola hidup merekapun tidak semuanya ‘nakal’.

Dalam bukunya Prof. Dr. Tjetjep Rohendi Rohidi mengatakan bahwa kebutuhan seni bukan hanya milik orang kaya yang memiliki banyak peluang untuk menyalurkan rasa keindahan, tetapi juga orang miskin yang walaupun mereka harus bekerja lebih keras dalam memenuhi kebutuhan pokoknya bukan berarti mereka menghabiskan waktu hanya untuk bekerja. Dengan begitu jelas bahwa masyarakat kelas bawah seperti sopir truk juga memiliki kebutuhan seni dan ingin mengekspresikannya. Kebutuhan seni tersebut mereka salurkan melalui lukisan dan juga sebagai media representasi mereka pada masyarakat luas tentang kehidupan mereka.

Aristoteles mengatakan bahwa semua manusia memiliki andil dalam retorika karena semua berupaya untuk membujuk satu sama lain dengan berbagai ide dan keyakinan. Yang dalam kasus ini para sopir truk menggunakan media visual untuk membujuk. Para sopir truk tersebut menuangkan ekpresi seninya dengan latar belakang pendidikan dan kehidupan mereka yang keras yang digambarkan secara lugas dan jujur yang terkadang mengundang reaksi tawa dari yang melihatnya.

Tujuan Retorika Visual Lukisan Bak Truk

Penulis menyimpulkan bahwa fenomena retorika visual pada lukisan bak truk ini membawa 3 tujuan yaitu :

  1. Sarana komunikasi

“Communication is usually considered to be the way a speaker discovers arguments and present them in suitable word and gestures to persuade an audience. The goal is to induce in the audience some belief about the past (as in ilegal rhetoric), the present (as in ceremonial rhetoric), or the future (as in deliberated or political rhetoric)”. (Margolin, 1998)

Komunikasi dapat juga diartikan sebagai cara seseorang untuk mengutarakan dan menemukan argumen mereka melalui sebuah kata dan gesture yang cocok untuk membujuk audience. Tujuannya adalah untuk mendorong audience pada beberapa keyakinan tentang masa lalu, saat ini, atau masa depan. Visual image pada lukisan bak truk dipandang dari  perspektif retoris adalah sebuah tindakan berkomunikasi antara sopir truk kepada masyarakat.

  1. Wujud ekspresi seni

Contohnya musik dangdut, penikmatnya kebanyakan berasal dari kalangan bawah, musikalnya yang sederhana dan memenuhi tuntutan estetika mereka, serta lirik-liriknya yang sangat erat dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari telah menempatkan musik dangdut sebagai musik yang akrab dan menjadi musik yang merupakan typical kehidupan seni orang miskin.

 “Design is an art thought directed to practical action through the persuasiveness of object and, therefore, design involves the vivid expression of competing ideas about social life”.(Margolin, 1998)

Margolin berpandapat bahwa desain berasal pemikiran seni yang mengarah pada tindakan praktis melalui obyek yang dapat mempersuasi dan karena itu, desain melibatkan ekspresi hidup dari ide-ide seputar tentang kehidupan sosial. Hal ini tercermin jelas pada tema – tema lukisan bak truk.

  1. Sebagai media pemenuh kebutuhan seni

Pada dasarnya desain adalah sebuah media yang memiliki kekuatan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan hasrat, sehingga mempengaruhi perubahan sikap, kepercayaan, dan kelakuan orang lain. Hal inilah yang   menjadi sebuah tali yang mengaitkan antara desain dan retorika. Lukisan ini juga menjadi media pemenuh kebutuhan seni sekaligus komunikasi para sopir truk.

“When studies of the esthetics of design treat from not only as a quality valuable in itself, but also as a means of pleasing, intructing, and passing information, or, indeed as a means of shaping the appearance of object for whatever intended effect, these studies are rhetorical also because they treat design as a mediating agency of influence between designers and their intended audience”. (Buchanan, 1996)


(Baca juga: Pengertian Desain Komunikasi Visual, Unsur, Ruang Lingkup, dan Fungsinya)


REFERENSI

Buchanan, Richard (1995) : Discovering Design, United State of America, The University of Chicago Press, Ltd.

Foss, Sonia K. (1996) : Theory of Visual Rhetoric, Journal of Western Communication Vol.60 page 140 – 152. Denver, The University of Colorado Press.

Margolin, Victor (1998) : Design Discourse (History, Theory, Chiticism), United State of America, The University of Chicago Press, Ltd.

Prinz, Jessica (1991) : Art Discourse / Discourse in Art, United State of America, British Cataloging-in-Publication.

Rohidi, Tjetjep R. (2000) : Ekspresi Seni Orang Miskin, Bandung, Yayasan Nuansa Cendekia.

Saidi, Acep I. (2013) : Handout Mata Kuliah Desain dan Media, Bandung.

Data gambar diambil dari www.pecasndahe.com