Kontribusi Film dalam Industri Kreatif
Nurul Akmalia S.I.Kom., M.Med.Kom
Film adalah salah satu media komunikasi masa yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap khalayaknya. Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus ruang dan waktu serta larut dalam cerita yang disajikan dan bahkan dapat mempengaruhi penonton hingga kealam bawah sadarnya.
Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Selain itu, banyak juga film yang diproduksi dengan menyiratkan ideologi – ideologi tersendiri, sifatnya bukan lagi menyajikan karya seni, tetapi terdapat tujuan untuk mempengaruhi pikiran khalayaknya, bahkan lebih jauh lagi menanamkan ideologi tersebut kepada penontonnya dengan tujuan merubah prilaku mereka.
Film dapat memberikan pengaruh yang sangat besar sekali pada jiwa manusia (penonton). Dalam suatu proses menonton sebuah film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial sebagai identifikasi psikologi (Effendy, 1981 : 192). Pengaruh ini tidak hanya terjadi selama masa menonton saja namun bisa sampai waktu yang cukup lama. Pengaruh yang ditimbulkan bisa dari sisi prilaku, cara berpakaian dan sampai pada taraf pengaruh psikologis penonton.
Dalam teori film psikoanalisis, baik keadaan menonton (viewing states) maupun ‘teks’ film itu sendiri dianggap dapat menggerakkan fantasi alam bawah sadar penonton (unconscious fantasy) (Jowett dan Linton, 1980: 100). Dengan menonton film, penonton diajak untuk memproyeksikan hasrat bawah sadarnya ke dalam film. Akibatnya, film pun seolah-olah menjadi arena bagi pementasan fantasi yang berasal dari hasrat alam bawah sadar penontonnya (Stam, Burgoyne dan Lewis, 1998: 141). Oleh karena itu, karena pengaruh film sedemikian besarnya kepada khalayak (penonton) maka seharusnya setiap penonton yang menonton film harus pandai dalam memilih dan memilah informasi yang terkandung dalam konten sebuah film.
Saat ini industri perfilman dunia berkembang semakin pesat, terbukti dengan semakin banyaknya perusahaan multinasional yang bergerak di bidang industri film, diantaranya Walt Disney, Marvel, Paramount Picture Corporation, 20th Century Fox, Warner Bros dan masih banyak lagi. Tidak hanya skala internasional, tetapi di Indonesia sendiri industri film tengah melaju pesat, berkembangnya industri film di tanah air secara tidak langsung telah membarikan kontribusi pada perekonomian Negara dan menciptakan lapangan kerja. Industri perfilman dan televisi mampu menghasilkan kontribusi dalam pengembangan industri kreatif dan tentunya sebagai salah satu sektor potensial bagi perkembangan perekonomian Negara.
Industri kreatif memiliki potensi yang besar terhadap perekonomian nasional. Film sebagai salah satu sub sector yang tengah berkembang. Badan Ekonomi Kratif tengah memusatkan perhatian untuk mengembangkan sector film, dengan cara mendukung produksi film-film Indonesia, sebab ternyata kontribusi dari industry film tidak hanya dihitung dari segi jumlah penontonya, tetapi juga produksi film mampu memicu tumbuhnya sector lain. Dalam pembuatan film, terdapat factor pendukung seperti fashion dan tempat wisata di Indonesia yang di gunakan sebagai latar dalam sebuah film. Hal ini kemudian memberikan peningkatan terhadap sektor pariwisata, contohnya peningkatan pendapatan daerah Bangka Belitung yang menjadi latar dari film Laskar Pelangi.
Saat ini pertumbuhan film sebagai salah satu sector industry kreatif sebesar 6,68 % di tahun 2015, dan diharapkan untuk berkembang lebih pesat lagi. Sebab berdasarkan data statistic dan hasil survey ekonomi kreatif tahun 2015, industry kreatif berkontribusi sebesar 852 triliun rupiah dalam Produk Domestik Bruto (PDB) dan memberikan kontribusi sebesar 7,38 persen terhadap total perekonomian Nasional.
Referensi
Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung : Alumni
Kristanto, JB. 2004. Nonton Film Nonton Indonesia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Peransi, D.A. 1997. Peransi dan Film. Jakarta : Lembaga Studi Film.
Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta : Grasindo.
Comments :