Miranti Nurul Huda, S.Sn, M.Ds

 

Tingginya arus komunikasi menyebabkan pertukaran informas dalam bentuk chatting (percakapan) dan sharing (berbagi informasi) semakin maju. Perkembangan social media seperti Facebook, Twitter dan lain sebagainya juga menambah media baru untuk berbagi informasi dan mengadakan komunikasi bukan saja dengan komunikan yang tidak pernah akan dilihat namun juga pada dengan generasi yang akan datang. Bisa dikatakan bahwa smartphone (gadget) telah menjadi sebuah media massa, yaitu media yang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi dan bertukar informasi. Media massa elektronik saat ini tidak hanya terbatas pada televisi dan radio namun juga termasuk media online, social media, dan instant messaging yang kesemua media tersebut ada dalam smartphone dan alat gadget lainnya.

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini kita berada di situasi “kepungan” media informasi dan komunikasi. Sulit bagi kita untuk menghindar dari terpaan media (media exposure) saat ini. Kalaupun itu terjadi, maka kehidupan kita akan terasa sangat sepi dan dianggap ketinggalan informasi. Saat ini kita berada dalam kondisi dimana gadget menjadi alat penting yang tidak bisa dihindari penggunaannya. Melalui gadget kita bisa menelpon, mengirim pesan, browsing internet, bermain game, menonton film sampai melihat siaran televisi. Kita juga tidak bisa lepas dari pembicaraan publik atau kelompok ataupun pribadi melalui sosial media seperti Facebook, Twitter, Line, Whatsapp, Blackberry Messeger (BBM), dll. Bahkan tidak jarang kita menerima pesan bersambung (broadcast messanger) yang berisikan tentang informasi, gossip, hingga promosi barang.

Melihat kenyataan tersebut, kita memang sedang berada dalam abad media, oleh karena itu kita perlu melek media (media literacy), sehingga kita dapat menggunakan media secara baik dan benar. Dalam kaitan tersebut bukan hanya kita perlu mengenal dan mengetahui karakter dan latar belakang sebuah informasi mengapa dimuat di media, akan tetapi juga mampu membuat media membagi informasi, menebar kebaikan di muka bumi ini.

Definisi melek media dewasa ini lebih dari sekedar mampu membaca dan menulis. Untuk menjadikan melek media media yang fungsional, dimana seluruh dunia kita, anak-anak dan remaja, bahkan kita semua harus mampu untuk membaca pesan yang diinformasikan pada kita setiap harinya, yang menghibur kita dan yang menjual kepada kita.

Secara garis besar ada 5 (lima) alasan yang dapat disimpulkan tentang pentingnya mengajarkan media literacy

  • Melek media membuat kita sebagai warga negara yang lebih baik

Orang yang telah melek media mampu memahami bahwa media dibangun dengan tujuan untuk menyampaikan ide, informasi dan berita dari perspektif orang lain. Mereka telah mengerti bahwa di dalam media terdapat teknik-teknik khusus yang digunakan untuk menciptakan efek emosional.

Melek media berusaha memberdayakan warga negara dan mentransformasikan hubungan mereka yang pasif terhadap media menjadi keterlibatan – mampu secara aktif dan kritis menentang tradisi dan struktur bentukan media, budaya komersial media, dan menemukan cara baru bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka lewat media.

  • Mencegah pengaruh negatif media

Media tidak hidup didalam ruang hampa sosial. Media justru memperantarai setiap orang. Media mencoba untuk mempengaruhi bahkan merayu orang agar tidak hanya membeli produk tertentu, tetapi juga mengkonstruksikan “mudahnya membeli”. Dengan kesadaran melek media, masyarakat lebih bisa memilih dan memilah mana yang baik “dikonsumsi” dan mana yang tidak.

  • Melek media mengasah kemampuan berfikir kritis

Melek media mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya terhadap informasi di media namun bukan berati tidak mempercayai sepenuhnya. Media literacy mengajarkan kita untuk bisa berfikir kritis dengan menggali pesan-pesan tersembunyi di balik tayangan media.

  • Pendidikan media membantu untuk memahami teknologi komunikasi

Dengan melek media, kita pasti dengan otomoatis akan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi tersebut.

  • Pembuatan dan pengelolaan informasi

Pesan yang dibawa dalam media bukan tanpa maksud. Sebagai contoh sebagian besar bidang pemerintahan dan bisnis swasta memiliki departemen hubungan masyarakat (public relation) yang tujuannya untuk memberi citra baik tentang mereka kepada khalayak. Oleh karena itu bisa dikatakan kebanyakan kabar baik yang media siarkan datang dari departemen public relation tersebut.

REFERENSI

Burton, Graeme (2008). Yang Tersembunyi Dibalik Media, Yogyakarta & Bandung: Jalasutra.

Davis, Howard (2010). Bahasa, Citra, Media, Yogyakarta: Jalasutra.

Mulyana, Deddy (2010). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

http://abenktherev.files.wordpress.com/2012/06/perkembangan-bentuk-ponsel1.jpg