“Pixel Art” adalah karya seni digital yang diciptakan oleh lewat perangkat lunak dimana gambar dibuat dalam tingkatan pixel (elemen terkecil dalam sebuah gambar yang ditampilkan dalam layar komputer). Pixel Art umumnya digunakan pada komputer atau video game jaman dahulu ketika pada saat itu layar dan komputer memiliki kemampuan yang terbatas untuk menampilkan grafis video game. Seiring dengan berkembangnya teknologi, game mainstream semakin meninggalkan pixel art dalam desain visualnya dan memilih untuk menggunakan 3d sebagai tampilan visualnya.

“Super Mario Bros” (1985) dan “New Super Mario Bros” (2006)

Dengan semakin luasnya pasar game di Indonesia maupun internasional, kini mulai bermunculan kembali game-game yang memiliki gaya visual “Pixel Art”. Trend game dengan gaya visual Pixel Art ini terutama muncul pada game-game buatan game developer lokal Indonesia. Beberapa game developer yang mengadaptasi gaya visual Pixel Art dalam karya mereka adalah “Ultra Space Battle Brawl” karya Mojiken Studio (game developer asal Surabaya), “Infectonator” karya  Toge Productions (game developer asal Tangerang), dan “Hellbreaker” karya Tahoe Games (game developer asal Kediri).

“Ultra Space Battle Brawl”, “Infectonator” dan “Hellbreaker”

Pada awal kemunculan video game para game developer menggunakan gaya Pixel Art karena terbatasnya teknologi yang dapat menghasilkan kualitas gambar yang maksimal pada saat itu. Para game developer merancang tampilan visual sesederhana mungkin sehingga game yang mereka ciptakan dapat dimainkan secara mudah dan tetap menarik bagi konsumen mereka. Dengan terbatasnya teknologi dan dengan jumlah game yang belum terlalu banyak seperti saat ini mengakibatkan para gamer pada saat itu memiliki keterikatan yang kuat dengan game dan gaya visual Pixel Art yang saat itu diusung oleh game-game tersebut. Keterikatan dengan gaya visual ini dimanfaatkan oleh para game developer modern untuk menarik minat para gamer untuk bermain game karya mereka. Mereka merancang game dengan konsep yang sederhana dan didukung dengan gaya visual Pixel Art agar para gamer yang dahulu sering memainkan game-game klasik dengan gaya visual Pixel Art seperti “Super Mario” merasakan pengalaman “recall memory” pada saat para gamer memainkan game Pixel Art ciptaan para game developer modern. Efek nostalgia yang diciptakan oleh game-game modern dengan gaya visual Pixel Art ini menjadi pengalaman yang ditawarkan oleh game developer modern kepada para gamer usia dewasa yang ingin mengingat masa ketika mereka memainkan game-game klasik, atau juga untuk gamer usia dewasa yang ingin mengetahui sensasi memainkan game-game klasik.

                Munculnya game bergaya visual “Pixel Art” menciptakan pasar yang sebelumnya tidak tersentuh oleh para game developer yang kebanyakan berfokus pada perkembangan teknologi. Hal ini membuktikan bahwa sebuah game menjadi menarik untuk para konsumennya bukan hanya selalu karena teknologi visual termutakhir (3D, Augmented Reality, Virtual Reality) namun gaya visual sederhana yang mengingatkan konsumen pada masa lalu mereka  juga menjadi karakteristik game yang semakin digemari masyarakat.

Source:

“Resurgence of Pixel Art”. DevelopmentGuruji.com. November 1, 2010. Dikutip tanggal 3 April 2017.

Podgorski, Daniel. 2015. “Style by Necessity: FTL: Faster Than Light, and Pixel Art as a New Cubism”. The Gemsbok. Dikutip tanggal 3 April 2017.