Pengenalan Basis Data
Basis Data
Pengertian basis data menurut Connoly dan Begg (2002, p14), “database is a shared collection of logically related data, and a description of this data, designed to meet the information needs of an organization.”. Jadi basis data merupakan sekumpulan data maupun keterangan tentang data, yang secara logis saling berhubungan untuk digunakan bersama, dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi.
Database Management System (DBMS)
Mengacu pada Connoly (2002, p16), DBMS adalah suatu perangkat lunak yang bisa digunakan untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. DBMS umumnya memiliki fasilitas untuk mendefinisikan basis data (Data Definition Language), dan fasilitas yang dapat mendukung pegolahan data ( Data Manipulation Language).
Database Application Lifecycle
Tahapan daur hidup aplikasi basisdata (Connolly, 2002, p272), meliputi aktivitas-aktivitas berupa perencanaan database, pendefinisian system database, pengumpulan dan aanalisa kebutuhan, desain database, pemilihan DBMS, desain aplikasi, prototyping, implementasi, konversi data & loading, testing, pemeliharaan operasional.
Perencanaan database dilakukan melalui pengaturan dan perencanaan aktivitas-aktivitas dengan mengikuti langkah-langkah dari aplikasi database dan diterapkan seefektif dan seefisien mungkin. Selanjutnya dilakukan pendefinisian sistem database melalui penjelasan batasan-batasan untuk aplikasi database, pengguna database, dan area-area aplikasi, penentuan jangkauan beserta batasan dari aplikasi basisdata, penggunanya, dan area aplikasinya, serta bagaimana sistem berinteraksi dengan bagian lain dalam organisasi. Jika batasan sudah ditentukan maka selanjutnya dilalukan pengumpulan dan analisa Kebutuhan
proses melalui mengumpulkan dan menganalisa kebutuhan-kebutuhan dari informasi tentang bagian dari perusahaan yang akan dibuat sebuah basis data dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan kebutuhan user dan sistem yang baru.
Berdasarkan hasil analisa dan identifikasi kebtuhan, dilakukan desain database meliputi aktifitas untuk merancang basis data yang dapat mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Pendekatan yang bias digunakan adalah top-down, bottom-up, inside-out, mixed. Pada pendekatan top-down, terdapat tiga tahap dalam aktifitas perancangan, meliputi conceptual design, logical design, physical design.
Setelah dihasilkan model konseptual, logical dan fisikal, langkah berikutnya adalah penerntuan atau seleksi DBMS yang sesuai dengan aplikasi basis data, dilanjutkan dengan desain aplikasi berupa rancangan layar antar muka pengguna. Prototyping merupakan tahapan selanjutnya yang dilakukan untuk mengidentifikasikan corak sistem apakah sistem bekerja dengan baik.
Tahapan selannjutnya adalah implementasi yang merupakan realisasi secara fisik dari basis data dan desain aplikasi Pengendalian keamanan integritas untuk aplikasi juga telah diterapkan. Sebagian dari kendali ini telah diterapkan dengan menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin perlu untuk digambarkan di luar dari DDL, sebagai contoh penggunaan yang disediakan DBMS atau kendali sistem operasi.
Ketika suatu sistem basis data baru sedang menggantikan suatu sistem basis data yang lama, maka diperlukan langkah konversi data dan loading sebelum masuk prosers testing dan pemeliharaan di tahap terakhirnya. Pemeliharaan operasional sistem meliputi pemantauan performa beserta pengembangan kualitas aplikasi basis data ketika diperlukan.
Referensi :
Connolly, Thomas & Begg, Carolyn. (2002). Database Systems :A Practical Approach to Design, implementation and management. Third Edition. Addision Wesley, England
Comments :