Perkembangan komputasi awan (cloud computing) timbul sebagai paradigma yang menarik dalam pengelolaan dan penyampaian layanan melalui internet (Zhang, Cheng, & Boutaba, 2010). Munculnya komputasi awan dan penggunaan teknologi komputasi awan untuk kebutuhan operasional organisasi baik bisnis, pemerintahan maupun pendidikan dalam lima tahun belakangan ini berkembang sangat pesat. Komputasi awan tidak sekedar konsep teknologi yang menjanjikan penyampaian berbagai hal yang menarik.Komputasi awan memberikan peluang, salah satu peluang yang diberikan secara signifikan terletak pada potensinya membantu negara berkembang untuk mendapatkan keuntungan dari teknologi informasi tanpa melakukan investasi yang besar diawal (Martson, Li, Bandyopadhyay, Zhang, & Ghalsasi, 2011). Saat ini komputasi awan sudah menjadi realita dan banyak implementasi komersial yang dilakukan. Seperti yang dilakukan Amazon dengan Amazon’s Elastic Compute Cloud (EC2) dan Google dengan Google Apps (Sultan, 2010).

Pemanfaatkan komputasi awan bagi bisnis secara tepat dan efisien tidak hanya meningkatkan keuntungan dengan memungkinkan para karyawan dapat bekerja jarak jauh (remote), tetapi juga dapat meningkatkan produktifitas dari perusahaan (Aljabre, 2012). Layanan yang diberikan pada komputasi awan memberikan peluang bagi organisasi untuk terus dapat memanfaatkan teknologi informasi terbaru dengan biaya yang tidak mahal. Komputasi awan menjadi pilihan yang atraktif bagi pengembangan usaha kecil-menengah dan startup serta pendidikan (Sultan, 2010). Bisnis dan konsumen akan mendapatkan keuntungan dari interoperabilitas tinggi antara awan (cloud) dan jaringan awan (cloud network) yang akan meningkatkan berbagi sumberdaya dan informasi. Ada banyak kegunaan teknologi awan saat ini dan secara pasti akan mengubah cara dalam menangani data, layanan dan menyimpan/mengakses konten digitalakan tetapi untuk mendapatkan potensi maksimal dibutuhkan pemahaman terbuka, apresiasi dan investasi dalam teknologi komputasi awan (Carlin & Curran, 2012).

Jika seluruh data, file, program dan aplikasi yang dimiliki organisasi berada di awan, maka sudah tidak dibutuhkan perangkat komputer dan hard drive dan desentralisasi secara besar-besaran dimungkinkan, untuk menjalankan tugas sebagai karyawan dapat menggunakan netbook, tablet digital, ataupun perangkat pintar lainnya untuk menyimpan, menggunakan kembali dan kolaborasi pekerjaan dimanapun berada; baik di kantor, rumah, maupun di dalam perjalanan (Bento & Bento, 2011). Komputasi awan memanfaatkan teknologi virtualisasi untuk mencapai tujuan dalam penyediaan sumberdaya komputasi sebagai utilitas. Berbagi aspek dengan komputasi grid dan autonomik tetapi berbeda dalam beberapa hal (Zhang, Cheng, & Boutaba, 2010). Dengan perkembangan kinerja komputasi awan akan membawa peluang bagi perkembangan dunia pendidikan (Zhang & Jiao, 2011).