Galuh A. Savitri, S.I.Kom, M.I.Kom

 

Fenomena Hoax sedang menjadi perbincangan dan menjangkiti masyarakat di berbagai lapisan. Hoax muncul salah satunya dikarenakan oleh persaingan untuk memikat pembaca yang dilakukan oleh banyak media, terutama media online. Media-media tersebut melakukan apa saja untuk mendapatkan viewer atau pengunjung di situs mereka. Seringkali cara yang dilakukan untuk menarik perhatian pembaca tersebut melupakan dan melewati batas etika jurnalistik, profesionalitas dan kredibilitas pemberitaan sehingga banyak berita yang asal muncul dan menjadi berita palsu (hoax) dengan judul yang fenomenal. Berbagai peristiwa yang terjadi, baik di dalam dan luar negeri, baik soal politik, sosial, ekonomi, maupun agama, dijadikan sebagai bahan menyebarkan berita-berita palsu yang memancing sentimen dan kebencian terhadap pihak tertentu.

Mencegah berkembangnya hoax dapat ditempuh dengan dua cara, pertama, membatasi beredarnya media-media yang diragukan kredibilitasnya, hal ini dilakukan dengan memberdayakan kembali badan pengawas media dan menguatkan sisi hukum dan undang-undang pers. Menanamkan kembali kesadaran fungsi media untuk mengedukasi tidak hanya mengedepankan sisi komersil saja. Seperti yang kita ketahui, maraknya hoax juga disebabkan oleh tingkat literasi media masyarakat yang masih rendah. Kemampuan dan kemauan masyarakat untuk menggunakan nalar atas apa yang dibaca, dilihat dan didengarkan masih rendah. Nalar yang sehat akan membentengi seseorang dari prasangka, kebencian, emosi, dan egoisme yang bisa memengaruhi pemikirannya dalam menilai suatu persoalan.  Budaya literasi juga perlu ditanamkan dan didorong oleh sikap kritis dalam berfikir, mana yang baik dan mana yang buruk agar masyarakat tidak malah menyebarkan hoax.

Sehingga dapat diambil kesimpulan, mengatasi maraknya berita palsu (hoax) adalah persoalan bagaimana mendidik masyarakat agar menjadi lebih kritis dan memiliki kemampuan bernalar yang baik. Jadi, selain dengan penegakan hukum terhadap pembuat dan penyebar berita palsu (hoax), kita juga perlu mengatasinya dengan edukasi dan literasi media di masyarakat.