Hipster
Istilah “Hipster” dalam konteks startup merujuk pada orang yang terlibat dalam dunia startup dengan gaya hidup, minat, dan preferensi khas, yang sering kali dianggap sebagai tren atau mengikuti pola budaya yang berbeda dari norma mainstream. Istilah “Hipster” sendiri berasal dari subkultur masyarakat yang menekankan pada keunikan, kreativitas, dan kebebasan berpendapat.
Dalam dunia startup, “Hipster” dapat memiliki beberapa konotasi tergantung pada konteks dan pandangan masing-masing individu. Beberapa aspek yang sering terkait dengan “Hipster” dalam startup adalah sebagai berikut:
- Gaya dan Pakaian: “Hipster” cenderung memiliki gaya berpakaian yang unik, seringkali mencakup kombinasi pakaian retro atau vintage dengan sentuhan modern. Mereka mungkin cenderung menggunakan pakaian dan aksesori yang berbeda dari tren mainstream.
- Minat pada Inovasi: “Hipster” dalam startup sering memiliki minat pada produk atau teknologi inovatif. Mereka tertarik pada perusahaan yang berusaha menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
- Kultur Kerja Fleksibel: Beberapa “Hipster” lebih suka bekerja dalam lingkungan yang fleksibel dan tidak terpaku pada rutinitas kantor tradisional. Startup seringkali menawarkan lingkungan yang lebih santai dan fleksibel, yang menarik bagi orang dengan gaya hidup “Hipster”.
- Keterlibatan dalam Komunitas Startup: “Hipster” sering terlibat dalam komunitas startup, acara teknologi, dan konferensi yang berfokus pada inovasi dan teknologi.
- Gaya Hidup Berkelanjutan: Beberapa “Hipster” dapat memiliki minat pada gaya hidup berkelanjutan dan kesadaran lingkungan. Ini dapat tercermin dalam preferensi mereka dalam memilih produk atau layanan yang ramah lingkungan.
- Keterlibatan dalam Seni dan Kreativitas: “Hipster” sering terlibat dalam seni, kreativitas, dan budaya. Mereka mungkin tertarik pada desain, seni visual, musik alternatif, dan bentuk ekspresi kreatif lainnya.
- Penggunaan Teknologi: “Hipster” seringkali menjadi early adopter teknologi, mereka cenderung mencari dan menggunakan aplikasi, perangkat, atau platform baru yang menarik.
Namun, perlu diingat bahwa istilah “Hipster” memiliki konotasi yang bervariasi di masyarakat dan pandangan terhadap kelompok ini bisa beragam. Beberapa melihat “Hipster” sebagai orang yang inovatif dan kreatif, sementara yang lain mungkin menganggapnya sebagai kelompok yang berlebihan dan terlalu fokus pada tren.
Penting untuk tidak menggeneralisasi atau memberi label pada individu berdasarkan stereotipe. Setiap orang unik, dan dunia startup menyambut beragam bakat, pandangan, dan gaya hidup. Sebagai gantinya, fokuslah pada komitmen terhadap inovasi, kerja keras, dan semangat dalam mencapai kesuksesan dalam startup.
Published at :