Halo, Binusian! Lagi belajar ngoding dan mulai bingung dengan istilah-istilah kayak object-oriented, functional, dan procedural programming? Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak yang ngalamin hal yang sama di awal-awal belajar. Yuk, kita bahas bareng, tapi dengan bahasa yang santai!

  1. Procedural Programming

Langkah demi langkah, kayak resep masakan.”

Paradigma ini fokus ke urutan langkah yang harus dieksekusi. Kode disusun dalam bentuk prosedur atau fungsi, dan biasanya dibaca dari atas ke bawah. Paradigma ini adalah yang paling sederhana dan sering menjadi pintu masuk bagi para pemula. Bahasa seperti C, Pascal, dan bahkan Python bisa digunakan dengan gaya prosedural.

Ciri-ciri:

  • Program dibagi dalam fungsi atau prosedur.
  • Fokus utama pada urutan langkah-langkah (instruksi) yang harus dieksekusi.
  • Data dan fungsi cenderung terpisah.

Kapan digunakan?

Cocok untuk program kecil atau ketika kita ingin kontrol penuh terhadap urutan instruksi.

 

  1. Object-Oriented Programming (OOP)

Semua adalah objek, dan objek punya sifat & perilaku.”

Bayangin kamu bikin game. Ada karakter, musuh, senjata, dll. Nah, OOP bantu kamu modelin semua itu sebagai objek dengan data (atribut) dan aksi (method). Paradigma OOP memperkenalkan konsep “objek”, yang menggabungkan data dan fungsi yang berkaitan dalam satu unit.

Konsep Utama:

  • Class & Object: Blueprint dan instance.
  • Encapsulation: Data dibungkus dengan fungsi.
  • Inheritance: Pewarisan sifat dari class lain.
  • Polymorphism: Kemampuan objek untuk memiliki banyak bentuk.

Kapan digunakan?

OOP sangat cocok untuk sistem besar dan kompleks, seperti aplikasi web, sistem manajemen, atau game, karena memudahkan dalam organisasi dan pemeliharaan kode.

 

  1. Functional Programming

Fokus ke fungsi murni, hindari drama (side-effect).

Functional programming itu kayak matematika: kamu kasih input, dia kasih output tanpa mengubah hal-hal di luar fungsi itu sendiri. Paradigma ini berfokus pada fungsi murni, yaitu fungsi yang tidak mengubah keadaan di luar dirinya dan tidak tergantung pada variabel global. Bahasa seperti Haskell, Scala, dan sebagian besar fitur Python modern mendukung FP.

Ciri-ciri:

  • Fungsi murni dan immutability (data tidak bisa diubah).
  • Menghindari side-effect (perubahan di luar fungsi).
  • Menggunakan konsep higher-order functions dan recursion.

Kapan digunakan?

Functional Programming sangat cocok untuk perhitungan matematis, pemrosesan data, atau sistem yang perlu skalabilitas tinggi dan paralelisme.

 

Mana yang Harus Dipelajari Dulu?

Tidak ada jawaban mutlak. Sebaiknya mulai dari Procedural agar paham dasar logika, lanjut ke OOP untuk belajar struktur data yang kompleks, dan kemudian eksplorasi Functional untuk membangun pola pikir deklaratif dan efisien.

Yang terpenting: Kenali masalahnya dulu, baru pilih paradigmannya. Setiap paradigma punya keunggulan masing-masing, dan sebagai next-gen programmer, kamu perlu tahu kapan harus menggunakan alat yang tepat.

Paradigma pemrograman bukan cuma soal gaya menulis kode, tapi juga soal cara berpikir dalam menyelesaikan masalah. Dengan memahami berbagai paradigma—procedural, OOP, dan functional—kamu akan lebih fleksibel, adaptif, dan siap menghadapi berbagai tantangan di dunia nyata.

 

References