Misinformasi atau kesalahan pada suatu informasi yang ada, dapat menjadi permasalahan serius di era digital ini. Penyebaran informasi yang tidak akurat melalui media sosial dan platform online lainnya dapat memicu berbagai masalah, mulai dari polarisasi sosial hingga krisis kepercayaan. Dalam lingkup ini, komunikasi sebenarnya menjadi salah satu unsur permasalahan sekaligus solusi untuk mengatasi misinformasi.

Faktor individu seperti kepercayaan yang sudah ada dan kurangnya literasi digital, serta faktor sosial seperti tekanan sosial dan polarisasi, menjadi landasan utama. Di sisi lain, perkembangan teknologi seperti algoritma media sosial yang personalisasi dan kecepatan penyebaran informasi di internet semakin memperparah situasi. Selain itu, faktor ekonomi seperti komersialisasi informasi dan disinformasi yang disengaja juga turut berkontribusi. Semua faktor ini saling terkait dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyebaran informasi yang salah.

Sumber:  (TikTok/@Universal Pictures Indonesia)

Mengambil salah satu contoh dari kasus yang menjadi sorotan publik akhir-akhir ini yaitu seorang artis sekaligus musisi tanah air, Marion Jola. Yang mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki teater musikal dalam wawancara dengan aktor film Wicked, Jonathan Bailey dan Jeff Goldblum. Pernyataan tersebut tersampaikan dan diunggah dalam video wawancara di akun Instagram Universal Pictures Indonesia pada 20 November 2024 lalu. Misinformasi dalam kasus ini terletak pada informasi tentang dunia teater musikal diragukan eksistensinya di Indonesia.

Sumber: (Liputan6.com/Audrey Santoso)

Perlu diketahui bahwa indonesia sedari dasarnya memiliki budaya kesenian yang mendasari munculnya alternatif-alternatif seni pertunjukan seperti seni teater musikal. Indonesia sendiri memiliki kesenian teater yang fenomenal hingga saat ini seperti, Pertunjukan Wayang, Lenong Betawi, Randai, Ludruk,  Ketoprak, Mamanda, Mendu, dan masih banyak lagi. Kesenian tersebut termasuk dalam seni teater karena memadukan unsur-unsur drama, tari, musik, komedi, dan nilai-nilai lokal. Seiring berkembangnya waktu banyak lembaga-lembaga kesenian di Indonesia yang mengembangkan dan mempertunjukan kesenian teater hingga manca negara. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mempelajari, mundukung serta meningkatkan awareness terhadap seni teater di Indonesia apalagi yang berhubungan langsung dengan budaya tradisional Indonesia.

Dalam kasus ini, komunikasi memainkan peran sentral dalam mengatasi maraknya misinformasi di era digital. Melalui jurnalisme berkualitas, verifikasi fakta, dan edukasi publik, kita dapat meningkatkan literasi digital masyarakat. Dialog yang konstruktif dan kolaborasi multipihak juga penting untuk membangun kepercayaan dan mencapai konsensus. Namun, tantangan seperti kecepatan penyebaran informasi, polarisasi, dan disinformasi yang disengaja membuat upaya ini semakin kompleks. Oleh karena itu, perlu adanya upaya berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, media, akademisi, dan masyarakat sipil, untuk menciptakan lingkungan informasi yang lebih sehat dan terpercaya.

 

 

Referensi: