Pengaruh Teknologi terhadap Etika Akuntansi: Tantangan Etika dalam Era Digital
Source: https://www.istockphoto.com/id/vektor/aplikasi-keuangan-dan-tim-bisnis-gm936129682-256074938
Adopsi teknologi baru dalam akuntansi membawa banyak keuntungan, seperti efisiensi, akurasi, dan kecepatan yang lebih tinggi dalam pemrosesan data keuangan. Namun, di balik keuntungan tersebut, muncul berbagai permasalahan etika yang perlu diperhatikan oleh para profesional akuntansi. Permasalahan atau tantangan ini meliputi masalah keamanan data, privasi, transparansi, dan tanggung jawab profesional.
Dengan meningkatnya penggunaan cloud based system, big data analytics, dan Internet of Things (IoT), data keuangan menjadi lebih rentan terhadap serangan siber seperti peretasan dan pencurian data. Para akuntan memiliki tanggung jawab etis untuk melindungi data klien dan perusahaan dari ancaman-ancaman ini. Mereka harus memastikan bahwa sistem keamanan yang kuat diterapkan untuk menjaga kerahasiaan dan integritas data (Bhimani, 2020). Teknologi memungkinkan pengumpulan dan analisis data dalam jumlah besar, yang dapat meningkatkan akurasi dan keandalan laporan keuangan. Namun, teknologi juga dapat digunakan untuk memanipulasi data atau menyembunyikan informasi penting. Misalnya, algoritma kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk memanipulasi laporan keuangan atau memanipulasi hasil audit. Tantangan etis bagi akuntan adalah memastikan bahwa data yang dilaporkan transparan, akurat, dan dapat diandalkan, serta tidak digunakan untuk tujuan yang tidak etis (Warren, Moffitt, & Byrnes, 2019).
Seiringan dengan adopsi teknologi baru, para akuntan dituntut untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Namun, tidak semua akuntan memiliki kemampuan atau kesempatan untuk mengikuti perkembangan teknologi terbaru. Hal ini menimbulkan tantangan etis terkait dengan tanggung jawab profesional mereka. Akuntan harus memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menggunakan teknologi baru secara etis dan efektif. Mereka juga harus siap menghadapi konsekuensi etis dari penggunaan teknologi, seperti bias algoritmik atau kesalahan data yang disebabkan oleh sistem otomatis (Appelbaum, Kogan, & Vasarhelyi, 2017).
Regulasi akuntansi terus berkembang untuk mengikuti perkembangan teknologi. Namun, adopsi teknologi baru sering kali mendahului regulasi yang ada, menciptakan celah dalam pengawasan dan kepatuhan. Akuntan harus memastikan bahwa penggunaan teknologi baru tetap sesuai dengan regulasi yang berlaku, meskipun regulasi tersebut mungkin belum sepenuhnya mengakomodasi teknologi baru. Kepatuhan terhadap regulasi ini penting untuk menjaga integritas profesi akuntansi dan melindungi kepentingan pemangku kepentingan (AICPA, 2019).
Adopsi teknologi baru dalam akuntansi membawa banyak manfaat, tetapi juga menimbulkan berbagai tantangan etika. Para akuntan harus siap menghadapi tantangan-tantangan ini dengan menjaga keamanan dan privasi data, memastikan transparansi dan keandalan data, memenuhi tanggung jawab profesional, dan mematuhi regulasi yang berlaku. Dengan demikian, mereka dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi laporan keuangan sambil menjaga integritas dan etika profesi akuntansi.
Referensi
- Bhimani, A., Sangster, A., Leech, S., & Sugden, B. (2019). Management Accounting in the Digital Economy. Routledge. https://www.routledge.com/Management-Accounting-in-the-Digital-Economy/Bhimani-Sangster-Leech-Sugden/p/book/9781138732247
- Warren, J. D., Moffitt, K. C., & Byrnes, P. (2015). How Big Data Will Change Accounting. Accounting Horizons, 29(2), 397-407. https://aaajournals.org/doi/10.2308/acch-51069
- Richins, G., Stapleton, A., Stratopoulos, T., & Wong, C. (2017). Big Data Analytics: Opportunity or Threat for the Accounting Profession? Journal of Information Systems, 31(3), 63-79. https://aaajournals.org/doi/10.2308/isys-51805
- American Institute of CPAs (AICPA). (2019). Ethics and Professional Code of Conduct. https://www.aicpa.org/research/standards/codeofconduct.html
Comments :