Pernah nggak kalian punya teman umurnya diatas 20 tahun atau 30 tahun tapi omongannya toxic, suka ganti-ganti pacar, hobinya mengeluh?

Atau teman/kenalan/pasangan kalau diajak diskusi serius, malah menghindar atau menghilang.

Atau dimintain kerja suatu pekerjaan dijawabnya “Ah, susah nih, mending kamu aja yang kerjain, aku nggak tahu”

Kalian pernah bertanya-tanya tidak, mereka kenapa sih gitu banget? Ngak banget deh, Kekanak-kanakan. Readers, perilaku tersebut dinamakan Peter pan syndrome.

 

Apa itu Peter pan syndrome? Yuk kita simak penjelasannya.

Peter Pan syndrome adalah istilah populer untuk menggambarkan orang dewasa yang tidak bersikap layaknya seusianya. Istilah ini berasal dari karakter fisik Peter Pan yang dikenal sebagai anak laki-laki yang tidak pernah mau tumbuh dewasa. Kondisi ini mengarah kepada pola perilaku yang dapat menghambat perkembangan seseorang untuk mencapai kedewasaan emosional dan psikologis yang sehat. Walaupun fisik sudah dewasa, namun secara mental dan psikologis masih kekanak-kanakan.

Peter Pan Syndrome pertama kali diperkenalkan oleh Dan Killey, seorang psikolog asal Amerika. Istilah ini kebanyakan sering terjadi pada laki-laki namun tidak menutup kemungkinan jenis kelamin apapun dapat mengembangkan perilaku yang terkait dengan sindrom.

Apa saja Ciri-ciri Peter pan syndrom?

Ada beberapa ciri-ciri seseorang mengalami peter pan syndrome, antara lain :

  1. Irresponsibility

Hanya ingin bersenang-senang dan tidak bertanggungjawab atas tugas dan pekerjaan, sulit mengelola keuangan, tidak mau mengakui kesahalan dan sulit untuk introspeksi

  1. Anxiety

Sense of urgency tidak seimbang, melarikan diri atau menghindar dari pembahasan serius

  1. Loneliness

Menampilkan kegembiraan dan fake happiness namun sebenarnya kesepian

  1. Sex Role Conflict

Sering bergantung secara berlebihan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka seperti memanjakan dan membereskan masalah untuknya

  1. Narcissism

Kepo tentang pendapat orang terhadap dirinya dan ingin orang-orang menyukai dan memuji mereka.

  1. Social Impotence

Sulit untuk mempertahankan hubungan jangka panjang, kesulitan bergaul dengan orang-orang tangguh, tidak bisa bertahan pada satu pekerjaan (suka ganti-ganti).

  1. Despondency

Di usia atas 30 mengalami kesedihan karena merasa gagal.

Penyebab peter pan syndrome ini dapat bervariasi, mulai dari pengalaman pada masa anak-anak yang kurang baik, kurangnya peran orang dewasa secara sehat, pola asuh orang tua, takut akan kegagalan, dan ekonomi. Kondisi ini tentu berdampak negatif pada hubungan interpersonal, karir, dan kesejahteraan finansial.

Fakta Menarik Peter Pan Syndrome

Dalam jurnal berjudul “Peter Pan Syndrome: Men Who Don’t Grow Developing a Scale” ada  beberapa hal yang menarik:

  1. Belum ada alat ukur spesifik untuk mengukur kondisi ini. Jurnal ini berupaya untuk mengembangkan skala psikometrik yang valid dan reliabel untuk mengukur Peter Pan Syndrome pada pria dewasa.
  2. Terdapat 6 dimensi utama dari Peter Pan syndrome ini yaitu; kebutuhan untuk diurus, ketidakdewasaan emosional, fokus pada diri sendiri, penolakan akan tanggung jawab, masalah dengan komitmen, dan kesulitan melihat masa depan.
  3. Pria yang memiliki skor tinggi pada skala Peter Pan syndrome memiliki harga diri yang lebih rendah, tidak puas dengan kehidupan, dan mengalami lebih banyak masalah dalam hubungan sosial.
  4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peter Pan syndrome umum terjadi pada pria dewasa muda umur 18-35 tahun dibandingkan dengan pria dewasa yang lebih tua.
  5. Peter Pan syndrome ini bukan termasuk gangguan klinis (tidak terdaftar dalam Diagnostic Statistical Manual Disorder), sindrom ini lebih mengarah pada pola perilaku yang menghambat kedewasaan Sehingga tidak diklasifikasikan sebagai kondisi klinis yang membutuhkan obat.

Tips untuk mengatasi Peter Pan Syndrome

Ada beberapa upaya untuk mengatasi Peter Pan syndrome ini, diantaranya;

  • Meningkatkan kesadaran diri mengenai buruknya pola pikir dan perilaku dari Peter Pan
  • Mengembangkan kemandirian dengan belajar lebih mandiri secara emosional, mengurangi ketergantungan pada orang lain, dan mengambil tanggung jawab dari hal hal kecil dalam hidup.
  • Mencari bantuan terapis dan psikolog profesional perlu dilakukan jika memang upaya mandiri sulit dilakukan.
  • Mengembangkan keterampilan coping yang sehat, dimulai dari bagaimana me-manage stres, conflict resolution, dan cara berkomunikasi yang efektif.
  • Menetapkan tujuan dan prioritas jangka Baik itu dalam hal karir, hubungan, dan keuangan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan maturity dan perspektif terhadap masa depan.

 

Sumber:

Agustin, S. (2023, Augustus 21). Perilaku Kekanakan pada Orang Dewasa. Alodokter. https://www.alodokter.com/sindrom-peter-pan-perilaku-kekanakan-pada-orang-dewasa

Clinic, C. (2024, April 8). Peter Pan syndrome may have you saying, ‘I don’t want to grow up.’ Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/peter-pan-syndrome

Kalkan, M., Batık, M. V., Kaya, L., & Turan, M. (2019). Peter Pan Syndrome “Men Who Don’t Grow”: Developing a scale. Men And Masculinities, 24(2), 245–257. ResearchGate.net, https://doi.org/10.1177/1097184×19874854