Dalam dunia bisnis yang penuh disrupsi, prioritas perusahaan awalnya beralih ke menjaga kesinambungan pasokan dengan cara apapun. Sekarang, dengan inflasi yang tinggi dan kekhawatiran resesi, perusahaan dituntut untuk kembali fokus pada minimisasi biaya tanpa mengorbankan kelancaran pasokan. Ditambah lagi tekanan untuk memenuhi target lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang semakin ketat, semuanya dapat terlihat seperti tantangan yang sangat sulit diatasi (Padgaonkar, 2023).

Source : https://unsplash.com/photos/a-large-cargo-ship-loaded-with-lots-of-containers-WqZwkrBuZIE

Bagaimana perusahaan dapat membangun rantai pasok yang tangguh ditengah berbagai tujuan yang sepertinya berbeda ini? Dengan menyadari bahwa meskipun berbeda, tujuan tersebut tidak saling bertentangan.

Mencapai Ketahanan/Resilience Tanpa Menaikkan Biaya

Ketahanan berasal dari kemampuan untuk menggunakan opsi – berbagai solusi untuk mengatasi tantangan rantai pasok yang dapat mengurangi risiko – dan terdiri dari tiga elemen berbeda:

  • Ketersediaan jalur atau opsi dalam flow rantai pasok
  • Kemampuan untuk menentukan kapan opsi ini diperlukan, dalam menghadapi potensi disrupsi
  • Kemampuan untuk menggunakan opsi ini dalam waktu dekat (near-real time)

Cara yang terlihat jelas untuk menciptakan opsi adalah dengan berinvestasi dalam membangun rantai pasok paralel atau meningkatkan stok barang untuk cadangan. Namun, cara tersebut dapat menyebabkan peningkatan cost/biaya yang tinggi.

Para praktisi perlu memperluas pandangan mereka dan memeriksa seluruh rantai pasok yang lebih luas – mulai dari asal bahan baku hingga pengiriman produk jadi . Ekosistem yang lebih luas ini, yang terdiri dari pemasok bahan baku, mitra logistik, dan distributor, pada dasarnya sudah memiliki opsi bawaan.

Cara yang lebih efisien untuk membangun ketahanan adalah dengan menggunakan seluruh opsi bawaan yang ada di dalam rantai pasok yang lebih luas ini.

Untuk melakukannya, organisasi perlu melihat opsi yang tersedia dan kemudian beradaptasi dalam waktu dekat dengan bekerja sama dengan mitra eksternal. Strategi lihat-adaptasi-kolaborasi (visibility-agility-collaboration). Pendorong ketahanan yang keempat dan tersembunyi tetapi penting adalah keselarasan – antara orang, proses, dan teknologi.

Setelah organisasi selaras, mereka harus menciptakan visibilitas ke dalam rantai pasok yang lebih luas. Visibilitas dapat memberikan peringatan dini akan potensi disrupsi. Dalam situasi ini, kelincahan (agility) adalah yang utama. Akses ke data waktu nyata dapat memungkinkan sistem tanggap-dan-respons (sense-and-respond) yang sebenarnya.

Jika pasokan bahan baku organisasi terganggu, sistem tanggap-dan-respons dapat mengarahkan pemasok untuk memenuhi pesanan dari lokasi lain dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, mungkin akan bermanfaat bagi organisasi untuk bekerja sama dengan pemasok utama untuk memperluas pusat distribusi mereka di beberapa lokasi strategis. Atau, jika itu akan menambah biaya yang signifikan, mungkin lebih masuk akal untuk mengembangkan pemasok sekunder sebagai gantinya.

Memiliki opsi ini dan kemampuan untuk bertindak cepat adalah kunci untuk membangun ketahanan tanpa menambah biaya.

Menyeimbangkan Keberlanjutan dan Biaya

Penggunaan praktik ramah lingkungan (going green) masih sering dianggap sebagai hal yang mahal. Tetapi tujuan lingkungan yang agresif tidak perlu bertentangan dengan minimisasi biaya dan membangun ketahanan.

Cara Mengurangi Emisi Tanpa Menaikkan Biaya

Standar Protokol Gas Rumah Kaca (Greenhouse Gas Protocol) mendefinisikan tiga jenis emisi:

  • Scope 1, emisi langsung dari sumber yang dimiliki dan dioperasikan bisnis
  • Scope 2, emisi tidak langsung yang dihasilkan oleh pembangkitan energi
  • Scope 3, semua emisi dari aktivitas yang tidak dikendalikan bisnis tetapi secara tidak langsung diperhitungkan di hulu dan hilir rantai nilainya

Di seluruh Scope 1, 2, dan 3, ada strategi yang dapat dicapai untuk mengurangi emisi tanpa meningkatkan biaya.

 

 

Referensi :

Padgaonkar, P. (2023). How to Build Supply Chain Resilience Without Sacrificing ESG Goals or Inflating Costs. Harvard Business Review. https://hbr.org/sponsored/2023/03/how-to-build-supply-chain-resilience-without-sacrificing-esg-goals-or-inflating-costs