Source : https://unsplash.com/photos/white-wind-turbines-on-green-grass-field-during-daytime-4GcU63RG7sI

Mitos atau Fakta: ESG vs Kepentingan Pemegang Saham?

Selama ini, banyak investor mempertanyakan apakah praktik keberlanjutan perusahaan (ESG) sejalan dengan kepentingan mereka. Ada kekhawatiran bahwa fokus pada ESG justru mengalihkan perhatian perusahaan dari profitabilitas jangka pendek (Yoon, 2024). Namun, riset terbaru menunjukkan pandangan yang sebaliknya. Penerapan ESG yang tepat, strategis, dan berjangka panjang, justru dapat meningkatkan nilai perusahaan secara signifikan.

Pemimpin Visioner, ESG Strategis, dan Peningkatan Nilai Saham

Efektivitas ESG sangat bergantung pada kepemimpinan perusahaan. Pemimpin yang visioner dan berintegritas akan memastikan bahwa proyek ESG yang dipilih tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan dan sosial, tetapi juga menguntungkan perusahaan. Studi menunjukkan bahwa perusahaan dengan CEO berkualitas tinggi yang menerapkan ESG mengalami peningkatan nilai saham rata-rata 6,64% per tahun dibandingkan dengan perusahaan lain. Hal ini dapat dijelaskan karena kompensasi CEO biasanya terkait dengan performa saham perusahaan. Dengan kata lain, CEO yang visioner akan fokus pada strategi yang tidak hanya beretika tapi juga menguntungkan investor.

Menjaga Rantai Pasokan: Mengelola Risiko ESG dan Meningkatkan Profitabilitas

Selain kepemimpinan, praktik ESG yang baik juga harus diterapkan pada rantai pasokan perusahaan. Gangguan pada rantai pasokan akibat masalah lingkungan atau sosial, seperti bencana alam akibat praktik pengelolaan lingkungan yang buruk atau pelanggaran ketenagakerjaan di pemasok, dapat berdampak merugikan perusahaan. Tantangannya terletak pada bagaimana melacak praktik ESG pemasok, terutama yang berskala kecil. Para peneliti mengatasi hal ini dengan menciptakan indikator khusus untuk menilai risiko ESG di rantai pasokan. Hasilnya? Perusahaan dengan sedikit masalah ESG pada pemasok memiliki peningkatan nilai saham tahunan sebesar 6,77%, dibandingkan dengan perusahaan yang banyak menghadapi masalah tersebut. Ada tiga alasan utama di balik temuan ini:

  1. Stabilitas Rantai Pasokan:ESG yang baik memastikan praktik bisnis pemasok yang beretika dan berkelanjutan, sehingga meminimalisir risiko gangguan dan memastikan kelancaran operasi perusahaan.
  2. Citra Perusahaan yang Positif:Konsumen dan investor yang semakin peduli terhadap keberlanjutan semakin selektif dalam memilih produk dan berinvestasi. Perusahaan dengan komitmen ESG yang tinggi akan memiliki citra yang positif, sehingga meningkatkan daya tarik mereka di mata para pemangku kepentingan ini.
  3. Kepatuhan Regulasi:ESG membantu perusahaan mematuhi peraturan terkait lingkungan dan sosial. Hal ini penting untuk menghindari denda, tuntutan hukum, dan gangguan operasional akibat pelanggaran regulasi.

ESG: Investasi Jangka Panjang untuk Investor Cerdas

Dengan melihat poin-poin di atas, jelas bahwa praktik ESG yang baik bukanlah beban, melainkan investasi jangka panjang yang menguntungkan. Investor perlu kritis dalam menilai bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya untuk kegiatan ESG dan bagaimana hal itu berdampak pada profitabilitas jangka panjang. Perusahaan yang dapat menunjukkan transparansi dan pelaporan yang baik terkait praktik ESG mereka akan semakin diminati oleh investor cerdas yang ingin meraup keuntungan berkelanjutan.

Kesimpulan: ESG dan Kepentingan Pemegang Saham Bisa Sejalan

Penerapan ESG yang tepat tidak bertentangan dengan kepentingan pemegang saham, melainkan justru saling melengkapi. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat mencapai pertumbuhan berkelanjutan yang tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan sosial, tetapi juga memberikan nilai jangka panjang bagi investor. ESG adalah investasi cerdas untuk masa depan perusahaan dan para pemangku kepentingan terkait.

 

Referensi :
Yoon, A. (2024). Two Factors that Determine When ESG Creates Shareholder Value. Harvard Business Review. https://hbr.org/2024/02/two-factors-that-determine-when-esg-creates-shareholder-value