Kajian World Economic Forum di tahun 2022 menyebutkan bahwa salah satu keterampilan di masa mendatang yang sangat dibutuhkan adalah kemampuan terkait Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Artifisial (KA). Dengan semakin meningkatnya kemampuan komputer dan penggunaan komputasi awan (cloud computing) membuat pengembangan AI semakin canggih.

AI yang kita rasakan di keseharian adalah Generative AI yang dapat menghasilkan teks, gambar maupun audio video. Kita bisa menggunakan ChatGPT, Perplexity, Gemini, Mid Journey sampai Sora. Keberadaan Generative AI yang makin meluas ini tentu memberikan tantangan sendiri bagi dunia Pendidikan. Apa lingkup dan batasan yang bisa digunakan oleh mahasiswa dalam menghasilkan karya via Generative AI? Bagaimana penggunaan Generative AI di ruang kelas? Bagaimana mahasiswa dapat menggunakan Generative AI ini dengan produktif dan bertanggung jawab? Bagaimana kolaborasi antara AI dan manusia dalam keseharian?

Binus University, khususnya Binus @Bekasi sebagai perguruan tinggi yang dikenal sebagai terdepan dalam bidang teknologi informasi dan bisnis, tentu harus merespon dengan cepat perubahan yang terjadi. Melalui Surat Keputusan Rektor di tahun 2023 diputuskan bahwa mahasiswa Angkatan baru di tahun 2024 (Binusian 2028) akan mendapatkan mata kuliah wajib sebanyak 2 SKS bernama Foundation of Artificial Intelligence (FoAI). Mata kuliah wajib ini diterapkan untuk Program di luar Program Ilmu Komputer.

Diterapkannya mata kuliah wajib Dasar-Dasar Kecerdasan Artifisial (FoAI) ini tentu menjadi sebuah game changer dalam proses pembelajaran di Pendidikan tinggi. Sepanjang pengetahuan penulis, Binus University adalah universitas pertama di Indonesia yang menerapkan mata kuliah wajib AI. Dengan kebijakan ini diharapkan para mahasiwa Binus bisa lebih memiliki pemahaman yang utuh tentang AI, sehingga mereka bisa lebih bijak dan berdaya dalam memanfaatkan AI.

Ada beberapa fokus utama yang ingin diperkenalkan ke mahasiswa. Pertama, mahasiswa diperkenalkan tentanga definisi AI, sejarah dan proses perkembangannya sampai saat ini. Kedua, Mahasiswa diperkenalkan pada berbagai konsep dasar AI seperti machine learning, deep learning, neural networks, natural language processing, computer vision dan speech recognition. Ketiga, mahasiswa diperkenalkan pada beragam alat dan aplikasi berbasis AI yang dapat membantu keseharian mereka. Terakhir, mahasiswa juga akan diperkenalkan pada potensi, risiko dan keterbatasan AI.

Lalu bagaimana dengan mahasiswa aktif (Angkatan 2021, 2022 dan 2023) yang sudah bergabung saat ini? Untuk ketiga Angkatan ini, Binus University menerapkan kebijakan mata kuliah tempelan AI (AI-embedded course), yaitu 2-3 mata kuliah yang ditempelkan penggunaan AI. Misal, untuk mata kuliah Metodologi Penelitian. Di beberapa pertemuan akan diperkenalkan bagaimana melakukan kajian dan sintesa literatur dengan menggunakan AI, seperti Scite.AI dan Jenni.AI. Selain itu diperkenalkan pula aturan dan etika penulisan karya penelitian yang patuh pada aturan AI. Dengan demikian diharapkan mahasiswa aktif juga tetap mendapatkan materi pengayaan tentang AI, guna membekali mereka dengan pengetahuan kecerdasan artifisial di masa mendatang.

Binus University sebagai Perguruan Tinggi Indonesia Berkelas Dunia sangat berharap agar upaya penerapan mata kuliah wajib dan tempelan AI ini bisa bermanfaat bagai para peserta didik, sehingga mereka bisa lebih sukses dalam berkarya di masyarakat.

Semoga dengan penjelasan di atas, para calon mahasiswa dan orang tua akan makin mantap menjatuhkan pilihannya untuk melanjutkan studi di Binus University, khususnya Binus @Bekasi.

=00=

Oleh:

Gatot Soepriyanto Ph.D
Direktur Kampus Binus University @Bekasi
Faculty Member School of Accounting, Binus University

gsoepriyanto@binus.edu