Sumber: tgrcampaign.com

Terdapat sebuah fenomena psikologis yang terjadi akibat pengaruh media sosial dan internet, yang sering disebut dengan singkatan FOMO. FOMO merupakan sebuah singkatan dari Fear of Missing Out dan termasuk sebuah istilah yang tergolong baru dan kerap kali digunakan oleh remaja saat ini. FOMO berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang yang memicu perasaan cemas, takut, dan gelisah akan tertinggalnya suatu informasi, peristiwa, ataupun pengalaman. Biasanya, hal yang dapat memicu perasaan tidak menyenangkan tersebut ketika seseorang tidak dapat menghadiri suatu kegiatan, tidak diundang dalam sebuah acara sosial, atau bahkan ketika merasa sedang tidak ingin menghadiri suatu event.

Sumber: heartfulnessmagazine.com

Istilah FOMO (Fear of Missing Out) pertama kali diperkenalkan oleh Patrick J. McGinnis dalam esainya yang diterbitkan pada tahun 2004 dalam majalah Harvard Business School bernama “The Harbus”. Istilah FOMO (Fear of Missing Out) sendiri berasal dari bahasa Inggris yang artinya ketakutan karena merasa tertinggal serta tidak mengikuti aktivitas tertentu dan istilah ini ditambahkan ke Oxford English Dictionary pada tahun 2013.

Sumber: youtube.com

FOMO dapat menyebabkan seseorang berasumsi bahwa mereka memiliki peringkat sosial yang rendah, sehingga dapat menyebabkan seseorang merasakan cemas dan rendah diri. Beberapa orang dapat merasakan cemas dan takut yang timbul akibat dari pemikirannya sendiri. Rasa cemas tersebut dapat terjadi karena takut tertinggalnya sebuah berita, tren, peristiwa, pengalaman, dan hal lainnya. Istilah FOMO ini juga telah menjadi gambaran anak-anak muda yang kerap kali merasa takut akan dicap tidak gaul. Kebanyakan remaja bahkan menganggap jika orang lain bersenang-senang, mereka juga harus merasakan itu, contohnya, ketika dalam sebuah media sosial seseorang mengunggah sebuah pengalaman menyenangkan yang baru.

Sumber: gadis.co.id

Fenomena FOMO pada remaja ini berhubungan erat dengan perasaan yang selalu ingin terlibat dalam segala hal yang menyenangkan, atau bahkan ingin diakui dan mengejar eksistensi. FOMO dapat menyebabkan dampak negatif, diantaranya adalah rasa insecure, bertindak impulsif, dan dapat mengganggu produktivitas. Terdapat beberapa tips untuk mengatasi FOMO pada remaja, diantaranya adalah melakukan journaling, mencari kegiatan positif lainnya, mengobrol bersama teman, mengembangkan hobi diri sendiri, menikmati setiap proses kegiatan yang tengah dilakukan, dan membangun pemikiran yang positif, seperti semua yang telah dilakukan adalah sebuah peluang masing-masing manusia, bukan suatu kewajiban yang perlu untuk selalu diikuti.