Segenap civitas akademika Binus University sangat bergembira dengan pencapaian yang didapatkan baru-baru ini. Apalagi kalo bukan terkait peringkat terbaru World University Ranking (WUR) yang dikeluarkan oleh Times Higher Education (THE). Menurut THE, Binus University menempati peringkat 1201-1500 universitas kelas dunia. Peringkat ini sejajar dengan universitas lainnya di Indonesia seperti Universitas Airlangga, ITB, Universitas Gadjah Mada, IPB, Universitas Sebelas Maret, Universitas Syiah Kuala dan ITS, Surabaya. Pencapaian ini layak dirayakan, karena dari jajaran universitas Indonesia yang berada di jajaran tersebut, Binus adalah satu-satunya perguruan tinggi swasta.

Capaian peringkat yang sangat baik versi THE tersebut, sekaligus melengkapi pencapaian Binus via peringkat QS Top University Ranking yang telah dikeluarkan sebelumnya, di mana binus menempati peringkat 1001-1200 dunia.

Capaian peringkat kelas dunia versi THE dan QS tersebut tentu semakin meneguhkan posisi Binus University sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia. Namun demikian tentu ada banyak pihak yang ingin tahu lebih dalam, bagaimana cara mengukur kedua sistem pemeringkatan tersebut? Apa makna dari peringkat tersebut? Lalu bagaimana dampak dan manfaat peringkat tersebut bagi para mahasiswa? Berikut penjelasan dan ulasannya.

 

Pengukuran: THE dan QS Ada Metodologinya Masing-Masing

Kedua Lembaga pemeringkat ini menggunakan dua sumber data utama, pertama data yang bersumber dari responden pengisi kuesioner (data primer) dan bersumber dari pangkalan data yang diberikan penyedia data (data sekunder). Data yang dihimpun kemudian dibagi pembobotannya berdasarkan dengan kriteria yang dinilai. Untuk THE misalnya, bobot dibagi ke dalam lima kriteria utama: Pengajaran (28,5%), Lingkungan Riset (30%), Kualitas Riset (30%), Internasionalisasi (7,5%) dan Relasi Industri (4%). Bisa dilihat bahwa bobot riset menempati porsi terbesar – sampai 60%. Untuk QS, kriteria pembobotannya sebagai berikut: Survei Reputasi Akademik (40%), Survei Reputasi Industri (10%), Rasio Dosen dan Mahasiswa (20%), Dampak Penelitian (20%) dan Rasio Mahasiswa Internasional (5%) serta Rasio Dosen Internasional (5%). Di tahun 2023, QS melakukan penambahan kriteria, dengan memasukkan komponen Keberlanjutan (Sustainability): 5%, Employment Outcome: 5% dan International Research Network (5%). Bisa dipahami bahwa kedua model pemeringkatan ini memiliki pendekatan kriteria yang sedikit berbeda satu sama lain. Namun terlihat bahwa fokus kedua Lembaga ini ada di aspek reputasi riset dan reputasi akademik.

 

Makna Peringka Dunia

Memasuki peringkat dunia memiliki makna yang jelas. Artinya, Binus dan universitas yang masuk ke dalam peringkat tersebut sudah memenuhi standar dan memiliki kualitas dunia. Standar dan kualitas dunia ini konsisten dengan bagaimana pengukuran yang dijelaskan sebelumnya. Artinya, jika kita bicara mengenai riset para dosen dan mahasiswa misalnya, hasil penelitian Binus University baik dari sisi kualitas dan kuantitas, telah diakui oleh dunia. Begitu juga dari sisi reputasi akademik, mulai dari kurikulum, capaian pembelajaran dan juga para pengajarnya. Dari sisi employer, juga bisa dimaknai bahwa lulusan Binus telah diakui oleh pasar dunia kerja, baik nasional maupun internasional. Singkat kata, banyak kriteria utama dan ukuran yang ada bisa dipenuhi oleh Binus University, sehingga keberadaan Binus bisa diakui dan masuk dalam peringkat papan atas tersebut.

 

Manfaat Peringkat Dunia bagi Mahasiswa

Memilih universitas yang masuk dalam peringkat world class memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa. Pertama, memudahkan para lulusannya untuk meningkatkan kariernya di luar negeri. Ini karena universitasnya sudah dikenal dan memiliki reputasi yang baik di mata perusahaan dan industri mancanegara. Kedua, dengan memiliki peringkat kelas dunia, maka akan membuka akses bagi para mahasiswa untuk studi di luar negeri. Studi di luar negeri ini bisa dalam bentuk exchange (pertukaran mahasiswa), study abroad (luar negeri), maupun studi lanjut ke jenjang yang lebih tinggi (master program). Saat ini, memang ada lebih dari 100 universitas mitra  yang membuka akses kesempatan ini bagi para mahasiswa Binus University. Ketiga, dengan peringkat universitas kelas dunia, maka mendorong kualitas Pendidikan dan pengajaran yang lebih baik dan sesuai dengan standar kelas dunia. Ini artinya para dosen, mahasiswa dan segenap staf pendukung yang ada selalu berupaya untuk mendedikasikan dirinya di level yang disyaratkan oleh Lembaga pemeringkat tersebut. Ini kemudian berdampak pada kualitas akademik, kualitas layanan dan kualitas pemelajaran yang juga berstandar tinggi.

 

Nah, jika sudah bisa memahami model pengukuran, makna dan manfaat ranking universitas dunia tersebut, harusnya jadi makin mantap dong untuk masuk ke Binus University? Yuk buruan cek bagaimana caranya mendaftar untuk menjadi mahasiswa baru di Binus dan menjadi bagian dari komunitas kelas dunia. Ditunggu ya!

 

Oleh:

Gatot Soepriyanto Ph.D
Faculty Member School of Accounting, Binus University
Direktur Kampus Binus University @Bekasi

gsoepriyanto@binus.edu