Gen Z dan Tantangan Kesehatan Mental: Benarkah Mereka 'Kurang Tangguh'?

Ada anggapan yang telah meluas bahwa generasi saat ini, yang dikenal sebagai Generasi Z atau Gen Z (kelahiran 1997-2012), “kurang tangguh” dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, apakah anggapan ini benar adanya? Mari kita telaah lebih dalam.

Mengutip artikel yang dikeluarkan oleh Republika.id, ketangguhan mental masing-masing generasi bisa didefinisikan berdasarkan sejumlah faktor yang kompleks. Terkait kondisi mental, survei yang dilakukan oleh McKinsey Health Institute di Amerika Serikat telah mengungkapkan bahwa secara keseluruhan, Gen Z mengalami kondisi mental yang lebih buruk dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Hasil survei ini mencerminkan kenyataan yang mengkhawatirkan. Menurut survei tersebut, lebih banyak responden Gen Z yang melaporkan kesehatan mental, sosial, dan spiritual yang lebih buruk dibandingkan generasi lainnya.

Sebagai ilustrasi, survei tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 18 persen dari Gen Z melaporkan kondisi mental yang buruk atau sangat buruk. Untuk perbandingan, persentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan generasi lainnya, seperti milenial sebanyak 13 persen, Gen X sebanyak 11 persen, dan baby boomers hanya enam persen.

Namun, survei McKinsey juga menyoroti fakta bahwa penggunaan program kesehatan mental secara digital masih belum dimanfaatkan secara luas, termasuk di Indonesia, dengan hanya sekitar 25 persen penggunaan program digital serupa. Hal ini mengindikasikan perlunya lebih banyak dukungan dan aksesibilitas dalam hal kesehatan mental di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Nelly Sari, Head of Business and Marketing Clinics Prodia, juga mencermati kondisi kesehatan jiwa di Indonesia berdasarkan survei dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) pada tahun 2010. Data tersebut menunjukkan bahwa sekitar 64,8 persen dari 4.010 pengguna yang disurvei mengalami masalah psikologis.

Dari jumlah orang yang mengalami masalah psikologis tersebut, sekitar 71 persen adalah perempuan dan 29 persen laki-laki. Gangguan kesehatan mental yang paling umum mencakup gangguan kecemasan (65 persen), depresi (62 persen), dan trauma (75 persen). Angka kejadian tertinggi terlihat pada usia 17-29 tahun dan pada rentang usia lebih dari 60 tahun.

Kesimpulannya, perdebatan seputar apakah Generasi Z “kurang tangguh” atau tidak memerlukan pendekatan yang lebih mendalam dan beragam. Kondisi mental yang memburuk di kalangan Gen Z mungkin merupakan indikator masalah yang lebih besar dalam masyarakat kita, yang memerlukan perhatian serius.

Dengan menyadari tantangan kesehatan mental ini, kita dapat bekerja bersama untuk memberikan dukungan yang lebih baik dan mengatasi permasalahan tersebut, menjadikan Generasi Z dan seluruh generasi, lebih tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan.