Beberapa tahun terakhir dunia komik Indonesia sedang mengalami peningkatan baik dalam jumlah kualitas, kuantitas maupun popularitas. Salah satu jenis komik yang sedang populer adalah komik strip. Komik Strip adalah beberapa gambar yang memiliki cerita dan alur, gambar-gambar ini kadang-kadang disertai dengan tulisan atau balon kata yang berisikan cerita dari gambar tersebut [1]. Pada masa kemunculan pertamanya pada abad 20 komik strip disebarkan kepada para pembaca lewat rubrik kecil yang terdapat di koran atau majalah. Komik ini umumnya bertemakan komedi atau kritik sosial dan politik. Seiring perkembangan teknologi saat ini komik strip banyak memanfaatkan internet dalam bentuk konten di media sosial atau web khusus yang mengakomodasi para penulis komik untuk mempublishkan karyanya.

Komik Strip “Oom Pasikom” yang Dipublikasikan Lewat Koran “Kompas” sejak 1967

Dengan semakin mudah dan murahnya para illustrator untuk mempublikasikan karya komik strip ciptaannya, kini komik strip tidak hanya dimonopoli oleh illustrator ternama, namun para illustrator pemula dengan berbagai rentang usia mampu mempublikasikan komik strip milik mereka secara independen. Tidak seperti pada jaman dahulu ketika komikus harus diseleksi secara ketat untuk dapat mempublikasikan karya mereka di koran, saat ini komikus dapat membuat fanpage milik mereka pribadi lewat akun media sosial milik mereka seperti facebook dan instagram. Komikus-komikus independen ini tidak terikat dengan lembaga atau produk yang mengharuskan mereka untuk memproduksi komik dengan tema tertentu atau dalam jangka waktu tertentu. Mereka dapat dengan fleksibel menentukan konten dan waktu publikasi mereka sehingga para komikus yang umumnya menekuni dunia komik sebagai kegiatan sampingan memiliki kebebasan untuk mengatur waktu antara pekerjaan utama mereka dengan waktu pengerjaan komik mereka.

Komik Strip online dapat menjadi ajang untuk para komikus pemula untuk mencari pengalaman dan jati diri mereka sebagai seorang komikus. Kritik dan saran yang mereka terima dari pembaca dapat mereka refleksikan yang bermanfaat bagi perkembangan cerita, karakter, kemampuan dan gaya menggambar maupun teknik publikasi komik online milik mereka. Meskipun nampaknya tidak menghasilkan uang secara langsung, para komikus online yang konsisten dalam berkarya seringkali dibidik oleh beberapa produk untuk menjadi brand ambasador mereka. Karya komikus online yang cukup terkenal dan memiliki banyak follower seperti “Masdimboy” dan “Maghfirare” sering digunakan oleh beberapa produk untuk mempromosikan produk mereka dengan teknik soft selling (menyelipkan konten iklan dalam cerita komik). Kesempatan untuk menjadi brand ambasaddor produk-produk komersial ini tentu dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi komikus online yang umumnya memiliki pekerjaan lain di luar dunia komik.

Komik Strip “Masdimboy” yang Menjadi Brand Ambassador Produk Es Krim “Wall’s”

Bentuk komersialisasi komik online tidak hanya terbatas pada bentuk brand ambasador, komikus yang konsisten dalam berkarya dan memiliki konten yang baik memiliki kesempatan untuk mengembangkan konten komik mereka menjadi karya yang sangat bernilai. Beberapa komikus online berhasil menjadikan karakter dan cerita komik miliknya menjadi intelectual property yang menhasilkan nilai nominal puluhan hingga ratusan juta rupiah. Beberapa contoh komikus online independen yang sukses menjadikan karya-karya mereka sebagai produk desain dengan nilai puluhan juta rupiah adalah Faza Meonk dan Sweta Kartika. Faza Meonk berhasil menjadikan karakter ciptaanya “Si Juki” menjadi intelectual property yang mendatangkan omset puluhan juta rupiah setiap bulannya. Sedangkan Sweta Kartika dapat dengan konsisten menghasilkan karya-karya komik strip online yang pada akhirnya dapat dikompilasi dan menjadi beberapa judul komik berseri yang sampai diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Komik “Si Juki” Karya “Faza Meonk” yang Bermula Dari Komik Strip Online

Source:

Robinson, Jerry. (1974). “The Comics: An Illustrated History of Comic Strip Art” . G. P. Putnam’s Sons