Uses and Gratification Theory Part I
Data dari lembaga survei Nielsen menyebutkan bahwa jumlah penonton televisi terus menurun dari waktu ke waktu. Penurunan ini bahkan bisa mencapai 8,4 juta orang per menitnya. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah pengguna media digital yang terus meningkat, sekitar 8,5 juta orang per menitnya. Sebuah artikel dari republika.go.id menyebutkan bahwa pemirsa televisi kini lebih banyak menghabiskan waktu pada smartphone atau tablet yang terhubung dengan jaringan internet. Kebiasaan menonton televisi telah tergantikan dengan penggunaan layanan streaming seperti Netflix atau YouTube.
Fenomena semacam ini tanpa kita sadari mungkin juga terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti yang dialami oleh seorang mahasiswa, sebut saja Mawar. Setelah menjalani hari-hari yang melelahkan di bangku kuliah, Mawar pulang ke rumah dengan tujuan ingin beristirahat di kamarnya yang nyaman. Ia membuka smartphone miliknya, lantas mulai mencari-cari tontonan di YouTube yang menarik perhatiannya. Bosan menonton YouTube, Mawar membuka aplikasi Netflix untuk mencari film atau serial yang disukainya.
Tidak lama kemudian, teman Mawar mengirim pesan singkat melalui WhatsApp dan mengajaknya pergi menonton film Dr. Strange di bioskop. Mawar pun kebingungan. Di satu sisi ia ingin menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan tidak ingin ketinggalan momen atau menjadi FOMO (Fear of Missing Out). Namun di sisi lain ia harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli tiket dan popcorn kesukaannya, belum lagi biaya ojek online untuk sampai ke sana. Mawar mulai memikirkan dua pilihan hidup yang terpampang nyata di depannya sekarang. Apakah sebaiknya ia rebahan sambil nonton Netflix di rumah saja, atau bangun dan menyusul teman-temannya pergi ke bioskop?
Sumber :
https://www.republika.co.id/berita/o0vsw59/nasib-televisi-di-era-internet
Richard West, L.H. (2012). Introducing Communication Theory: Analysis and Application. Mc Graw Hill.