Strategi Soft Selling dalam Periklanan
Soft selling adalah pendekatan pemasaran yang mengedepankan hubungan emosional dengan audiens alih-alih promosi agresif. Teknik ini fokus pada edukasi, storytelling, dan solusi masalah, sehingga konsumen tidak merasa “dipaksa” untuk membeli. Menurut HubSpot, strategi ini efektif untuk membangun kepercayaan jangka panjang, terutama di era digital di mana konsumen jenuh dengan iklan langsung.
Contoh penerapannya dapat dilihat dari kampanye Nike “Find Your Greatness” yang menyoroti kisah inspiratif orang biasa, bukan produk. Pendekatan serupa dilakukan Coca-Cola dengan kampanye “Share a Coke” yang mencetak nama pelanggan di botol, meningkatkan interaksi di media sosial. Di Indonesia sendiri, Tokopedia menggabungkan konten hiburan dan music show untuk menarik minat tanpa terkesan promosi.
Keunggulan soft selling terletak pada kemampuannya membangun brand awareness dan loyalitas. Studi GE Capital Retail Bank menunjukkan 81% konsumen melakukan riset online sebelum membeli, sehingga iklan yang mengedukasi dan menghibur lebih mudah diingat. Misalnya, Lifebuoy menggunakan storytelling tentang pentingnya cuci tangan, sementara Marjan mengemas iklan Ramadan dengan animasi berkualitas tinggi yang menyentuh emosi.
Bagi mahasiswa di bidang pemasaran, kunci sukses soft selling adalah riset pasar yang mendalam dan juga adanya kreativitas konten. Sedangkan bagi para pelaku bisnis penting untuk memahami demografi audiens, kemudian menyajikan informasi melalui storytelling ataupun testimoni yang relevan. Sedangkan bagi para pemilik UMKM dapat memanfaatkan dengan biaya terbatas, misalnya lewat media sosial yang menampilkan tips bermanfaat ataupun memberikan diskon.
Penulis: Viola Angelica Citra
Penyunting: Adhi Murti Citra Amalia H
Comments :