Social Exchange Theory (Teori Pertukaran Sosial) – The Introduction
Istilah Prokontra dalam Sebuah Komunikasi
Istilah pro dan kontra atau keuntungan dan kerugian pasti tidak asing di benak kita semua. Pada konteks sosial dan komunikasi, konsep tersebut berlaku di teori pertukaran sosial untuk menilai interaksi dan hubungan antar individu dan dinamikanya. Teori tersebut mendasari analisis cost-benefit atau biaya dan keuntungan pada suatu hubungan dan mengetahui apakah seseorang lebih baik meninggalkan hubungan atau melanjutkannya.
Pengertian Teori Pertukaran Sosial
Teori Pertukaran Sosial adalah pendekatan yang berfokus pada bagaimana individu membuat keputusan dalam konteks interaksi sosial berdasarkan perhitungan keuntungan dan kerugian. Teori ini berpendapat bahwa individu terlibat dalam hubungan sosial untuk mendapatkan manfaat dan menghindari kerugian. Prinsip dasar teori ini mirip dengan konsep dalam ekonomi, di mana individu berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal dari investasi mereka dalam hubungan sosial.
Teori ini berakar pada pemikiran awal oleh para ahli seperti George Homans dan Peter Blau. Homans, dalam karya-karyanya pada tahun 1960-an, mengembangkan teori ini berdasarkan ide bahwa interaksi sosial dapat dijelaskan melalui prinsip-prinsip ekonomi sederhana. Blau kemudian memperluas teori ini dengan menekankan peran struktur sosial dan status dalam proses pertukaran.
Teori tersebut dapat diterapkan pada segala bentuk hubungan yang memiliki nilai ekonomis, karena pada dasarnya setiap hubungan akan membutuhkan usaha dan biaya di samping keuntungan atau manfaat yang diterima. Biaya di sini tidak hanya merujuk ke uang namun juga waktu dan tenaga. Pada setiap hubungan, kedua pihak perlu memberikan upaya dan waktu agar hubungan berjalan dengan baik. Sebagai gantinya, tentunya hasil positif akan diharapkan.
Sebagai contoh, pada hubungan persahabatan, ada kalanya mereka mengalami perdebatan dan perselisihan, atau saat mereka kehilangan waktu belajar dan menghabiskan waktu dan uang untuk bersenang-senang. Namun karena faktor kenyamanan dan dukungan moral yang didapatkan dalam jangka waktu yang lama, hubungan tersebut akan terjaga dan semua biaya atau cost yang dikeluarkan akan setimpal karena ada lebih banyak manfaat yang mereka rasakan.
Setiap hubungan juga akan melalui tahap evaluasi ketika kedua pihak menimbang nilai dari hubungan tersebut setelah periode waktu tertentu. Dalam proses tersebut, akan diputuskan apakah manfaat yang dirasa dari sebuah hubungan sebanding dengan upaya (termasuk tenaga, waktu, biaya) yang dikeluarkan jika hubungan itu berlanjut. Katakanlah sebuah hubungan antar pasangan awalnya berjalan lancar dan membawa dampak positif bagi hidup anda sehingga anda melanjutkannya. Namun setelah sekian lama, anda mendapati pasangan anda memanfaatkan kebaikan anda dan membuat anda merasa sangat tidak nyaman atas perlakuannya. Maka hasil evaluasi dapat berubah dan anda mungkin akan bertindak untuk mengakhiri/meninggalkannya.
Pada akhirnya, setiap hubungan berbeda-beda bergantung pada kondisi, lingkungan, dan individu di dalamnya. Teori pertukaran sosial ini dapat membantu individu untuk lebih memahami nilai dari suatu hubungan dan cara mengevaluasinya.
Prinsip Dasar Teori Pertukaran Sosial
- Manfaat dan Biaya: Prinsip utama Teori Pertukaran Sosial adalah bahwa individu mengevaluasi hubungan sosial berdasarkan manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Manfaat dapat berupa dukungan emosional, materi, atau sosial, sementara biaya bisa berupa waktu, usaha, atau sumber daya lainnya. Individu akan cenderung mempertahankan hubungan yang memberikan manfaat lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
- Perhitungan Rasional: Teori ini menganggap bahwa individu bertindak secara rasional dalam membuat keputusan mengenai hubungan sosial. Artinya, mereka akan mengevaluasi berbagai pilihan berdasarkan potensi manfaat dan biaya yang terlibat, dan memilih opsi yang memberikan hasil terbaik.
- Timbal Balik: Interaksi sosial di dalam teori ini sering kali melibatkan prinsip timbal balik, di mana individu mengharapkan imbalan atas kontribusi yang mereka berikan dalam hubungan. Jika individu merasa bahwa kontribusi mereka tidak mendapatkan imbalan yang sesuai, mereka mungkin merasa tidak puas dan mencari alternatif lain.
- Kesetaraan dan Keadilan: Kesetaraan dan keadilan dalam hubungan sosial juga merupakan elemen penting dalam teori ini. Individu cenderung mencari hubungan yang adil di mana kontribusi dan imbalan dianggap seimbang. Ketidakseimbangan dalam hubungan dapat menyebabkan ketidakpuasan dan konflik.
Aplikasi Teori Pertukaran Sosial
Teori Pertukaran Sosial telah diterapkan dalam berbagai bidang untuk memahami dinamika hubungan interpersonal dan sosial. Berikut adalah beberapa aplikasi penting dari teori ini:
- Hubungan Pribadi: Dalam hubungan pribadi, seperti pernikahan atau persahabatan, Teori Pertukaran Sosial dapat menjelaskan bagaimana individu mengevaluasi kepuasan dalam hubungan berdasarkan manfaat dan biaya yang dirasakan. Misalnya, pasangan dalam hubungan pernikahan mungkin mengevaluasi kepuasan mereka berdasarkan dukungan emosional dan materi yang mereka terima dibandingkan dengan upaya dan waktu yang mereka investasikan.
- Lingkungan Kerja: Dalam konteks lingkungan kerja, teori ini dapat digunakan untuk memahami motivasi karyawan dan dinamika hubungan antara atasan dan bawahan. Karyawan mungkin mengevaluasi kepuasan kerja mereka berdasarkan imbalan yang mereka terima, seperti gaji, tunjangan, dan peluang karir, dibandingkan dengan tuntutan pekerjaan dan stres yang mereka alami.
- Relasi Sosial dan Politik: Teori Pertukaran Sosial juga diterapkan dalam analisis hubungan sosial dan politik. Misalnya, hubungan antara pemilih dan politisi dapat dipahami sebagai pertukaran di mana pemilih memberikan dukungan atau suara mereka dengan harapan mendapatkan kebijakan atau program yang menguntungkan mereka.
- Organisasi Sosial dan Komunitas: Di tingkat organisasi sosial dan komunitas, teori ini dapat menjelaskan bagaimana individu berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan organisasi berdasarkan manfaat yang mereka peroleh, seperti rasa pencapaian atau dukungan sosial.
Perkembangan dan Kritik terhadap Teori Pertukaran Sosial
Sejak diperkenalkan, Teori Pertukaran Sosial telah mengalami perkembangan dan variasi. Beberapa ahli telah mengembangkan teori ini lebih lanjut dengan memperkenalkan konsep-konsep baru atau mengadaptasi teori untuk konteks yang berbeda. Namun, teori ini juga telah menerima kritik dari berbagai perspektif.
- Perkembangan Teori: Salah satu perkembangan penting dari Teori Pertukaran Sosial adalah integrasi konsep-konsep dari psikologi sosial dan teori pertukaran yang lebih kompleks. Misalnya, teori ini telah diperluas untuk mencakup dimensi emosional dan kognitif dari pertukaran sosial, serta peran norma sosial dan budaya dalam mempengaruhi keputusan individu.
- Kritik terhadap Teori: Beberapa kritik terhadap Teori Pertukaran Sosial mencakup klaim bahwa teori ini terlalu fokus pada perhitungan rasional dan tidak cukup mempertimbangkan faktor-faktor emosional dan sosial yang mempengaruhi hubungan. Kritik lainnya menyatakan bahwa teori ini mungkin tidak sepenuhnya mengakomodasi kompleksitas dan variasi dalam hubungan manusia, terutama dalam konteks hubungan yang bersifat altruistik atau berbasis nilai-nilai sosial.
Alternatif Teori: Selain kritik terhadap teori ini, beberapa alternatif teori juga telah dikembangkan untuk memahami hubungan sosial. Misalnya, Teori Pertukaran Sosial dapat dibandingkan dengan Teori Koneksi Sosial atau Teori Jaringan Sosial, yang fokus pada struktur hubungan dan konektivitas dalam jaringan sosial.
Baca Juga : 7 Cara untuk Menjalin Relasi dengan Sponsorship
Reference
What Is Social Exchange Theory?. (2018). https://socialwork.tulane.edu/blog/social-exchange-theory/
Penulis
Anindya Widita