Belajar Komunikasi Verbal melalui Kode-kode dalam Film The Guilty (Netflix)

Kita semua tahu bahwa komunikasi sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan sehari-hari. Tanpa komunikasi kita tidak bisa apa-apa. Seperti contoh yang paling dekat adalah saat kita ingin meminta pertolongan. Orang lain tidak akan pernah tahu kita membutuhkan pertolongan kalau kita hanya diam tanpa mengkomunikasikannya. Dan dalam menyampaikannya jelas ada kaitannya dengan media, yang dimana memang layaknya wadah untuk berkomunikasi. Media sudah mengalami perkembangan yang pesat hingga terhitung saat ini. Lalu apa yang terjadi akibat perkembangan media dengan komunikasi yang kita lakukan sehari-hari?

The Guilty menggambarkan bagaimana perkembangan media mampu mempermudah proses komunikasi. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana seseorang mampu meminta pertolongan hanya dengan berkomunikasi melalui telepon. Joey, seorang polisi detektif yang dimutasi sementara karena sebuah masalah ke bagian penerima telepon emergency 911. Dan disana dia harus menerima panggilan darurat dari seorang wanita bernama Emily. Sepanjang film berlangsung, kegiatan yang menjadi sorotan adalah komunikasi yang mereka lakukan menggunakan media telepon. Walaupun memang akibat dari perkembangan media yang terjadi mampu mempermudah proses komunikasi yang tadinya jika jarak jauh tidak bisa dan sekarang menjadi bisa, namun tetap saja dalam prosesnya akan ada noise-noise yang bermunculan sehingga menimbulkan miskomunikasi. Terjadinya miskomunikasi ini dapat dibedah dengan salah satu dari banyaknya teori komunikasi, yakni teori interaksi simbolik. Sederhananya teori interaksi simbolik membahas perihal hubungan antar manusia dengan manusia dalam memahami simbol-simbol yang ada. Pesan yang disampaikan oleh kedua pihak baik Joey dan Emily merupakan wujud dari simbol. Ada tiga kunci utama dalam teori ini, pertama adalah mind. Kunci ini adalah dimana manusia menyimpan informasi-informasi yang ada kemudian mengolahnya sehingga mampu menggunakan simbol dan memahaminya dengan tepat. Kunci kedua adalah self, dimana kita mampu merefleksikan diri dan menempatkan diri pada orang lain. Jadi saat proses komunikasi berlangsung, dalam memahami simbolnya kita mampu menempatkan diri kita pada keadaan lawan bicara. Dan kunci yang ketiga adalah society, dimana masyarakat merupakan tempat individu mempelajari informasi-informasi yang ada di sekitar.

Their interactions with him tell him who he is, Granberg 2011 (dalam West & Turner, 2020). Cara berinteraksi yang berbeda antara Joey dan Emily memperlihatkan bahwa memang mereka datang dari latar belakang yang berbeda kemudian diharuskan saling memahami simbol-simbol yang ada diantara mereka. Joey cenderung to the point karena dia merupakan seorang polisi, sedangkan Emily yang bertele-tele karena dia hanyalah warga biasa. Dari perbedaan tersebut, sepanjang film mereka mampu saling memahami simbol-simbol yang ada, meskipun harus terjadi beberapa miskomunikasi. Seperti di bagian awal, saat Emily pertama kali menelepon 911, dia terus menerus mengatakan “sayang”. Padahal 911 hanya untuk panggilan darurat. Namun karena Joey menerapkan kunci utama teori interaksi simbolik, dia pun langsung peka dan paham bahwa kata “sayang” merupakan kode tersendiri dari Emily bahwa dia memang butuh pertolongan. Kemudian perihal bahwa memang komunikasi akan selalu ada noise, jadi walaupun memang sudah di zaman media yang berkembang pesat, noise akan tetap ada. Diperlihatkan kembali dalam film The Guilty, dimana karena proses komunikasi dilakukan melalui media telepon, sehingga pesan-pesan nonverbal tidak terlihat. Joey merasa kesulitan untuk memahami pesan Emily karena dia tidak secara langsung berkomunikasi dengan dia. Untuk mengetahui lebih jauh filmnya, silahkan ditonton di Netflix.

Perkembangan pada media memang memudahkan proses komunikasi yang tadinya jika jarak jauh tidak memungkinkan menjadi bisa dilakukan. Namun tidak menutup kemungkinan akan tetap menimbulkan noise-noise. Selagi kita mampu menyimpan dan mengolah informasi-informasi yang ada, serta merefleksikan diri saat berkomunikasi, maka proses pemahaman pesan-pesan yang muncul akan lebih mudah dan tepat.

Fauziyyah Saripuddin (2501978105)