Apa Itu Komunikasi Toksik? (2)

Selanjutnya, sikap defensif merupakan bentuk pertahanan dan pembelaan diri. Jenis komunikasi negatif ini muncul sebagai respons atas ucapan lawan yang menyinggung diri kita. Dalam kasus ini, orang menolak perkataan pihak lawan dan mencari alasan untuk membenarkan diri. Hal ini sering dilakukan oleh orang yang egois dan selalu mementingkan kebaikannya sendiri.

Terakhir, penghalang (stonewalling) berarti menggunakan metode diam dibandingkan berkomunikasi secara aktif. Beberapa orang cenderung menganggap bahwa tetap diam merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah daripada terus merespons ucapan orang lain. Padahal, hal itu merupakan penghalang penyelesaian konflik dalam suatu hubungan karena merendahkan pihak lain secara tidak langsung sehingga mereka merasa tidak dihargai.

Berdasarkan penjelasan tersebut, toxic communication merupakan suatu tantangan yang dapat timbul dalam keberlangsungan sebuah hubungan. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengatasi hal tersebut agar tidak menjadi ancaman serius yang dapat menghancurkan relasi atau ikatan yang sudah terjalin sebelumnya. Alternatif yang bisa dilakukan adalah berusaha untuk menciptakan komunikasi yang baik. Tiap individu sebaiknya mengutarakan perasaan, kebutuhan, keinginan, dan harapannya dengan cara yang bijaksana serta berpikiran secara terbuka kepada orang lain sehingga muncul solusi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi persoalan yang ada. Lalu, pengelolaan emosi yang baik juga perlu dibina sebaik mungkin agar seseorang tidak mudah terpengaruh oleh suasana negatif di lingkungan sekitar. Selain itu, mendengarkan ucapan lawan bicara dengan saksama akan membuat mereka merasa lebih dihargai sehingga dapat membantu meminimalisir terjadinya toxic communication. Dengan demikian, hubungan yang ada tentu bisa bertahan lama sekaligus menjadi lebih kuat dan sehat. Pihak-pihak di dalam relasi tersebut pun dapat saling memahami dan meningkatkan kebahagiaan di antara mereka.

Itulah penjelasan mengenai toxic relationship dan berbagai jenis-jenisnya. Apakah kalian pernah melakukan atau menjadi korban dari perilaku ini? Semoga pengalaman ini tidak akan terulang lagi di masa depan.

 

Penulis: Carolina Florence (Binusian Communication 2024)

Editor: Lila Nathania, S.I.Kom., M.Litt.