Thematic Analysis membantu peneliti menemukan pola makna dalam kumpulan data kualitatif. Dalam pendekatan reflektif, metode ini tidak hanya mencari tema yang muncul, tetapi juga memahami bagaimana makna-makna tersebut terbentuk dan terhubung dalam konteks penelitian. Keunggulan utama dari TA adalah fleksibilitasnya. Metode ini dapat diterapkan pada berbagai jenis data seperti wawancara, survei terbuka, atau analisis media. Selain itu, TA tidak terikat pada teori tertentu, sehingga bisa digunakan oleh berbagai disiplin ilmu.

Menurut Braun dan Clarke, ada enam tahap utama dalam TA. Pertama, familiarisasi dengan data, yaitu membaca dan memahami data secara menyeluruh. Kedua, membuat kode dengan menandai bagian data yang memiliki makna penting. Ketiga, mencari tema awal dengan mengelompokkan kode yang berkaitan menjadi tema potensial. Keempat, meninjau dan mengembangkan tema untuk memastikan bahwa tema yang ditemukan benar-benar mewakili data. Kelima, menentukan dan memberi nama tema dengan label yang jelas. Terakhir, menulis laporan untuk menyusun hasil analisis menjadi narasi yang jelas dan menarik.

Pendekatan reflektif dalam TA menekankan bahwa penelitian bukanlah proses objektif, melainkan melibatkan subjektivitas peneliti. Reflexivity atau refleksi diri menjadi elemen penting dalam metode ini, di mana peneliti harus menyadari bagaimana pengalaman dan perspektif mereka mempengaruhi proses analisis. Dalam TA, coding bukan hanya sekadar mengelompokkan data, tetapi juga memahami bagaimana kode-kode ini berinteraksi satu sama lain. Ada dua pendekatan utama dalam coding: induktif, yang berbasis pada data, dan deduktif, yang menggunakan teori yang sudah ada sebagai panduan.

TA sering dibandingkan dengan metode kualitatif lain seperti analisis wacana atau grounded theory. Perbedaannya terletak pada fleksibilitas TA, yang tidak mewajibkan penggunaan teori tertentu dan dapat digunakan untuk berbagai jenis penelitian. Meski begitu, ada beberapa kesalahan umum dalam TA yang perlu dihindari. Braun dan Clarke menyoroti beberapa di antaranya, seperti menggunakan tema sebagai kategori data tanpa mengembangkan pemahaman mendalam, tidak cukup reflektif terhadap subjektivitas dalam penelitian, dan mengabaikan proses revisi tema yang ditemukan.

Interpretasi dalam TA tidak hanya berfokus pada apa yang dikatakan responden, tetapi juga bagaimana dan mengapa mereka mengatakannya. Hal ini memungkinkan penelitian menghasilkan wawasan yang lebih dalam tentang subjek yang diteliti. TA banyak digunakan dalam penelitian akademik maupun dunia profesional. Di bidang komunikasi misalnya, metode ini bisa digunakan untuk menganalisis pola percakapan di media sosial atau memahami makna di balik kampanye pemasaran.

Reflexive journaling atau pencatatan reflektif adalah salah satu cara untuk memastikan kualitas dalam TA. Dengan mencatat proses berpikir selama penelitian, peneliti dapat lebih sadar akan bias mereka sendiri dan memastikan analisis yang lebih transparan. Laporan TA harus disusun dengan baik agar pembaca dapat memahami temuan penelitian dengan jelas. Braun dan Clarke menyarankan penggunaan kutipan data untuk mendukung analisis dan memastikan bahwa setiap tema dijelaskan dengan mendalam.

Seperti metode penelitian lainnya, TA juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah memastikan bahwa tema yang ditemukan benar-benar mencerminkan data dan bukan sekadar interpretasi subjektif peneliti. Oleh karena itu, penting untuk melakukan revisi dan validasi tema secara berkala. Metode ini dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin memahami pola dalam data kualitatif. Mahasiswa, akademisi, dan praktisi di berbagai bidang dapat memanfaatkan TA untuk menganalisis wawancara, diskusi kelompok, atau bahkan teks media sosial.

Thematic Analysis adalah metode yang kuat dan fleksibel untuk memahami data kualitatif. Dengan mengikuti pendekatan reflektif, peneliti dapat menghasilkan wawasan yang lebih kaya dan bermakna. Buku Thematic Analysis: A Practical Guide memberikan panduan komprehensif bagi siapa saja yang ingin mendalami metode ini, baik untuk keperluan akademik maupun profesional. Baca deh buku ini teman-teman binusian.

 

Salam,

R

 

Photo by jae Hail on Unsplash