Experiencing Sustainability: Binus Students Explore NUS Green Campus and Collaboration Initiatives (Part 1)

Keberlanjutan lingkungan, terutama di bidang pendidikan, menjadi perhatian utama di era modern saat ini. Universitas tidak hanya menyediakan pendidikan, tetapi juga bertindak sebagai penggerak perubahan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Sebagai lembaga yang memainkan peran penting dalam menciptakan generasi mendatang, Binus University memberi saya kesempatan untuk mengikuti program inisiatif kampus hijau selama tiga hari di Singapura. Tujuan program ini adalah untuk memungkinkan mahasiswa, guru, dan staf kampus berbagi pengetahuan dan melihat secara langsung bagaimana National University of Singapore berhasil menerapkan zero waste.

Program Inisiatif Kampus Hijau ini bertujuan untuk mengubah kampus menjadi lebih ramah lingkungan dari segi bangunan, penggunaan energi, efisiensi, dan kenyamanan. Program ini mencakup berbagai kegiatan seperti workshop, seminar, diskusi akademik, pengelolaan sumber daya yang efektif, tur kampus, dan peningkatan kesadaran lingkungan. Program inisiatif kampus hijau ini memiliki banyak aktivitas selama tiga hari, termasuk seminar, workshop, diskusi, kunjungan perusahaan, dan konseptualisasi.

Setibanya di NUS, kami disambut dengan pemandangan kampus yang luas dan hijau, yang dipenuhi dengan pepohonan. Salah satu yang bikin saya menarik itu sistem pengelolaan sampah di NUS. Terdapat lima jenis tempat sampah yang dirancang khusus untuk mempermudah proses pemilahan sampah: General Waste untuk sisa makanan dan minuman; Rinsed Bottles untuk botol sekali pakai; Rinsed Cans untuk kemasan kaleng; Rinsed HDPE untuk botol yang berisi cairan seperti produk mandi; dan Notes/Cardboard untuk kertas dan kardus. Masing-masing tempat sampah dilengkapi dengan instruksi visual di bagian atasnya, yang memudahkan mahasiswa untuk memastikan sampah ditempatkan di tempat yang benar. Pendekatan ini menunjukkan efektivitas penggunaan visual dibandingkan dengan instruksi tulisan semata, yang dapat meningkatkan pemahaman dan kepatuhan dalam pemilahan sampah.
Setelah melihat sebentar kampus NUS, peserta diundang kedalam ruangan khusus yang biasa digunakan buat conference/workshop untuk mengikuti workshop TALK on NET ZERO SDE Building and Green Campus yang menghadirkan pembicara ahli dari NUS, yaitu Prof. Wong Nyuk Hien dari department of the built environment, college of Design and Engineering. Workshop ini berfokus pada konsep bangunan dan arsitektur yang dimatangkan dalam program zero waste. Professor Wong Nyuk Hien menjelaskan konsep zero waste ini bukan hanya berfokus pada pengurangan limbah, melainkan mencakup penggunaan energi yang lebih efesien. Menurut beliau, zero waste yang dimaksud bukan benar-benar tidak ada energi yang dipakai sama sekali, melainkan lebih kepada pengurangan signifikan energi atau less zero energy.
Setelah sesi workshop, peserta diberikan kesempatan untuk mengikuti tur gedung SDE 4 yang dipandu oleh Prof. Johanes Widodo. Tur ini memungkinkan peserta untuk melihat secara langsung penerapan prinsip-prinsip yang telah dibahas selama workshop, serta mengamati desain dan teknologi inovatif yang diterapkan di gedung tersebut.
Selama tur, peserta diajak untuk menjelajahi berbagai ruangan yang dilengkapi dengan sensor gerak yang otomatis menyalakan lampu ketika ruangan digunakan. Prof. Johanes Widodo menjelaskan bahwa pemasangan sensor ini bertujuan untuk menghemat energi dan mengurangi kerepotan dalam mematikan lampu secara manual. Selain itu, peserta melihat sistem pengelolaan air hujan yang dirancang untuk mengolah air hujan menjadi air minum yang layak konsumsi. Tur juga mencakup kunjungan ke area atap gedung yang dipenuhi dengan panel surya. Prof. Widodo memberikan penjelasan tentang jenis material dan ukuran panel surya yang digunakan untuk gedung SDE 4, serta bagaimana teknologi ini berkontribusi pada efisiensi energi gedung.

 

Kevin