Green Campus Initiative: Mengupas Kebijakan Ramah Lingkungan di Binus University X NUS

Dalam era modern sekarang ini, keberlanjutan lingkungan menjadi salah satu fokus utama yang diprioritaskan, terutama di dunia Pendidikan. Universitas tidak hanya berfungsi sebagai pusat Pendidikan, tetapi juga sebagai agen perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Sebagai Lembaga yang berperan penting dalam menciptakan generasi mendatang, Binus university memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti program green campus initiative yang diselenggarakan di singapura selama empat hari. Program ini dirancang untuk mahasiswa, dosen, dan staf kampus bertukar pengetahuan dan melihat secara nayata bagaimana universitas National Singapura berhasil mengimplementasikan zero waste seacara efektif.

Lalu apa itu program green campus initiative?
Green campus initiative adalah sebuah program yang dirancang untuk menciptakan kampus yang lebih ramah lingkungan dari segi bangunan, penggunaan energi, efesiensi, dan kenyamanan dilingkungan sekitar. Program ini mencakup berbagai kegiatan seperti workshop, diskusi akademik, pengelolaan sumber daya yang efesien, tur campus dan peningkatan kesadaran lingkungan.
Selama Tiga hari pelaksanaan, program green campus initiative ini dipenuhi dengan berbagai kegiatan seperti: Seminar, workshop, discusion, company visit dan conceptualization.
Hari pertama acara dimulai dengan workshop “Talk on NET ZERO SDE Building and green campus” yang menghadirkan Prof. Wong Nyuk Hien dari NUS. Workshop ini berfokus pada konsep bangunan dan arsitektur dalam program zero waste, yang mencakup mengurangan limbah dan penggunaan energi yang efisien. Prof. Wong menjelaskan bahwa zero waste lebih mengarah pada pengurangan signifikan energi, bukan benar-benar nol. Bangunan di NUS dirancang untuk keberlanjutan, seperti penyembunyian lift untuk mendorong penggunaan tangga, serta menggunakan panel surya berkualitas tinggi yang tahan lama. Ruang konfrensi workshop dilengkapi system pendinginan efisien dengan high ceiling dan hybrid cooling, menghemat 10% energi. Bangunan NUS juga menggunakan kaca berlapis film khusus yang menyerap panas, menjaga suhu ruangan tetap nyaman.
Sesi BEAM Sharing dari mahasiswa National University of Singapore membahas program BEAM yang menggabungkan elemen bisnis, ekonomi, analitik, dan manajemen untuk pendekatan holistic dalam Pendidikan dan penilitian. BEAM bertujuan meningkatkan kesdaran iklim dan menemukan solusi praktis, serta berkolaborasi dengan NUS untuk menilai efek pulau panas perkotaan dan kenyamanan lingkungan.

Pada hari kedua dan ketiga, kegiatan dilanjutkan dengan membahas workshop aplikasi Steve tool dan environmental improvement concept creation yang dibawakan oleh Senior Research Dr. Marcel Ignatus. Workshop ini membahas lingkungan National University of Singapore dan perubahan iklim mikro di Singapura. Salah satu fokus utama adalah permaslahan suhu udara yang panas di Singapura, National University of Singapore mencari sebuah solusi yaitu melalui program “Cool NUS”. Program ini bertujuan untuk mengurangi suhu panas dengan menyerap sinar matahari dan memberikan insulasi tambahan pada bangunan. Salah satu bentuk hasil penelitian mereka adalah penerapan cool paint dan kaca film pada gedung-gedung dengan suhu tinggi. National university of Singapore (NUS) menggunakan kerangka BEAM (BEAM Framework) untuk mengukur suhu disetiap gedung secara real-time dengan menggunakan 40 units weather stations, 6 units infrared thermal cameras dan 3 units meteorological tower dibeberapa gedung NUS. Selain itu juga, Mahasiswa diajarkan cara menggunakan situs web BEAM DT di coolnus-beam.sg, dalam hal memonitor suhu gedung dan mengidentifikasi titik panas tertinggi.

 

Caca